30
collegial antarpendidik, yang gilirannya dapat memperkuat persatuan dan kesatuan serta meningkatkan mutu guru dan peserta didik secara
bersama;
c. dapat meningkatkan inovasi dan kreativitas seorang guru pamong
belajar; dan d.
dengan terjadinya interaksi antarpendidik, dapat membuka dan meningkatkan sifat terbuka. Diharapkan terjadi kooperasi dan
kolaborasi antarguru yang bersedia diberi masukan, kritik dan saran. Guru yang diberi saran tidak merasa diremehkan dicemooh, jika
terjadi kekurangan. Sedangkan bagi guru yang memberi kritik dan saran juga bukan merasa paling benar dan paling tahu.
C. Konsep Mutu Pendidikan
1. Pengertian Mutu Pendidikan
Secara umum, mutu mengandung makna derajat tingkat keunggulan suatu produk hasil kerja atau upaya baik berupa barang
maupun jasa Nur Zazin, 2011: 54. Dari perspektif pendidikan, mutu dapat dilihat dari sisi prestasi, proses pembelajaran, kemampuan lulusan
dalam mengembangkan potensinya di masyarakat, serta dalam hal memecahkan masalah dan berpikir kritis Nur Zazin, 2011: 66.
Secara efisiensi internal, pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang tujuan institusi dan kurikulernya dapat tercapai.
Sedangkan jika dilihat dari kesesuaian, pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang kemampuan lulusannya sesuai dengan kebutuhan tenaga
kerja di pasaran dan sesuai dengan kriteria pada pengguna lulusan. Mutu pendidikan dapat dilihat dari lima macam penilaian sebagai berikut:
1 prestasi siswa yang dihubungkan dengan norma nasional dan
agama dengan menggunakan skala nilai;
2
prestasi siswa yang berhubungan dengan kemampuan;
3
kualitas belajar dan mengajar;
4
kualitas mengajar; serta
5
kinerja sekolah Nur Zazin, 2011: 67.
31
Dari pemaparan di atas, maka mutu pendidikan adalah kebermutuan dari berbagai layanan institusi pendidikan kepada siswa
maupun staf pengajar untuk terjadinya proses pendidikan yang bermutu sehingga akan menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan,
keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan untuk terjun ke lingkungan masyarakat Sopaiatin 2010 dalam Nur Zazin,
2011: 66.
2. Ruang Lingkup Mutu Pendidikan
Prim Masrokan Mutohar 2013: 135 mengatakan, bahwa mutu dalam bidang pendidikan meliputi mutu input, proses, output, dan
outcome. Input pendidikan dinyatakan bermutu apabila siap berproses yang sesuai dengan standar minimal nasional dalam bidang pendidikan.
Proses pendidikan bermutu apabila mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan sehingga
tujuan pendidikan bisa tercapai dengan baik. Output bermutu apabila hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik baik dalam bidang akademik
dan non-akademik tinggi. Outcome bermutu apabila lulusan cepat terserap
dalam dunia
kerja maupun
lembaga-lembaga yang
membutuhkan lulusan tersebut dan stakeholders merasa puas terhadap
lulusan dari lembaga pendidikan tersebut
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti memfokuskan penelitian pada mutu proses pembelajaran. Selanjutnya, Sato Masaaki 2012, 21
mengatakan, bahwa mutu pembelajaran dapat dilihat melalui tiga unsur,
32
yaitu: 1 materi, tugas, dan RPP; 2 belajar dalam interaksi dialog dan kolaborasi; dan 3 suasana pembelajaran. Materi dan tugas
pembelajaran harus menarik serta memberikan tantangan bagi siswa sehingga RPP harus dipersiapkan dengan baik. Belajar hendaknya
dilakukan dengan dialog dan kolaborasi, yaitu siswa bekerjasama dengan siswa lain untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam
pembelajaran. Belajar seharusnya dapat menumbuhkan suasana belajar yang dapat mengaktifkan siswa, memberikan motivasi dan semangat
dalam proses pembelajaran.
D. Kebijakan Peningkatan Mutu Pendidikan