Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen Sisiwa dengan Menggunakan
dipilih karena tema tersebut adalah hal yang pernah dialami siswa secara langsung sehingga siswa akan lebih mudah dalam menuangkan atau menemukan idennya.
Namun, cerpen yang dihasilkan siswa cenderung bersifat naratif dan sangat singkat. Seperti yang terdapat pada kutipan cerpen siswa 13 berikut ini.
Cerpen di atas menceritakan pengalaman siswa 13 saat tokoh aku merasa dikhianati oleh temannya karena masalah asmara. Namun, tulisan dari
siswa 13 tersebut kurang menarik. Pengarang hanya mengisahkan kisahnya secara langsung secara naratif bahkan cerita juga masih bersifat seadanya dan
tidak berkembang. Dari segi tema, tulisan di atas juga dirasa kurang tepat apabila dikisahkan, apalagi pengarang masih berusia di bawah umur.
Kreativitas pengembangan cerita merupakan kriteria yang penting dalam penulisan cerpen. Sebuah cerita apabila dikembangkan secara kreatif akan
membuat cerita tersebut menarik untuk dibaca. Dari hasil tulisan siswa pada saat pratindakan, terlihat bahwa siswa kurang terampil dalam mengembangkan ide
cerita dan memunculkan konflik pada ceritanya. Hal ini dapat bersama sama kita saksikan dari hasil tulisan siswa 15 berikut ini.
Data tersebut menunjukkan keterampilan siswa dalam
mengembangkan cerita dan memunculkan konflik yang belum jelas. Cerita yang disajikan belum dikembangkan dengan baik. Alur yang dibangun belum
menampilkan konflik karena cerpen hanya merupakan urutan peristiwa yang langsung dialami oleh pengarang sebagai tokoh utama.
2 Aspek Organisasi
Aspek organisasi meliputi unsur-unsur pembangun cerpen dan kelogisan urutan cerita. Pada saat melakukan proses pembelajaran pada tahap pratindakan,
siswa belum menyajikan gagasan ke dalam tema cerpen secara jelas. Selain itu unsur-unsur pembangun cerpen banyak yang tidak terdapat dalam karya tulisan
siswa. Dalam penyajian alur, penyajian belum ditampakkan secara jelas. Siswa
belum bisa menunjukan keruntutan alur peristiwa dengan baik. Seperti pada kutipan cerpen siswa berikut ini.
Dari cerpen di atas dapat dilihat bahwa penulis belum bisa menyajikan alur cerita yang jelas dan runtut, belum terlihat keruntutan antara penahapan alur,
konflik, serta klimaksnnya. Dari cerpen karya siswa 23, belum terlihat keterkaitan antar paragraf yang ditulis oleh siswa tersebut.
Selain cerpen karya siswa 23 di atas, ada cerpen yang belum jelas dalam memunculkan tokoh yang ada di dalamnnya, hal tersebut muncul dalam karya
cerpen siswa 15 berikut ini.
Dari cerpen di atas, belum ada tokoh yang ditampilkan secara jelas oleh penulis. Penulis hanya menyebutkan kata “kami” dan tidak ada tokoh lainnya
yang ditampilkan dalam karya tulisnnya sehingga cerita terlihat tidak berkembang dan tidak menarik untuk dibaca.
3 Aspek Kosakata
Aspek kosakata meliputi kesesuaian pemilihan diksi, pembentukan kata, dan kesesuaian pengungkapan yang ada di dalam cerpen. Berikut akan
ditampilkan cerpen siswa 21.
Dari cerpen di atas, terdapat kata “gak” yang kurang sesuai apabila digunakan. Selain itu terdapat kata “ ke bawa” yang berarti “ke bawah” namun
penulis hanya menuliskan “ ke bawa”. Kata “gak” seharusnnya dihanti dengan kata “tidak” agar sesuai dengan kata yang ada dalam KBBI.
Pada aspek kesesuaian memilih diksi, kesalahan juga terjadi pada karangan siswa 24 berikut ini.