38
sebagi suatu pedoman atau panduan bagi pembaca mengenai perbuatan atau tindak-tanduk karakter dalam sebuah pengisahan. Secara singkat dapat dikatakan
bahwa sudut pandang dalam narasi mempersoalkan siapakah narrator dalam narasi itu dan atau bagaimana relasinya dengan seluruh proses tindak-tanduk karakter
dalam narasi. Jadi, sudut pandang dalam narasi menyatakan bagaimana fungsi seorang
pengisah narrator dalam sebuah narasi, apakah ia mengambil bagian langsung dalam seluruh rangkaian kejadian sebagai participant atau sebagai pengamat
observer terhadap objek dari seluruh aksi atau tinda-tanduk dalam narasi. Berdasarkan uraian tentang struktur narasi di atas, dapat
disimpulkan bahwa struktur narasi terdiri dari komponen-komponen yang membentuknya, yaitu alur plot, perbuatan, penokohan, latar, dan sudut pandang.
2.2.2.5 Langkah- langkah Menulis Karangan Narasi
Nursisto 1999:51-52 mengungkapkan langkah yang harus ditempuh dalam menulis karangan narasi sebagai berikut:
1. Menentukan Topik
Sebelum mengarang kita harus menentukan topik dan tema. Hal ini penting dalam kegiatan menulis narasi karena dengan menentukan tema berarti
penulis telah melakukan pembatasan penulisan agar tidak terlalu luas pembahasaannya.
2. Menentukan Tujuan
Tujuan mengarang adalah sesuatu yang ingin dicapai pengarang melalui karangan yang ditulisnya. Penulis ingin mengungkapkan apa yang ada dalam
39
pemikirannya untuk disampaikan kepada orang lain yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
3. Mengumpulkan Bahan
Dalam hal ini data sangat diperlukan sebagai bahan untuk mengembangkan gagasan yang ada dalam sebuah karangan. Bahan yang
diperlukan tersebut dapt berasal dari pengalaman. Sebelum kegiatan menulis kegiatan menulis narasi dilakukan, hendaknya penulis sudah mendapatkan
bahan yang sudah dibahas dalam penulisan. Kegiatan mengumpulkan bahan secara tidak langsung telah tercapai dalam kegiatan pembatasan topik atau
pembatasan tema. 4.
Menyusun Kerangka Kerangka karangan merupakan rencana kerja yang memuat garis-garis
besar atau susunan pokok penjelasan sebuah karangan yang akan ditulis. Kerangka karangan membantu penulis agar menulis secara logis dan teratur.
Penyusunan kerangka yang sangat dianjurkan karena akan menghindarkan penulis dari kesalahan-kesalahan yang tidak seharusnya dilakukan.
5. Mengembangkan Kerangka
Kegiatan yang paling penting dalam menulis adalah mengembangkan kerangka karangan menjadi suatu karangan atau tulisan yang utuh.
Mengembangkan atau menguraikan sebuah rancangan karangan juga berarti menjabarkan uraian suatu permsalahan sehingga bagian-bagian tersebut
menjadi lebih jelas. Dalam kegiatan ini, penulis akan dituntut untu atif berpikir
40
dan berpikir secara aktif dan kreatif, sehingga hasil dari menulis akan diketahui dari hasil pengembangan kerangka karangan tersebut.
6. Koreksi dan Revisi
Pada kegiatan ini, pnulis meneliti secara menyeluruh hasil tulisan narasi yang telah dibuat. Kegiatan ini mengharukan penulis agar lebih teliti dalam
mengoreksi naskah yang telah selesai ditulis. 7.
Menulis Naskah Tahap terakhir dalam menulis karangan narasi adalah menuangkan ide
atau gagasan dalam pikiran kita kedalam tulisan. Kegiatan yang paling penting adalah menulis naskah dengan ketentuan-ketentuan yang telah dilaksanakan
sebelumnya. Menurut Semi 2007:58-61 menjelaskan langkah-langkah menulis narasi
yaitu 1 tulislah jaringan peristiwa dalam urutan dan kaitan yang jelas; 2 selipkan dialog jika mungkin dan jika perlu; 3 pilih detail cerita secara teliti; 4
tetapkan pusat pengisahan secara tegas. Dari berbagai pendapat para ahli di atas, maka dapat ditarik simpulan
langkah-langkah menulis karangan narasi yaitu menentukan tema, amanat, dan menentukan tujuan penulisan, mengembangkan gagasan, menyusun kerangka
karangan, mengembangkan kerangka karangan, mengoreksi atau merevisi, dan; jaringan peristiwa dalam urutan dan kaitan yang jelas; tetapkan sasaran pembaca;
rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur; bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir
41
cerita; rinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita; susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.
2.2.3 Hakikat Media Komik Tanpa Teks