22
Selanjutnya, Rusman 2012: 386 menyebutkan keuntungan lain yang didapatkan dari pelaksanaan lesson study yaitu:
a. guru dapat memikirkan secara lebih teliti lagi tentang tujuan, materi
tertentu yang akan dibelajarkan kepada siswa; b.
guru dapat memikirkan secara mendalam tentang tujuan-tujuan pembelajaran untuk kepentingan masa depan siswa. misalnya
tentang arti penting sebuah persahabatan, pengembangan perspektif dan cara berpikir siswa, serta kegandrungan siswa terhadap ilmu
pengetahuan;
c. guru dapat mengkaji tentang hal-hal terbaik yang dapat digunakan
dalam pembelajaran melalui belajar dari para guru lain peserta atau partisipan Lesson Study;
d. guru dapat belajar tentang isi atau materi pelajaran dari guru lain
sehingga dapat menambah pengetahuan tentang apa yang harus diberikan kepada siswa;
e. guru dapat mengembangkan keahlian dalam mengajar, baik pada
saat merencanakan pembelajaran maupun selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran;
f. guru dapat membangun kemampuan melalui pembelajaran
kolegial, dalam arti para guru bisa saling belajar tentang apa-apa yang dirasakan masih kurang, baik tentang pengetahuan maupun
keterampilannya dalam membelajarkan siswa; dan
g. guru dapat mengembangkan “The Eyes to See Students” kodomo
wo miru me, dalam arti dengan dihadirkannya para pengamat observer, pengamatan tentang perilaku belajar siswa bisa semakin
detail dan jelas.
Tujuan dan manfaat yang telah disebutkan di atas mengindikasikan bahwa banyak hal yang dapat diperoleh dengan diadakannya lesson study.
Hal ini dikarenakan lesson study dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah secara umum, dan secara khusus dapat meningkatkan mutu
pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru di kelas.
5. Tahap-Tahap Lesson Study
Lesson study merupakan suatu program yang di dalamnya terdapat beberapa tahapan yang saling berkesinambungan. Tim lesson study
23
Depdiknas, Depeg, dan JICA 2009: 2 berpendapat, bahwa secara umum lesson study dibagi menjadi tiga bagian yaitu plan perencanaan, do
pelaksanaan dan observasi, dan see refleksi. a.
Plan Perencanaan Tahapan lesson sudy dimulai dari tahap plan perencanaan.
Daryanto dan Muldjo 2012: 43 mengatakan bahwa tahap perencanaan bertujuan untuk merancang pembelajaran yang dapat
membelajarkan siswa dan berpusat pada siswa, agar siswa dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Selanjutnya Parmin
2007: 122 manambahkan bahwa perencanaan yang baik tidak dilakukan sendirian oleh pendidik, tetapi dilakukan secara bersama
oleh beberapa pendidik serumpun secara kolaborasi. Sebagaimana dijelaskan oleh Tim Lesson Study Depdiknas, Depag, dan JICA 2009:
13 bahwa beberapa guru dapat berkolaborasi untuk memperkaya ide dalam menyusun rencana pembelajaran.
Tahap perencanaan diawali dengan kegiatan menganalisis kebutuhan need assessment dan permasalahan yang dihadapi dalam
pembelajaran, seperti tentang: kompetensi dasar, cara membelajarkan siswa learn how to learn, menyiasati kekurangan fasilitas, media,
sarana belajar, dan sebagainya. Selanjutnya guru secara bersama-sama mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi yang dituangkan
dalam rancangan pembelajaran RPP Rusman, 2012: 395. Daryanto dan Muljo Rahardjo 2012: 57 menambahkan bahwa pada tahapan
24
analisis perlu dipertimbangkan kedalaman materi yang akan disajikan ditinjau antara lain dari tuntutan kurikulum, latar belakang
pengetahuan dan kemampuan siswa, kompetensi yang akan dikembangkan, serta kemungkinan-kemungkinan pengembangan
dalam kaitannya dengan materi terkait. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan open
lesson adalah pemilihan kelas, pembentukan kelompok siswa, pengembangan alat bantu ajar, dan gladi bersih.
