32
yaitu: 1 materi, tugas, dan RPP; 2 belajar dalam interaksi dialog dan kolaborasi; dan 3 suasana pembelajaran. Materi dan tugas
pembelajaran harus menarik serta memberikan tantangan bagi siswa sehingga RPP harus dipersiapkan dengan baik. Belajar hendaknya
dilakukan dengan dialog dan kolaborasi, yaitu siswa bekerjasama dengan siswa lain untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam
pembelajaran. Belajar seharusnya dapat menumbuhkan suasana belajar yang dapat mengaktifkan siswa, memberikan motivasi dan semangat
dalam proses pembelajaran.
D. Kebijakan Peningkatan Mutu Pendidikan
Kebijakan mutu digunakan untuk mengatur standar-standar masing- masing
program pokok
dan dapat
mencakup pernyataan
yang mengatasnamakan pelajar Nur Zazin, 2011: 87. Dalam hal ini, usaha
pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pasal 19 dari Peraturan Pemerintah tersebut berbunyi sebagai
berikut: 1
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
2 Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran,
dan pengawasan
proses pembelajaran
untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien Daryanto
dan Muljo Rahardjo, 2012: 41.
33
Peraturan Pemerintah tersebut membuktikan bahwa saat ini pemerintah telah menaruh perhatian terhadap mutu proses pembelajaran.
Selanjutnya, Pemerintah mengatur mutu proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No
103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, yang berbunyi :
Pasal 1 Ayat 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran selanjutnya
disebut dengan RPP adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan mengacu pada silabus.
Pasal 2 Ayat 1 Pembelajaran dilaksanakan berbasis aktivitas
dengan karakteristik: a interaktif dan inspiratif; b meyenangkan, menantang, dan memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif; dan c kontekstual dan kolaboratif.
Ayat 2 Pembelajaran menggunakan pendekatan, strategi
model, dan metode yang mengacu pada karakteristik sebagaimana dimaksud pada ayat
1.
Ayat 3 Pendekatan pembelajaran sebagaimana dimaksud
ayat 2 merupakan cara pandang pendidik yang yang digunakan untuk menciptakan lingkungan
pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi
yang ditentukan.
Ayat 5 Model pembelajaran sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud ayat 2 merupakan kerangka
konseprtual dan
operasional pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan
logis, pengaturan, dan budaya. Ayat 6
Metode pembelajaran sebagaimana dimaksud ayat 2 merupakan cara atau teknik yang
digunakan oleh pendidik untuk menangani suatu kegiatan pembelajaran yang mencakup antara lain
ceramah, tanya-jawab,diskusi.
Ayat 7 Pendekatan pembelajaran sebagaimana dimaksud
pada ayat 3 menggunakan pendekatan saintifik pendekatan berbasis proses keilmuan.
Ayat 8 Pendekatan saintifik pendekatan berbasis proses
keilmuan sebagaimana dimaksud pada ayat 7 meruapakan
pengorganisasian pengalaman
34
belajar dengan urutan logis meliputi proses pembelajaran: a mengamati; b menanya; c
mengumpulkan informasi;
d menalar
mengasosiasi; dan e mengkomunikasikan. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa sekarang
pemerintah menaruh perhatian terhadap mutu pembelajaran, dimana setiap satuan pendidikan diberi kewenangan untuk melakukan perencanaan
pembelajaran supaya proses pembelajaran dapat terselenggara secara interaktif dan inspiratif, meyenangkan, menantang, kontekstual dan
kolaboratif, serta dapat memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif
E. Penelitian yang Relevan