meningkat dibanding hasil yang diperolah saat silus I yang mencapai angka 21,95. Aspek organisasi mencapai 16,17 sementara pada siklus I mencapai angka
13,91. Aspek kosakata pada siklus II mencapai angka 14,65 sedangkan pada siklus I mencapai angka 14,02. Aspek penggunaan bahasa pada siklus II
mencapai angka 14,43 sedangkan pada siklus I mencapai angka 12,71. Pada spek mekanik siswa berhasil mencapai angka 6,78 pada siklus II sedangkan pada
siklus I siswa mencapai angka 6,39. Hal ini menunjukan bahwa tindakan mendapatkan peningkatan hasil yang signifikan.
b. Refleksi
Dengan adanya implementasi tindakan dari siklus I dan siklus II, mahasiswa peneliti dan guru kolaborator melakukan evaluasi terhadap tindakan
yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil diskusi antara mahasiswa peneliti dan guru kolaborator, penggunaan model pembelajaran sinektik dan media film
pendek untuk pembelajaran menulis cerpen menunjukan peningkatan dari segi proses dan hasil secara signifikan. Peningkatan proses dapat dilihat dari
meningkatnya respon siswa dan kualitas pembelajaran dari siklus I hingga siklus II.
Hal ini dapat dilihat dari antusias siswa mengikuti proses pembelajaran, perhatian siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru,
keaktifan siswa selama proses pembelajaran dan terciptannya suasana belajar mengajar yang kondusif dan menyenangkan. Beberapa faktor tersebut
memperlihatkan peningkatan yang baik sehingga meningkatkan kualitas belajar. Selain itu, dari hasil observasi proses dan hasil, peningkatan kemampuan menulis
cerpen siswa menggunakan model pembelajaran sinektik dan media film pendek juga terlihat dari hasil angket pasca tindakan. Dapat diketahui perubahan menuju
proses yang lebih baik pada proses pembelajaran menulis cerpen.
Tabel 9. Hasil Angket Refleksi Pasca Tindakan
No. Pertanyaan
SS S
KS TS
1. Saya lebih mudah menulis cerita
pendek dengan model pembelajaran sinektik dan media film pendek.
14 siswa 60,86
9 siswa 39,13
- -
2. Model pembelajaran sinektik dan
media film pendek sangat membantu saya dalam menuangkan ide atau
gagasan dengan lancar. 14 siswa
60,86 8 siswa
34,78 1 siswa
4,34 -
3. Model pembelajaran sinektik dan
media film pendek benar-benar meningkatkan keterampilan menulis
cerita pendek saya. 10 siswa
43,47 13 siswa
56,52 -
- 4.
Saya menjadi lebih semangat menulis cerita pendek setelah
menggunakan model pembelajaran sinektik dan media film pendek.
11 siswa 47,82
11 siswa 47,82
1 siswa 4,34
- 5.
Apakah menurut anda penggunaan model pembelajaran sinektik dan
media film pendek membantu anda menemukan ide-ide dalam menulis
cerita pendek? 10 siswa
43,47 8 siswa
34,78 5 siswa
21,73 -
6. Setujukah anda jika model pembelajaran model pembelajaran
sinektik dan media film pendek digunakan dalam pembelajaran
menulis cerita pendek? 13 siswa
56,52 10 siswa
43,47 -
- 7.
Apakah anda lebih memilih model pembelajaran sinektik dan media
film pendek untuk pembelajaran menulis cerpen disbanding
menggunakan metode konvensional? 13 siswa
56,52 8 siswa
34,78 2 siswa
8,69 -
8. Saya lebih berminat menulis cerpen
menggunakan model pembelajaran sinektik dan media film pendek
dibanding metode konvensional 12 siswa
52,17 8 siswa
34,78 3 siswa
13,04 -
Dari hasil angket refleksi pasca tindakan, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model pembelajaran sinektik berbantuan media film pendek dapat