b. Do Pelaksanaan
Daryanto dan Muldjo 2012: 44 berpendapat, bahwa tahap kedua dalam lesson study adalah pelaksanaan pembelajaran. Tahap
pelaksanaan bertujuan untuk menerapkan rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam perencanaan. Sebagaimana diungkapkan
oleh Slamet Mulyana 2007: 16, bahwa pada tahap do guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun
bersama. Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, perlu dilakukan
pertemuan singkat briefing yang dipimpin oleh kepala sekolah. Pada pertemuan ini, guru yang bertugas sebagai guru model diberi
kesempatan untuk mengemukakan rencananya secara singkat. Informasi ini sangat penting bagi para observer terutama untuk
merancang rencana observasi yang akan dilakukan di kelas. Selanjutnya kepala sekolah mengingatkan bahwa selama pembelajaran
25
berlangsung pengamat tidak mengganggu kegiatan pembelajaran tetapi mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran.
Rusman 2011: 397 mengungkapkan bahwa pada tahap pelaksanaan, terdapat dua kegiatan utama yaitu: 1 kegiatan
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru yang disepakati atau atas permintaan sendiri untuk mempraktikkan
perencanaan pembelajaran yang telah disusun bersama, dan 2 kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh anggota atau
komunitas lesson study yang lainnya guru, kepala sekolah, atau pengawas sekolah, atau undangan lainnya yang bertindak sebagai
pengamat observer. Daryanto dan Muljo Rahardjo 2012: 59 menambahkan, walaupun pada saat pembelajaran hadir sejumlah
observer, guru model hendaknya dapat melaksanakan proses pembelajaran sealamiah mungkin. Slamet Mulyana 2007: 16
menjelaskan bahwa siswa diupayakan dapat menjalani proses pembelajaran dalam setting yang wajar dan natural, tidak dalam
keadaan under pressure yang disesbabkan adanya kegiatan lesson study.
Tim Lesson Study Depdiknas, Depag, dan JICA 2009: 27 menyatakan, bahwa persiapan kelas perlu diperhatikan pada tahap
pelaksanaan pembelajaran, para pengamat sebaiknya diberikan tempat yang nyaman yaitu pada jarak yang luas antara tempat duduk siswa
dengan dinding. Para pengamat harus berdiri pada posisi yang dapat
26
melihat wajah siswa. Guru model menyiapkan lembar denah tempat duduk yang mencantumkan nama para siswa bagi para pengamat. Hal
ini berguna bagi pengamat dalam mengenali siswa ketika membuat catatan dan merefleksi tentang kelas yang diamati.
Slamet Mulyana 2007: 16 menyebutkan bahwa fokus pengamatan ditujukan pada interaksi antara siswa-siswa, siswa-bahan
ajar, siswa-guru,
siswa-lingkungannya, dengan
menggunakan instrumen pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya dan disusun
bersama-sama. Sebagaimana dijelaskan oleh Tim Lesson Study Depdiknas, Depag, dan JICA 2009: 30 ada dua hal yang perlu
diamati: 1 apakah setiap siswa benar-benar mengikuti pembelajaran dan 2 kualitas pembelajaran siswa. Pengamat harus memperlihatkan
apakah terdapat siswa yang terlihat kesulitan dalam mengikuti pembelajaran dan mengapa siswa seperti itu. Kualitas pembelajaran
yang diamati adalah tingkat pemahaman siswa yang dapat menunjukkan pencapaian tujuan pembelajaran.
