22 lingkungan yang lebih luas; 2 menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman; dan
3 memanfaatkan waktu luang dengan baik serta berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun.
B. Metode Pembiasaan untuk Mengembangkan Karakter Disiplin
Menurut Heri Gunawan 2012: 90 menjelaskan bahwa metode method, secara harafiah berasal dari dua suku kata, yaitu meta dan hodos, meta berarti
melalui dan hodos berarti jalan atau cara. Metode diartikan sebagai cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Metode juga diartikan sebagai
cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis.
Berkaitan dengan metode implementasi pendidikan karakter anak khususnya dalam penerapan di sekolah, harus disesuaikan dengan perkembangan anak demi
pencapaian peningkatan kemajuan anak didik. Ada beberapa metode implementasi pendidikan karakter yang dapat diterapkan oleh pendidik di sekolah, diantaranya
metode keteladanan, metode pembiasaan, metode bermain, metode bernyanyi, dan metode karyawisata.
Salah satu metode yang telah disebutkan di atas, yaitu metode pembiasaan. Menurut Muhammad Fadlillah Lilif Mualifatu Khorida 2013: 172, metode
pembiasaan adalah suatu cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak berpikir, bersikap, bertindak sesuai dengan ajaran yang baik. Metode ini sangat
praktis dalam pembinaan dan pembentukan karakter anak dalam meningkatkan pembiasaan-pembiasaan dalam melaksanakan suatu kegiatan di sekolah.
23 Memperkuat pendapat tersebut, Mulyasa 2013: 166 juga menjelaskan bahwa
pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan. Pembiasaan dalam pendidikan hendaknya
dimulai sedini mungkin karena pembiasaan akan membangkitkan internalisasi nilai dengan cepat. Sehingga dapat memaksimalkan mencetak manusia-manusia
yang berkepribadian baik lebih banyak lagi. Pembiasaan merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku yang relatif
menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang-ulang. Ivan Pavlov dan B.F. Skinner menjelaskan bahwa bentuk karakter yang menjadi
kebiasaan baik mempunyai ciri, yaitu: 1 perilaku tersebut relatif menetap; 2 umumnya tidak memerlukan fungsi berpikir yang cukup tinggi, misalnya untuk
dapat mengucapkan salam cukup fungsi berpikir berupa mengingat; 3 bukan sebagai hasil dari proses kematangan, tetapi sebagai akibat atau hasil pengalaman
atau belajar; 4 tampil secara berulang-ulang sebagai respons terhadap stimulus yang sama.
Proses pembiasaan berawal dari peniruan, selanjutnya dilakukan pembiasaan di bawah bimbingan orang tua dan guru sehingga akan semakin terbiasa. Bila
sudah menjadi kebiasaan yang tertanam jauh di dalam hatinya, maka orang tersebut kelak akan sulit untuk berubah dari kebiasaan itu. Pada intinya,
pembiasaan adalah pengulangan. Dalam pembinaan sikap, metode pembiasaan sangat efektif digunakan karena akan melatih kebiasaan-kebiasaan yang baik
kepada anak sejak dini. Pembiasaan merupakan penanaman kecakapan-kecakapan berbuat dan mengucapkan sesuatu, agar cara-cara yang tepat dapat dikuasai oleh