97
Gambar 7. Aktivitas Siswa Mengisi Jurnal Siswa Siklus I
Gambar 7 di atas menunjukkan siswa sedang mengisi lembar jurnal siswa yang dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran menulis karangan narasi melalui
media komik tanpa teks dengan teknik mengarang terpimpin. Jurnal diisi secara individu untuk mengetahui pendapat dan tanggapan siswa tentang kegiatan
pembelajaran menulis karangan narasi melalui media komik tanpa teks dengan teknik mengarang terpimpin. Dengan jurnal siswa ini nantinya akan diketahui
sejauh mana tanggapan siswa tentang kegiatan pembelajaran menulis karangan narasi melalui media komik tanpa teks dengan teknik mengarang terpimpin.
4.1.2.3 Refleksi Siklus I
Pengajaran menulis karangan narasi melalui media komik tanpa teks dengan teknik mengarang terpimpin yang dilakukan pada siklus I ini
mulai disukai oleh siswa. Hasil tes menulis karangan narasi siklus I pada tiap aspeknya menunjukkan kategori yang berbeda-beda. Pada bagian pemakaian
kaidah bahasa Indonesia aspek kesesuaian isi dengan judul memperoleh kategori
baik, aspek kohesi dan koherensi memperoleh kategori baik, sedangkan untuk aspek pemakaian kaidah bahasa Indonesia aspek ejaan dan tanda baca
98
memperoleh kategori kurang, untuk apek kerapian tulisan memperoleh kategori sangat baik, pada bagian struktur karangan narasi aspek perbuatan memperoleh
kategori baik, untuk struktur karangan narasi aspek pelaku memperoleh kategori baik, bagian struktur karangan narasi aspek setting dan latar memperoleh kategori
baik, dan untuk struktur karangan narasi aspek alur cerita memperoleh kategori cukup. Kesulitan lain yang dihadapi siswa adalah masih kurang paham dalam
penulisan ejaan, huruf kapital dan tanda baca. Hal-hal tersebut nantinya harus diperbaiki ke arah yang lebih baik pada
siklus II. Untuk mengatasi kebiasaan yang salah dalam menulis ejaan dan tanda baca dapat dilakukan dengan cara memberikan penjelasan kepada siswa mengenai
cara menulis karangan dengan menggunakan ejaan yang baik dan benar, khususnya penulisan huruf kapital dan tanda baca. Setelah itu, guru memberikan
motivasi kepada siswa agar terus berlatih menulis karangan narasi. Sementara itu, upaya mengatasi kesulitan siswa dalam menulis karangan narasi melalui media
komik tanpa teks dengan teknik mengarang terpimpin nantinya akan dilakukan penjelasan dan pelatihan kembali.
Kriteria nilai ketuntasan pada siklus I sebesar 75 juga belum dicapai karena secara keseluruhan nilai yang dicapai baru sebesar 70. Untuk mencapai
nilai ketuntasan sebesar 75, peneliti akan lebih memotivasi siswa dan membantu kesulitan-kesulitan yang masih dihadapi siswa pada pengajaran menulis karangan
narasi melalui media komik tanpa teks dengan teknik mengarang terpimpin siklus II.
99
Berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi terlihat perilaku siswa yang beragam. Mulai dari perilaku positif hingga perilaku negatif.
Beberapa siswa tertarik dengan pengajaran menulis karangan narasi melalui media komik tanpa teks dengan teknik mengarang terpimpin, tetapi ada pula siswa yang
masih belum tertarik dengan pembelajaran tersebut karena berbagai alasan seperti tidak menyukai keterampilan menulis karangan narasi dan apabila siswa
mengalami kesulitan, siswa tersebut masih malu untuk bertanya. Kelebihan tindakan dari siklus I ini adalah dengan memberlakukan teknik
mengarang terpimpin dalam proses pembelajaran sehingga peneliti dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan ketika sedang menulis karangan. Di
samping itu, kelemahan tindakan dari siklus terletak pada penjelasan materi oleh peneliti mengenai penulisan katakalimat serta ejaan dan tanda baca yang masih
kurang. Hal ini diketahui dari pendapat siswa melalui wawancara. Untuk memperbaiki perilaku siswa agar lebih ke arah yang positif, maka
pada pengajaran menulis karangan narasi melalui media komik tanpa tes dengan teknik mengarang terpimpin pada siklus II nantinya akan direncanakan
pembelajaran yang lebih matang, penciptaan suasana belajar yang lebih kondusif, dan proses pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan serta pemberian
motivasi kepada siswa untuk terus berlatih menulis karangan narasi.
4.1.3 Siklus II
Siklus II ini merupakan perbaikan dari siklus I yang sebelumnya telah dilaksanakan. Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I diperbaiki pada