Tipe Pelaksanaan Lesson Study

15 solusi atas permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

2. Tipe Pelaksanaan Lesson Study

Lesson study adalah suatu kegiatan kolaboratif yang berkelanjutan dari sekelompok guru dan praktisi pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Pada praktiknya, terdapat dua tipe lesson study yang biasa dilaksanakan yaitu Lesson Study Berbasis Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP dan Lesson Study Berbasis Sekolah LSBS. Masing-masing tipe lesson study tersebut dapat dijelaskan di bawah ini: a. Lesson Study Berbasis Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP Prayekti dan Rasyimah 2012: 57 berpendapat, bahwa lesson study berbasis MGMP merupakan pengkajian tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh kelompok guru mata pelajaran tertentu, dengan pendalaman kajian tentang proses pembelajaran pada mata pelajaran tertentu, yang dapat dilaksanakan pada tingkat gugus, wilayah, kecamatan, atau dapat lebih diperluas lagi. Sedangkan Rustono 2010: 2 menjelaskan bahwa lesson study berbasis MGMP adalah lesson study yang dikoordinir oleh kelompok guru dan dibina oleh dinas pendidikan yang terkait. Beberapa tim ahli dari dosen juga dilibatkan beserta para mahasiswa dengan bidang yang sama. Hal ini bertujuan agar terjadi kerjasama ilmiah di antara praktisi pendidikan. 16 Tujuan lesson study berbasis MGMP antara lain: pertama, membantu para administrator memperbaiki pengelolaan dan kegiatan lesson study berbasis MGMP di wilayah masing-masing; kedua, membantu pimpinan sekolah untuk meningkatkan kegiatan lesson study berbasis MGMP dalam pengembangan profesi guru; dan ketiga, membantu semua pihak yang berkepentingan untuk memahami kegiatan lesson study berbasis MGMP yang telah dilaksanakan Tim Lesson Study Depdiknas, Depag, dan JICA, 2009: 5. b. Lesson Study Berbasis Sekolah LSBS Prayekti dan Rasyimah 2012: 57 mengatakan, bahwa lesson study berbasis sekolah dilaksanakan oleh semua guru dari berbagai mata pelajaran yang didampingi oleh kepala sekolah yang bersangkutan, yang memiliki tujuan agar kualitas proses dan hasil pembelajaran dari semua mata pelajaran di sekolah dapat lebih ditingkatkan. Sebagaimana dijelaskan oleh Parmin 2007: 121, bahwa tujuan utama lesson study berbasis sekolah ialah untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa yang menyangkut semua bidang studi yang diajarkan. Hal sama juga diungkapkan oleh Tim lesson study Depdiknas, Depag, dan JICA 2009: 56 bahwa semua mata pelajaran dapat dan harus dicakup oleh lesson study berbasis sekolah. 17 Lesson study berbasis sekolah mempunyai tujuan konkret antara lain: 1 semua guru harus membuka pembelajaran mereka untuk diobservasi dan direfleksi setidaknya satu kali dalam satu tahun; 2 semua guru harus meningkatkan kualitas pembelajaran mereka dengan belajar dari rekan-rekannya sesama guru; dan 3 semua guru harus membentuk kolegial dengan cara berkolaborasi bersama Tim Lesson Study Depdiknas, Depag, dan JICA, 2009: 54. Lesson study berbasis sekolah akan memberikan kesempatan kepada setiap mata pelajaran agar kualitas proses dan hasil pembelajaran dapat ditingkatkan. Pada lesson study berbasis sekolah, fasilitator dan koordinator ditunjuk oleh guru. Fasilitator dan koordinator dapat orang yang sama namun lebih baik dengan orang yang berbeda. Fasilitator memfasilitasi kegiatan lesson study di sekolah tersebut dengan memberikan masukan-masukan teknis. Koordinator bertanggungjawab untuk urusan-urusan administratif dalam pelaksanaan lesson study. Peran kepala sekolah dalam kegiatan lesson study berbasis sekolah sebagai baikut: 1 memprakarsai dan memimpin pelaksanaan lesson study berbasis sekolah di sekolah mereka; 2 ikut mempertimbangkan jadwal lesson study berbasis sekolah agar lebih banyak guru yang berpartisipasi dalam kegiatan lesson study; 3 ikut ambil bagian dalam kegiatan lesson study terutama dalam kegiatan observasi dan refleksi; dan 4 mendorong para guru untuk 18 menerapkan dan mengimplementasikan apa yang telah mereka pelajari dalam lesson study Tim Lesson Study Depdiknas, Depag, dan JICA, 2009: 56-57. Dengan demikian, peran serta kepemimpinan dari kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan lesson study berbasis sekolah. Pengaturan jadwal pada lesson study berbasis sekolah disesuaikan dengan jadwal pelajaran sekolah. Pemilihan guru model disesuaikan dengan urutan jadwal pelajaran yang telah ditentukan untuk open lesson. Guru dapat merefleksi pembelajaran melalui video jika banyak guru yang tidak dapat hadir observasi open lesson dikarenakan berbenturan dengan jadwal mengajar. Biaya yang diperlukan untuk lesson study berbasis sekolah berjumlah minimum. Tidak diperlukan “uang transport” untuk guru yang berpartisipasi, dan tidak membutuhkan “konsumsi” saat tahap refleksi berlangsung. Biaya yang dikeluarkan hanya biaya fotokopi, bahan yang diperlukan dalam open lesson dan sejumlah alat tulis. Jadi kegiatan lesson study berbasis sekolah tidak menghabiskan banyak biaya. Peneliti memfokuskan penelitian pada model lesson study berbasis sekolah. Daryanto dan Muljo Rahardjo 2012: 57 menyebutkan, bahwa langkah – langkah kegiatan yang dilakukan dalam lesson study tipe berbasis sekolah sama dengan lesson study berbasis MGMP. Perbedaannya hanya pada anggota komunitas saja. 19

3. Ciri-Ciri Lesson Study