15 kehidupannya, baik di lingkungan keluarga, warga masyarakat, maupun
warga negara. Dari beberapa pemaparan di atas, dapat dipahami bahwa pokok dari
pendidikan karakter adalah suatu bentuk pengarahan dan bimbingan supaya seseorang mempunyai tingkah laku yang baik sesuai dengan nilai-nilai moralitas
dan keberagaman. Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai- nilai karakter pada peserta didik yang meliputi komponen; kesadaran,
pemahaman, kepedulian, dan komitmen yang tinggi untuk melaksanakan nilai- nilai tersebut, baik kepada Allah Tuhan Yang Maa Esa, diri sendiri, sesama,
lingkungan, maupun masyarakat dan bangsa secara keseluruhan sehingga menjadi manusia sempurna sesuai dengan kodratnya. Pendidikan karakter ini diharapkan
dapat menciptakan generasi-generasi yang berkepribadian baik dan menjunjung asas-asas kebajikan dan kebenaran di setiap langkah kehidupan.
2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter
Setiap kebijakan yang diputuskan oleh pemerintah pastilah memiliki tujuan atau hasil yang ingin dicapai. Begitu pula dengan pelaksanaan pendidikan
karakter yang diimplementasikan sejak tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai. Menurut Heri Gunawan 2012:
30 pendidikan karakter bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong-royong, berjiwa patriotik,
berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan Pancasila.
16 Kemendiknas dalam Sri Narwanti 2011: 17 juga menjelaskan bahwa
pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan
karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik
mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi karakter-karakter dan
akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Jika mempersempit sudut pandang pada tingkatan institusi, pelaksanaan pendidikan karakter
mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh
semua warga sekolah dan masyarakat sekitar. Selain memiliki tujuan yang ingin dicapai, pendidikan karakter juga memiliki
fungsi sebagai berikut. Pendidikan karakter berfungsi 1 mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; 2 memperkuat dan
membangun perilaku bangsa yang multikultur; 3 meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.
Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010: 4 pembangunan karakter bangsa secara fungsional memiliki tiga fungsi utama sebagai berikut.
a. Fungsi pembentukan dan pengembangan potensi
Pembangunan karakter bangsa berfungsi membentuk dan mengembangkan potensi manusia agar berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai
dengan falsafah hidup Pancasila.
17 b.
Fungsi perbaikan dan penguatan Pembangunan karater bangsa berfungsi memperbaiki dan memperkuat peran
keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah, untuk ikut berpartisipasi dan bertanggungjawab dalam pengembangan potensi warga negara
dan pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera. c.
Fungsi penyaring Pembangunan karakter bangsa berfungsi memilah budaya bangsa sendiri dan
menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.
3. Karakter yang Dikembangkan dalam Pendidikan Karakter
Karakter yang dikembangkan dalam pendidikan karakter disesuaikan dengan kepribadian bangsa Indonesia. Klasifikasi karakter yang dikembangkan dalam
pendidikan karakter, diantaranya menurut Indonesian Heritage Foundation IHF dalam Majid Heri Gunawan, 2012: 32 merumuskan sembilan karakter dasar
yang menjadi tujuan pendidikan karakter, yaitu 1 cinta kepada Allah dan semesta beserta isinya; 2 tanggungjawab; 3 jujur; 4 hormat dan santun; 5
kasih sayang, peduli, dan kerjasama; 6 percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah; 7 keadilan dan kepemimpinan; 8 baik dan rendah hati; 9
toleransi, cinta damai, dan persatuan. Sementara itu, Kemendiknas dalam Agus Wibowo 2012: 43-44
menjelaskan secara ringkas karakter-karakter yang harus ditanamkan kepada siswa, berikut deskripsinya.
18 Tabel 1. Karakter yang Dikembangkan di Sekolah
No Karakter yang Dikembangkan
Deskripsi Perilaku
1. Karakter dalam hubungannya
dengan Tuhan Yang Maha Esa Religius
Berkaitan dengan nilai ini, pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu
berdasarkan pada nilai-nilai keTuhanan dan atau ajaran agamanya.
2. Karakter dalam hubungannya
dengan diri
sendiri yang
meliputi: Jujur
Merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam
perkataan, tindakan,
dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.
Bertanggung jawab Merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan
alam, sosial, dan budaya, negara dan Tuhan YME.
Bergaya hidup sehat Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang
baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat
mengganggu kesehatan.
Disiplin Merupakan suatu tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Kerja keras Merupakan suatu perilaku yang menunjukkan
upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas belajar atau
pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
Percaya diri Merupakan sikap yakin akan kemampuan diri
sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.
Berjiwa wirausaha Sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai atau
berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan
produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil
baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki. Mandiri
Suatu sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan
tugas-tugas. Ingin tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa
yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Cinta ilmu
Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian,
dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan.
3. Karakter dalam hubungannya
dengan sesama