25 kependidikan lainnya. Oleh karenanya metode ini dalam pelaksanaannya tidak
akan terlepas dari metode keteladanan. Kebiasaan yang dilakukan secara terus- menerus ini yang dalam teori pendidikan akan membentuk karakter.
Dalam konteks ini, pelaksanaan metode pembiasaan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Muhammad Fadlillah dan Lilif Mualifatu Khorida 2013: 178-
179 mengungkapkan beberapa kelebihan dan kekurangan tersebut ialah sebagai berikut.
a. Kelebihan Metode Pembiasaan
1 dapat menghemat tenaga dan waktu dengan baik
2 pembiasaan tidak hanya berkaitan dengan aspek lahiriah, tetapi juga
berhubungan dengan aspek batiniah 3
pembiasaan dalam sejarah tercatat sebagai metode yang paling berhasil dalam pembentukan kepribadian peserta didik
b. Kekurangan Metode Pembiasaan
1 apabila telah tertanam kebiasaan buruk, sulit untuk dihilangkan
2 memerlukan pengawasan, supaya kebiasaan yang dilakukan tidak
menyimpang 3
membutuhkan stimulus atau rangsangan, supaya anak dapat melakukan kebiasaan baiknya secara continue
C. Karakter Disiplin
1. Pengertian Karakter Disiplin
Disiplin berasal dari Bahasa Latin discere yang berarti belajar. Muncul pula kata disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Disiplin berasal dari
26 Bahasa Inggris yaitu disciple yang berarti pengikut atau murid. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia 2007, menyatakan bahwa disiplin adalah:
a. Tata tertib di sekolah, di kantor, dan lain sebagainya
b. Ketaatan kepatuhan pada tata tertib
c. Bidang studi yang memiliki obyek dan sistem tertentu
Karakter disiplin
merupakan salah
satu karakter
yang sedang
ditransformasikan pada siswa melalui pendidikan karakter di sekolah-sekolah. Lebih lanjut, disiplin merupakan suatu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib
dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Ngainun Naim 2012: 142 yang menjelaskan bahwa disiplin
adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah, dan peraturan
yang berlaku. Dengan kata lain, disiplin adalah sikap menaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan tanpa pamrih.
Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,
kesetiaan, keteraturan, dan atau ketertiban. Kedisiplinan dapat ditanamkan sejak dini didalam keluarga, sekolah, dan kemudian di masyarakat dengan berbagai
metode. Menurut Susilowati 2005: 34-35 individu yang berkarakter disiplin memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Ketaatan yaitu suatu sikap atau perilaku individu yang mengikuti apa-apa yang
menurut dirinya perintah atau aturan yang harus dijalani dengan terlebih dahulu mempertimbangkan kebenaran perintah itu.
b. Kepatuhan yaitu sikap atau perilaku individu yang tunduk atas segala perintah
dan aturan tanpa mengkaji terlebih dahulu benar tidaknya perintah itu.
27 c.
Kesetiaan yaitu sikap atau perilaku individu yang dengan continue melaksanakan aturan atau perintah tanpa terpengaruh hal-hal yang
menghalangi dirinya dalam melaksanakan aturan atau perintah itu. d.
Keteraturan yaitu sikap atau perilaku individu yang dalam melaksanakan aturan atau perintah mengikuti berulang secara tetap.
e. Ketertiban yaitu sikap atau perilaku individu yang dalam menjalankan aturan
atau perintah urutan dan tahapan yang benar. f.
Komitmen yaitu sikap rasa tanggung jawab. g.
Konsisten yaitu sikap atau perilaku individu yang dalam menjalankan aturan atau perintah tidak tergoyahkan oleh gangguan atau teguh pendirian.
Ngainun Naim 2012: 146 dalam konteks pembelajaran di sekolah, ada beberapa bentuk kedisiplinan. Pertama, hadir di ruangan tepat pada waktunya.
Kedisiplinan hadir di ruangan pada waktunya akan memacu kesuksesan dalam belajar. Kedua, tata pergaulan di sekolah. Sikap untuk berdisiplin dalam tata
pergaulan di sekolah ini bisa diwujudkan dengan tindakan-tindakan menghormati semua orang yang bergabung di dalam sekolah, menghormati pendapat mereka,
menjaga diri dari perbuatan-perbuatan dan sikap yang bertentangan dengan agama, saling tolong-menolong dalam hal yang terpuji serta harus selalu bersikap
terpuji. Ketiga, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler juga merupakan sederetan program sekolah, peserta didik juga dituntut berdisiplin atau
aktif mengikutinya dengan mencurahkan segala potensi yang mereka miliki, baik bersifat fisik, mental, emosional, dan intelektual. Keempat, belajar di rumah.
Dengan kedisiplinan belajar di rumah peserta didik menjadi lebih ingat terhadap pelajaran yang akan dihadapi atau yang akan diberikan oleh gurunya sehingga
peserta didik akan lebih paham terhadap suatu pelajaran.
28
2. Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Siswa
Unaradjan 2003: 46-56 mengemukakan pembentukan disiplin pada peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor internal dan faktor
eksternal adalah: a.
Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang datang dari individu sendiri dan tidak perlu adanya rangsangan dari luar, karena dalam diri seseorang sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu yang baik dan keinginan untuk melakukan suatu pelanggaran. Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan tingkah
laku peserta didik, bagaimana peserta didik memandang dirinya akan tercermin dari keseluruhan perilakunya. Konsep diri terbentuk melalui proses belajar yang
berlangsung sejak masa pertumbuhan hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap pembentukan konsep diri peserta didik. Perilaku menyimpang di kalangan remaja merupakan suatu perbuatan atau tingkah laku
yang bertentangan dan melanggar ketentuan-ketentuan, aturan-aturan dan norma- norma yang berlaku di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat serta
perbuatan tersebut dianggap bisa mengganggu dan merugikan diri sendiri dan orang lain.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu atau disebut dengan lingkungan dimana anak itu tumbuh dan berada. Menurut Fitts dalam