hakikatnya lebih penting daripada sarana bahasa itu sendiri. Oleh karena itu, tugas menulis hendaklah bukan semata-mata tugas untuk memilih dan manghasilkan
bahasa saja, melainkan bagaimana mengungkapkan gagasan dengan memergunakan sarana bahasa tulis secara tepat Nurgiyantoro, 2013: 423.
Penilaian menulis khususnya pada cerita pendek sebaiknya dilakukan secara objektif dan menyeluruh. Akan tetapi, permasalahan yang sering terjadi
adalah seseorang menilai dengan subjektif. Oleh sebab itu, peneliti menggunakan skala pengukuran yang mencakup aspek-aspek antara karangan yang satu dengan
yang lain supaya tidak terjadi subjektivitas. Adapun aspek pokok penilaian yaitu 1 isi, 2 organisasi dan penyajian isi, 3 gaya dan bentuk bahasa, 4 penggunaan
kosakata, dan 5 mekanik, tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian kali ini yaitu, Peningkatan Kemampuan Apresiasi Puisi Siswa kelas XI IPS I SMAN 2 Temanggung Melalui
Penerapan Model Sinektik. Penelitian ini dilakukan oleh Indah 2008. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa model sinektik dapat menuntun siswa untuk
lebih memaknai puisi apresiasi puisi. Melalui proses berpikir yang sesuai dengan tingkatan usia dan lingkungannya memang benar terbentuk dalam diri
siswa kelas XI IPS I SMA N 2 Temanggung. Melalui penerapan model sinektik dalam pembelajaran apresiasi puisi
siswa juga menjadi memiliki daya pengamatan yang peka dan kritis terhadap lingkungannya melalui media puisi. Dari penelitian yang telah dilakukan tersebut
juga dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan kemampuan apresiasi puisi siswa setelah dilakukan tindakan sampai dengan siklus II. Sebelum dilakukan tindakan,
nilai rerata siswa dalam kegiatan apresiasi puisi sebesar 57,5. Kemudian setelah dilakukan tindakan sampai dengan siklus II sebanyak empat kali tindakan nilai
rerata siswa menjadi 78,09. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa kemampuan apresiasi puisi siswa kelas XI IPS I meningkat sebesar 36,52.
Penelitian ini relevan karena sama-sama menggunakan model pembelajaran sinektik dalam pembelajaran. Sementara itu perbedaan dari kedua
penelitian ini terdapat pada variabel yang diukur. Pada penelitian tersebut model pembelajaran sinektik diterapkan untuk pembelajaran apresiasi puisi, sedangkan
dalam penelitian ini metode pembelajaran sinektik diterapkan dalam pembelajaran menulis cerpen. Perbedaan yang lain adalah pada tempat dan objek
penelitian.
C. Kerangka Pikir
Pada dasarnya keterampilan menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang paling rumit, sebab untuk dapat menulis dengan baik
dan benar seseorang harus terlebih dahulu menguasai keterampilan berbahasa yang lain. Adapun keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai yaitu keterampilan
menyimak, membaca, dan berbicara. Selain itu, dalam kegiatan menulis seseorang harus mahir menggunakan struktur kebahasaan, menguasai kosakata, keruntutan
pembahasan, dan memiliki tujuan yang jelas. Oleh sebab itu, pembelajaran keterampilan menulis di sekolah membutuhkan perhatian yang khusus.