Proses Perencanaan Program Lesson Study Berbasis Sekolah LSBS

56 sudah berhasil menyelesaikan lesson study sebanyak 81 kali dengan melibatkan semua guru, semua staff tata usaha, semua siswa, dosen pendamping dari UNY, Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul, dan JICA sebagai expert.

3. Proses Perencanaan Program Lesson Study Berbasis Sekolah LSBS

di SMP N 1 Sewon Proses perencanaan program LSBS pada awalnya didasari oleh adanya permasalahan mengenai pelaksanaan pembelajaran yang harus segera ditangani melalui program lesson study. Permasalahan tersebut, antara lain: 1 proses pembelajaran yang diselenggarakan di dalam kelas tidak ada yang tahu kecuali guru itu sendiri; 2 guru senior dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan cara yang monoton dan sulit untuk berubah dari sebelumnya; dan 3 guru senior malas untuk melakukan inovasi dan kreativitas dalam pembelajaran, sehingga mengakibatkan proses pembelajaran menjadi kurang interaktif, inspiratif, menantang, menyenangkan, dan memotivasi bagi siswa. Seperti yang ungkapkan oleh APH kepada peneliti, sebagai berikut: “…ada beberapa masalah yang melatarbelakangi bahwa lesson study harus segera diterapkan di SMP N 1 Sewon, seperti pembelajaran dilakukan secara tertutup, guru malas untuk meningkatkan kreativitasnya…” APH, 27Juli2016 Dari pernyataan tersebut dapat diketahui, bahwa ada beberapa permasalahan yang menjadi dasar SMP N 1 Sewon untuk segera melaksanakan program LSBS. Pelaksanaan program LSBS ini dimaksudkan untuk mengembagkan keprofesionalan guru dalam 57 menyelenggarakan pembelajaran, yaitu pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa. Dengan progam ini diharapkan pembelajaran menjadi lebih interaktif, inspiratif, menantang, menyenangkan, dan dapat memotivasi bagi siswa. Seperti yang diungkapkan oleh AA selaku guru model, sebagai berikut: “Pelaksanaan lesson study untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, yang nantinya akan berujung pada peningkatan mutu pendidikan .” AA, 16Mei2016 Perencanaan program LSBS mulai dilakukan setelah adanya kesepakatan dari seluruh warga sekolah untuk melaksanakan program lesson study untuk seluruh mata pelajaran. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan adalah semua pihak yang ada di dalam sekolah, seperti: kepala sekolah, semua guru dan staff TU. Hal tersebut seperti yang diungunkapkan oleh APH kepada peneliti, sebagai berikut: “Yang jelas kita mau jalan sendiri, sehingga hanya dilakukan oleh pihak- pihak dari dalam sekolah saja…”. APH, 27Juli2016 Langkah pertama yang dilakukan dalam perencanaan program LSBS di SMP N 1 Sewon adalah membuat skala prioritas kebutuhan. Hal ini ditujukan untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan dan apa saja yang menjadi prioritas dalam pelaksanaan program LSBS. Setelah semua kebutuhan diketahui, langkah selanjutnya adalah membentuk tim pelaksana yang dapat memperlancar pelaksanaan program LSBS. Berdasarkan pemaparan di atas, maka hasil penelitian tentang proses perumusan program LSBS di SMP N 1 Sewon dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: 58 Tabel 4. Hasil Penelitian tentang Proses Perumusan Program LSBS di SMP N 1 Sewon No. Aspek Hasil Penelitian 1. Latar belakang perencanaan program LSBS a. Proses pembelajaran berlangsung secara tertutup. b. Guru senior dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan cara yang monoton dan sulit untuk berubah dari sebelumnya. c. Pembelajaran kurang interaktif, inspiratif, menantang, menyenangkan, dan memotivasi bagi siswa. 2. Tujuan perencanaan dan pelaksanaan program LSBS - Tujuan pelaksanaan program LSBS adalah untuk meningkatkan keprofesionalan guru dalam menyelenggarakan pembelajaran yaitu pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa. 3. Pihak yang terlibat dalam proses perencanaan - Pihak-pihak yang terlibat dalam perumsan program LSBS adalah seluruh komponen sekolah, meliputi: kepala sekolah, wakil kepala sekolah, seluruh staff atau karyawan tata usaha, dan seluruh guru. Sumber: Diolah dari Data Sekunder

4. Payung Hukum Implementasi Program Lesson Study Berbasis