Model Pembelajaran Kooperatif tipe GI Group Investigation

23 dan mempresentasikan laporannya di depan kelas. Langkah-langkah penerapan metode Group Investigation Kiranawati, 2007 dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Pemilihan Topik Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas task oriented groups yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik. 2. Merencanakan Kerjasama Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah 1 diatas. 3. Implementasi Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah 2. Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus- menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan. 4. Analisis dan Sintesis Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah 3 dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas. 24 5. Penyajian Hasil Akhir Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru. 6. Evaluasi Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya. Berikut ini tahapan – tahapan kemajuan siswa di dalam pembelajaran yang menggunakan metode Group Investigation untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut Slavin, 1995 dalam Siti Maesaroh 2005:29-30. Tabel 3 : Spesifikasi Group Investigation Spesifikasi Group Investigation Tahap I Mengidentifikasi topik dan membagi siswa kedalam kelompok Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas. Tahap II Merencanakan tugas Kelompok akan memberikan sub topik kepada seluruh anggota. Perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai. Tahap III Membuat penyelidikan Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok. Tahap IV Mempersiapkan tugas akhir Setiap kelomok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas Tahap V Mempresentasikan tugas akhir Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti Tahap VI Evaluasi Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan. 25 Slavin 2009: 217, juga menyatakan bahwa Peran guru dalam kelas yang melaksanakan proyek Group Investigation guru bertindak sebagai sumber dan fasilitator. Guru tersebut berkeliling diantara kelompok kelompok yang ada dan melihat bahwa mereka bisa mengolah tugasnya, mebantu bila mengalami kesulitan yang mereka hadapi dalam interaksi kelompok, termasuk masalah dalam kinerja kelompok. Peran guru ini dipelajari sebagai praktik sepanjang waktu seperti hanlnya peran siswa yang pertama dan terpenting adalah guru harus membuat model kemampuan komunikasi dan sosial yang diharapkan para siswa. Ada banyak kesempatan bagi guru sepanjang waktu untuk memikirkan berbagai variasi kepemimpinan seperti dalam diskusi atau dalam kelompok kecil. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa Group Investigation adalah salah satu metode coopertaive learning yang pendekatannya dengan membagi kelas menjadi beberapa kelompok heterogen yang kemudian melakukan investigasi mendalam terhadap sub - sub topik yang dipilih, dan kemudian menyiapkan laporan untuk dipresentasikan di depan kelas.

G. Metode Konvensional

Metode konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasilisan antara guru dengan peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran sejarah metode konvesional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan menurut Djamarah 1996. Di dalam metode konvensional meliputi berbagai metode yang berpusat pada guru. Metode konvensional dibagi ke dalam beberapa jenis. Yaitu : 26 1. Metode Ceramah Metode ceramah yaitu sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh seseorang terhadap sekelompok pendengar menurut Winarno Surakhmad 1994: 98. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu- satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan. Metode ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip dan fakta pada akhir pelajaran tutup dengan tanya jawab antara guru dan murid. Metode ini dapat dilakukan Untuk memberikan pengarahan , petunjuk diawal pembelajaran Waktu terbatas, sedangkan materi informasi banyak yang akan disampaikan. Alasan penggunaan metode ceramah antara laina a agar perhatian siswa tetap terarah selama penyajian berlangsung b penyajian materi pelajaran sistimatis dan tidak berbelit-belit c untuk merangsang siswa belajar aktif d untuk memberikan feedback balikan. Metode ceramah digunakan dengan tujuan untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran. Membangkitkan hasrat, minat, dan motivasi siswa untuk belajar. memperjelas materi pelajaran 2. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan – pertanyaan dan siswa memberikan jawaban atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru menjawab pertanyaan – pertanyaan. Metode ini memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru dan pelajar. 27 3. Metode Diskusi Metode diskusi adalah metode mengajar yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah memecahkan masalah menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa serta untuk membuat kesimpulan. Diskusi lebih bersifat bertukar fikiran untuk menentukan keputusan secara bersama sama Winarno Surakhmad,1994 : 104 Pada metode ini bahan atau materi ajar pembelelajaran tidak di organisisir sebelumnya serta tidak disajikan langsung kepada siswa, Materi pembelajaran ditemukan dan diorganisir siswa itu sendiri, karena tujuan utama metode ini bukan hanya sekedar hasil tetapi lebih ke proses belajar mengajar. Kelebihan metode ini adalah merangsang siswa untuk tampil kreatif memberi gagasan dan ide. Dapat melatih dan membiasakan diri untuk bertukar pikiran dalam mengatasi setiap masalah. Dapat melatih siswa untuk mengemukakan gagasan secara verbal.Sedangkan kelemahanya biasanya ketika presentasi hanya beberapa orang yang tampil berbicara. Terkadang pembahasan diskusi meluas sehingga kesimpulan menjadi kabur. Dan kadang memerlukan waktu yang panjang jadi tidak sesuai yang direncanakan.

H. Penelitian yang Relevan dan Hipotesis

Menurut penelitian Dieby Perdana yudha sanjaya tentang “ Pengaruh metode cooperative learning Group Investigation terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran pengetahuan dasar tehnik mesin di SMK M a’arif Magelang “Hasil penelitian menunjukan bahwa prestasi siswa yang diberi perlakuan sebelum menggunakan metode Group Investigation pada kelas eksperimen menunjukan bahwa dari hasil perhitungan mandapat hasil nilai rata rata sebesar

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

0 6 183

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII Smp Islamiyah Ciputat : penelitian tindakan kelas di SMP Islamiyah Ciputat

0 8 0

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MEMBUAT HIASAN BUSANA MENGGUNAKAN MODEL KONVENSIONAL DENGAN GROUP INVESTIGATION DI SMK

0 12 181

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI di SMP N 3 Tangerang Selatan

1 7 202

Pemanfaatan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Group Investigation (Gi) Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Diklat Perhitungan Statika Bangunan Kelas X Tkk Smk Negeri 5 Sur

0 5 173

PERBANDINGAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MENGGUNAKAN METODE CARD SORT DENGAN METODE CERAMAH BERVARIASI PADA MATA PELAJARAN KONSTRUKSI BANGUNAN KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN SMK NEGERI 5 SURAKARTA.

0 0 19

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR ILMU STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 1 PAJANGAN.

0 3 1

STUDI KOMPARASI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DENGAN METODE EKSPOSITORI TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KONSTRUKSI BANGUNAN KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 7 SEMARANG -

0 0 85