17
E. Model Pembelajaran Kooperatif
Belajar kelompok dalam sebuah kelas sangat membutuhkan suatu pengaturan dan pengelolaan kelas yang kooperatif, dimana siswa terbentuk
dalam kelompok yang heterogen, misalnya pintar, tidak pintar, jenis kelamin dll. Slavin 2007: 6 menyatakan :
“lingkungan cooprative learning mempersiapkan siswa untuk belajar tentang kolaborasi dan berbagai ketrampilan sosial yang
sangat berharga
”. Pendekatan pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang
berkemampuan berbeda-beda. Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didasarkan pada
alasan bahwa manusia sebagai makhluk individu yang berbeda satu sama lain sehingga konsekuensi logisnya manusia harus menjadi makhuk sosial, makhluk
yang berinteraksi dengan sesama Nurhadi 2003: 60. Pembelajaran kooperatif adalah model yang unik diantara model-model pengajaran lainnya karena
menggunakan struktur tujuan, tugas, dan reward yang berbeda untuk mendukung pembelajaran siswa Arends, 2007: 4. Model pembelajaran
kooperatif diarahkan tujuan pengajaran yang menjangkau jauh diluar pengajaran akademis, khususnya penerimaan antar kelompok, keterampilan sosial dan
kelompok. Zakaria E dalam Isjoni 2006: 21 menjelaskan bahwa Pembelajaran kooperatif didasarkan pada keyakinan bahwa belajar yang paling efektif ketika
siswa secara aktif terlibat dalam berbagi ide dan bekerjasama untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik. Abdurrahman dan bintoro 2000 dalam
Nurhadi 2003: 61 menyatakan pembelajaran kooperatif adalah suatu sistemyang di dalamnya terdapat elemen
– elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen
– elemen dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya saling
18
ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual, dan keterampilan untuk menjalin hubungan antara pribadi atau keretampilan sosial
yang secara sengaja diajarkan. Demikian juga dijelaskan Arends 2010: 306 menyatakan Pembelajaran kooperatif adalah model atau strategi pembelajaran
yang dicirikan oleh tugas kooperatif, tujuan dan struktur penghargaan, dan membutuhkan siswa untuk secara aktif terlibat dalam diskusi, debat, les, dan
kerjasama tim. Menurut Nur dalam isjoni 2006 : 26 menyatakan pembelajaran
kooperatif adalah model pembelajaran yang mengelompokan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang berhasil mengintegrasikan
ketrampilan sosial bermuatan akademik. Menutur Slavin 2009 pembelajaran kooperatif adalah metode atau model dimana siswa belajar bersama, saling
menyumbangkan pikiran dan tanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar individu dan kelompok.
Arends 2007: 5 menyatakan Model pembelajaran kooperatif memiliki tiga tujuan pembelajaran yaitu prestasi akademik, penerimaan terhadap
keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Tujuan pertama adalah meningkatkan hasil belajar akademik dimana
siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep yang sulit, serta dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik. Tujuan kedua, pembelajaran kooperatif memberi peluang
kepada siswa untuk belajar menghargai satu sama lain. Tujuan ketiga adalah untuk mengajarkan siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.
19
Menurut Slavin 2005: 26, tujuan pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Kelompok Kebanyakan model pembelajaran kooperatif menggunakan beberapa
bentuk tujuan kelompok dalam metode pembelajaran. Sertifikat atau penghargaan diberikan kepada tim yang memenuhi kriteria yang telah
ditentukan. 2. Tanggung Jawab Individu
Tanggung jawab individu dilaksanakan dengan menjumlah skor kelompok.
3. Kesempatan Sukses yang Sama Karakteristik dari model pembelajaran kooperatif adalah pengguna
metode skor yang memastikan semua siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk kontribusi dalam timnya. Metode tersebut terdiri atas poin kemajuan
STAD, kompetisi dengan yang setara TGT, atau adaptasi tugas terhadap tingkat kinerja individual TAI dan CIRC.
4. Kompetisi Tim Studi tahap awal dari STAD dan TGT menggunakan kompetisi antar tim
sebagai sarana untuk memotivasi siswa untuk bekerjasama dengan anggota timnya.
5. Spesialisasi Tugas Unsur utama Jigsaw, Group Investigation, dan metode spesialisasi tugas
lainnya adalah tugas untuk melakukan subtugas terhadap masing-masing anggota kelompok.