Manajemen Data METODE PENELITIAN
menunjukkan jumlah koloni koliform paling banyak karena kondisi peternakan yang terpencil walaupun jumlah sapi yang ada tidak sebanyak peternakan
lainnya, kemungkinan lain adalah air untuk membersihkan sapi sudah tercemar, peralatan yang dipakai hanya dicuci dengan air, dan kebersihan pemerah kurang
higienis. Pada sampel C menunjukkan jumlah koloni koliform terkecil karena peternakan ini walaupun juga terpencil namun sapi yang ada tidak terlalu banyak
sehingga kebersihan sapi pada peternakan ini lebih terjaga. Bila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Roostita dkk. 2013 pada
susu segar di TPK Tempat Pelayanan Koperasi Lembang yang diuji dengan media LSTB Lauryl Sulphate Tryptose Broth menyatakan bahwa jumlah
koliform pada 33 dari 34 sampel melebihi batas maksimum SNI karena kemungkinan adanya pencemaran dari feses sapi.
27
Kedua penelitian ini menunjukkan hasil yang sama walaupun di tempat yang berbeda karena sampel
susu segar yang diuji sama-sama sudah tercemar dengan feses sapi yang ada di peternakan sapi tersebut.
Tahap selanjutnya
adalah uji
penegasan karena
kelima sampel
menunjukkan hasil tabung yang positif pada uji penduga. Sampel tabung LB dengan hasil positif diambil dengan ose bulat kemudian diisolasi pada larutan
Brilliant Green Lactose Broth BGLB dan diinkubasi pada inkubator dengan suhu 35
ᵒC selama 48 jam ± 2 jam. Tabung yang dinyatakan positif adalah tabung yang menghasilkan gas 10 pada tabung Durham dan warna keruh pada
larutan. Hasil dari uji tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 dan gambar 4.3. Tabel 4.2 Hasil Uji Penegasan pada Sampel Susu Segar
No. Nama Sampel BGLB 10
-1
BGLB 10
-2
BGLB 10
-3
Inte rpretasi MPN
1. Segar A
2 2
2 35 MPNml
2. Segar B
3 3
2 1100 MPNml
3. Segar C
2 2
1 28 MPNml
4. Segar D
3 3
3 1100 MPNml
5. Segar E
2 2
2 35 MPNml
Catam: BGLB = Brilliant Green Lactose Broth
Gambar 4.3. Gambar A merupakan uji penegas salah satu sampel sebelum diinkubasi selama 48 jam, sedangkan gambar B setelah diinkubasi selama 48 jam
dengan beberapa tabung menunjukkan hasil positif bakteri koliform. Hasil pada uji penegasan sampel susu segar ini juga menunjukkan hasil
yang sama positifnya pada uji penduga sebelumnya. Dengan demikian, untuk menarik hasil interpretasi MPN dari jumlah koliform pada tiap sampel dapat
menggunakan tabel MPN berdasar kombinasi tabung BGLB yang postif. Jumlah koliform pada lima sampel tersebut melebihi batas maksimum SNI 7388-2009
yaitu 2 x 10
1
MPNml. Sampel D menunjukkan jumlah koliform terbanyak dan sampel C menunjukkan jumlah koliform terkecil karena jumlah sapi yang ada di
peternakan C lebih sedikit, sedangkan jumlah sapi yang ada di peternakan D lebih banyak sehingga mempengaruhi keadaan kebersihan peternakan sapi perah
tersebut. Dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Eulis dkk. 2003 pada susu sapi segar di TPS Tempat Pengumpul Susu
Cimanggung, jumlah koliform pada sepuluh sampel yang dilakukan uji penegasan dengan media BGLB masih di bawah batas maksimum mikroba SNI
tahun 2000 yaitu sebesar 2 x 10
1
MPNml dengan kisaran 7,317 hingga 13,567 MPNml.
28
Dua penelitian ini memberikan hasil yang berbeda pada tempat yang berbeda karena perbedaan penanganan saat pemerahan dan pengangkutan, serta
perbedaan penerapan sanitasi. Setelah itu dilakukan uji pelengkap dengan mengisolasi bakteri pada
media Eosin Methylene Blue Agar EMBA. Hasil menunjukkan tumbuhnya