89
Tanggapan siswa terhadap media komik tanpa teks dalam pembelajaran menulis karangan narasi, sebagian besar siswa merasa senang belajar menulis
melalui media gambar, karena siswa dapat dengan mudah membuat sebuah tulisan dari gambar yang mereka lihat. Tetapi masih ada beberapa siswa yang masih
merasa kesulitan dalam memahami gambar-gambar komik yang digunakan sebagai media pembelajaran sehingga siswa sulit untuk menuangkan idenya
dalam menulis. Selain hal di atas, kejadian lain yang muncul ketika proses pembelajaran
yaitu adanya gangguan dari luar kelas. Hal tersebut menggangu proses pembelajaran dan mempengaruhi konsentrasi siswa dalam pembelajaran yaitu
suasana gaduh di luar kelas karena beberapa siswa kelas lain yang sedang tidak ada pelajaran. Beberapa siswa dari kelas lain mengganggu suasana pembelajaran
dengan menonton proses pembelajaran.
4.1.2.2.3 Hasil Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan setelah pembelajaran siklus I selesai. Wawancara dilakukan terbatas kepada siswa yang mendapat nilai tertinggi, nilai
sedang, dan nilai rendah. Kegiatan wawancara ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan yang diberikan siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi
melalui media komik tanpa teks dengan teknik mengarang terpimpin. Hal-hal yang diungkap dalam wawancara adalah 1 minat siswa dengan pembelajaran
menulis karangan narasi melalui media komik tanpa teks dengan teknik mengarang terpimpin, 2 pendapat siswa tentang penjelasan peneliti mengenai
media komik tanpa teks dn teknik mengarang terpimpin, 3 kesulitan yang
90
dihadapi selama mengikuti pembelajaran menulis karangan narasi melalui media komik tanpa teks dengan teknik mengarang terpimpin, dan 4 perasaan siswa
dalam dalam mengikuti pembelajaran menulis karangan narasi melalui media komik tanpa teks dengan teknik mengarang terpimpin.
Pertanyaan pertama adalah pendapat tentang minat siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Untuk siswa yang memperoleh nilai
tertinggi dan nilai sedang merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi melalui media komik tanpa teks dengan
teknik mengarang terpimpin karena merupakan pembelajaran yang menarik dan menantang. Sedangkan siswa yang mendapat nilai rendah merasa kurang tertarik
dengan pembelajaran menulis karangan narasi melalui media komik tanpa teks dengan teknik mengarang terpimpin karena siswa merasa kesulitan memahami
gambar-gambar yang yang ada dalam komik tanpa teks sehingga siswa merasa enggan untuk menulis.
Pertanyaan kedua, pendapat siswa tentang penjelasan peneliti mengenai media komik tanpa teks dengan teknik mengarang terpimpin. Siswa yang
mendapat nilai tertinggi merasa penjelasan peneliti mudah dipahami karena suaranya jelas dan disertai contoh. Siswa yang mendapat nilai sedang juga
berpendapat bahwa penjelasan peneliti mudah dipahami karena peneliti dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan selama proses pembelajaran.
Sementara itu, siswa yang mendapat nilai rendah berpendapat bahwa penjelasan peneliti masih belum bisa dipahami karena siswa masih belum memahami isi dari
gambar.
91
Pertanyaan ketiga adalah kesulitan yang dihadapi siswa terhadap penggunaan media komik tanpa teks dan teknik mengarang terpimpin dalam
kegiatan menulis karangan narasi. Siswa yang mendapat nilai tertinggi dan sedang merasa belum menghadapi kesulitan yang berarti. Sementara siswa yang
mendapat nilai rendah merasa kesulitan dalam memahami gambar yang ada dalam komik tanpa teks yang digunakan sebagai media pembelajaran sehingga siswa
merasa kurang tertarik. Siswa tersebut mengakui bahwa tidak bisa memahami isi yang ada dalam gambar dan menulis karangan dari sebuah gambar tidak pernah
dilakukan sebelumnya sehingga siswa merasa kesulitan untuk mengerjakannya. Pertanyaan terakhir adalah perasaan siswa mengikuti kegiatan
pembelajaran menulis karangan narasi melalui media komik tanpa teks dengan teknik mengarang terpimpin. Hampir semua siswa merasa senang bisa menulis
karangan narasi melalui media komik tanpa teks dengan teknik mengarang terpimpin, meskipun baru pertama kali dipelajari.
4.1.2.2.4 Hasil Dokumentasi Foto