Parmin 2007: 122 mengatakan bahwa pengamat tidak diperkenankan mengganggu apalagi melakukan intervensi dalam
proses pemebelajaran. Selanjutnya Tim Lesson Study Depdiknas, Depag, dan JICA 2009: 31 menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan
lesson study, pengamat harus memperhatikan beberapa aturan sebagai berikut:
1 pengamat harus menjaga ketenangan;
2 pengamat harus berada dalam ruang kelas;
27
3 pengamat dilarang mengajari dan berbicara kepada siswa; dan
4 pengamat diharapkan dapat memetik pelajaran berharga dari kelas
yang mereka amati serta menerapkannya di kelas masing-masing. Hal senada juga diungkapkan oleh Siti Sriyanti 2014: 63,
bahwa selama melakukan pengamatan observer harus menaati beberapa aturan yang ada, antara lain: posisi berdiri observer ketika
pembelajaran, tidak boleh saling berbicara, tidak intervensi ketika pembelajaran berlangsung dan fokus pengamatan observer ditujukan
pada pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1 Apakah siswa belajar dan bagaimana prosesnya?; 2 Adakah siswa yang tidak belajar dan
mengapa tidak belajar?; dan 3 Bagaimana usaha guru memotivasi siswa yang tidak belajar?. Perlu digarisbawahi bahwa selama proses
pembelajaran berlangsung, observer berada di dalam kelas untuk belajar dari pembelajaran yang sedang berlangsung dan bukan untuk
mengevaluasi guru. c.
See Refleksi Parmin 2007: 123 mengatakan, bahwa refleksi bertujuan
untuk mendiskusikan kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan, observer diberi kesempatan untuk memberikan masukan-
masukan proses pembelajaran. Daryanto dan Muljo Rahardjo 2012: 63 menegaskan bahwa kegiatan refleksi harus dilaksanakan segera
setelah selesai pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar setiap kejadian yang diamati dan dijadikan bukti pada saat mengajukan
pendapat atau saran terjaga akurasinya karena setiap orang dipastikan
28
masih bisa mengingat dengan baik rangkaian aktivitas yang dilakukan di kelas.
Guru model mengawali diskusi dengan menyampaikan kesan- kesan dalam melaksanakan pembelajaran. Selanjutnya pengamat
diminta menyampaikan pendapat atau komentar dari pembelajaran terutama dalam mengenai aktivitas siswa. Pengamat harus berusaha
menghindari memberikan kritikan yang bersifat tajam atau pedas terhadap guru model Tim Lesson Study Depdiknas, Depag, dan JICA,
2009: 34. Dalam menyampaikan komentar atau pendapatnya, pengamat harus mengajukan bukti-bukti yang telah diperoleh dari
hasil pengamatan sebagai dasar dari pendapat yang diajukannya. Dengan kata lain pengamat tidak berbicara berdasarkan opini
Daryanto dan Muljo Rahardjo, 2012:63. Daryanto dan Muljo Rahardjo, 2012:63 mengatakan bahwa
kritik dan saran disampaikan secara bijak demi perbaikan pembelajaran. Sebaliknya, dan guru model harus dapat menerima
masukan dari pengamat demi pembelajaran berikutnya. Masukan yang positif dapat digunakan untuk merancang kembali pembelajaran yang
lebih baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Prayekti dan Rasyimah 92012: 60 bahwa hasil dari refleksi akan diperoleh sejumlah
pengetahuan baru atau keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran selanjutnya. Dengan kata lain
29
lesson study merupakan suatu cara peningkatan mutu proses pembelajaran yang tak pernah berakhir continuos improvement.
Berdasarkan uraian tahapan pelaksanaan lesson study yang telah dijelaskan di atas, maka diperoeh gambaran tahapan pelaksanaan
lesson study sebagai berikut:
Gambar 2. Tahapan Lesson Study
Sumber: I Wayan Santyasa, 2009: 6 6.
Kelebihan Lesson Study
Keutamaan dari lesson study adalah dapat meningkatkan keterampilan
atau kecakapan guru dalam melakukan kegiatan
pembelajaran. Dikarenakan kegiatan lesson study, adalah kegiatan belajar dari suatu pembelajaran Rusman, 2012: 391. Selanjutnya, Krisnawan
2010: 15-16, kelebihan lesson study adalah sebagai berikut: