Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter
23 Memperkuat pendapat tersebut, Mulyasa 2013: 166 juga menjelaskan bahwa
pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan. Pembiasaan dalam pendidikan hendaknya
dimulai sedini mungkin karena pembiasaan akan membangkitkan internalisasi nilai dengan cepat. Sehingga dapat memaksimalkan mencetak manusia-manusia
yang berkepribadian baik lebih banyak lagi. Pembiasaan merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku yang relatif
menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang-ulang. Ivan Pavlov dan B.F. Skinner menjelaskan bahwa bentuk karakter yang menjadi
kebiasaan baik mempunyai ciri, yaitu: 1 perilaku tersebut relatif menetap; 2 umumnya tidak memerlukan fungsi berpikir yang cukup tinggi, misalnya untuk
dapat mengucapkan salam cukup fungsi berpikir berupa mengingat; 3 bukan sebagai hasil dari proses kematangan, tetapi sebagai akibat atau hasil pengalaman
atau belajar; 4 tampil secara berulang-ulang sebagai respons terhadap stimulus yang sama.
Proses pembiasaan berawal dari peniruan, selanjutnya dilakukan pembiasaan di bawah bimbingan orang tua dan guru sehingga akan semakin terbiasa. Bila
sudah menjadi kebiasaan yang tertanam jauh di dalam hatinya, maka orang tersebut kelak akan sulit untuk berubah dari kebiasaan itu. Pada intinya,
pembiasaan adalah pengulangan. Dalam pembinaan sikap, metode pembiasaan sangat efektif digunakan karena akan melatih kebiasaan-kebiasaan yang baik
kepada anak sejak dini. Pembiasaan merupakan penanaman kecakapan-kecakapan berbuat dan mengucapkan sesuatu, agar cara-cara yang tepat dapat dikuasai oleh
24 anak. Pembiasaan pada hakikatnya mempunyai implikasi yang lebih mendalam
daripada penanaman cara-cara berbuat dan mengucapkan. Kebiasaan terbentuk karena sesuatu yang dibiasakan, sehingga kebiasaan
dapat diartikan sebagai perbuatan atau keterampilan secara terus-menerus, secara konsisten untuk waktu yang lama, sehingga perbuatan dan keterampilan itu benar-
benar bisa diketahui dan akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang sulit ditinggalkan. Kebiasaan dapat juga diartikan sebagai gerak perbuatan yang
berjalan dengan sendirinya. Perbuatan ini awalnya dikarenaka pikiran yang melakukan pertimbangan dan perencananaan, sehingga nantinya menimbulkan
perbuatan yang apabila perbuatan ini diulang-ulang maka akan menjadi kebiasaan. Menurut Heri Gunawan 2012: 95, adapun kegiatan pembiasaan yang dapat
dilakukan melalui cara-cara sebagai berikut. 1.
Kegiatan rutin, yaitu pembiasaan yang dilakukan secara terjadwal, seperti
upacara bendera, senam, memelihara kebersihan diri sendiri, dan lain sebagainya.
2. Kegiatan yang dilakukan secara spontan, yaitu pembiasaan yang dilakukan
tidak terjadwal dalam kejadian khusus, seperti pembentukan perilaku memberi salam ketika berpapasan, membuang sampah pada tempatnya, melakukan antri,
dan lain sebagainya.
3. Kegiatan dengan keteladanan, yaitu pembiasaan dalam bentuk perilaku
sehari-hari, seperti berpakaian rapi, berbahasa yang baik dan santun, datang ke
sekolah dengan tepat waktu, dan lain sebagainya.
Dalam pelaksanaan pendidikan karakter, pembiasaan peserta didik akan lebih efektif jika ditunjang dengan keteladanan dari tenaga pendidik dan tenaga
25 kependidikan lainnya. Oleh karenanya metode ini dalam pelaksanaannya tidak
akan terlepas dari metode keteladanan. Kebiasaan yang dilakukan secara terus- menerus ini yang dalam teori pendidikan akan membentuk karakter.
Dalam konteks ini, pelaksanaan metode pembiasaan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Muhammad Fadlillah dan Lilif Mualifatu Khorida 2013: 178-
179 mengungkapkan beberapa kelebihan dan kekurangan tersebut ialah sebagai berikut.
a. Kelebihan Metode Pembiasaan
1 dapat menghemat tenaga dan waktu dengan baik
2 pembiasaan tidak hanya berkaitan dengan aspek lahiriah, tetapi juga
berhubungan dengan aspek batiniah 3
pembiasaan dalam sejarah tercatat sebagai metode yang paling berhasil dalam pembentukan kepribadian peserta didik
b. Kekurangan Metode Pembiasaan
1 apabila telah tertanam kebiasaan buruk, sulit untuk dihilangkan
2 memerlukan pengawasan, supaya kebiasaan yang dilakukan tidak
menyimpang 3
membutuhkan stimulus atau rangsangan, supaya anak dapat melakukan kebiasaan baiknya secara continue