Alur Penelitian METODE PENELITIAN

DKI Jakarta. Bila akan dijual dalam bentuk eceran, susu akan dituang ke dalam plastik bening non-steril. Peneliti membeli semua sampel dari susu yang disimpan dalam plastik non-steril tersebut kemudian disimpan dalam thermos bag untuk menyimpan susu dalam suhu dingin agar mutu susu terjaga hingga ke laboratorium mikrobiologi FKIK UIN Syarif Hidayatullah. Dapat disimpulkan bahwa tahap pengambilan susu sapi segar pada penelitian ini tidak memakai prinsip steril sama sekali. Hal ini bisa dilihat pada gambar 4.1. Kemudian dilakukan uji MPN, dengan tahap pertama yaitu uji penduga menggunakan media Lactose Broth LB. Hasil dari tahap ini terlihat pada tabel 4.1 dan gambar 4.2. Tabel 4.1 Hasil Uji Penduga pada Sampel Susu Segar No. Nama Sampel LB 10 -1 LB 10 -2 LB 10 -3 Inte rpretasi MPN 1. Segar A 2 2 2 35 MPNml 2. Segar B 3 3 2 1100 MPNml 3. Segar C 2 2 1 28 MPNml 4. Segar D 3 3 3 1100 MPNml 5. Segar E 2 2 2 35 MPNml Catam: LB = Lactose Broth Gambar 4.2 Gambar A merupakan salah satu sampel susu segar sebelum diuji, sedangkan gambar B adalah hasil uji penduga sampel dengan hasil beberapa tabung menunjukkan positif bakteri koliform. Hasil uji penduga dari lima sampel susu sapi segar pada LB menunjukkan hasil tabung positif yang dibandingkan dengan kontrol positif maupun negatif. Sesuai dengan SNI 7388-2009 yang menetapkan batas maksimum Enterobacteriaceae di dalam susu sapi segar adalah 2 x 10 1 MPNml, artinya lima sampel tersebut melebihi batas maksimum dalam SNI tersebut. Sampel D menunjukkan jumlah koloni koliform paling banyak karena kondisi peternakan yang terpencil walaupun jumlah sapi yang ada tidak sebanyak peternakan lainnya, kemungkinan lain adalah air untuk membersihkan sapi sudah tercemar, peralatan yang dipakai hanya dicuci dengan air, dan kebersihan pemerah kurang higienis. Pada sampel C menunjukkan jumlah koloni koliform terkecil karena peternakan ini walaupun juga terpencil namun sapi yang ada tidak terlalu banyak sehingga kebersihan sapi pada peternakan ini lebih terjaga. Bila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Roostita dkk. 2013 pada susu segar di TPK Tempat Pelayanan Koperasi Lembang yang diuji dengan media LSTB Lauryl Sulphate Tryptose Broth menyatakan bahwa jumlah koliform pada 33 dari 34 sampel melebihi batas maksimum SNI karena kemungkinan adanya pencemaran dari feses sapi. 27 Kedua penelitian ini menunjukkan hasil yang sama walaupun di tempat yang berbeda karena sampel susu segar yang diuji sama-sama sudah tercemar dengan feses sapi yang ada di peternakan sapi tersebut. Tahap selanjutnya adalah uji penegasan karena kelima sampel menunjukkan hasil tabung yang positif pada uji penduga. Sampel tabung LB dengan hasil positif diambil dengan ose bulat kemudian diisolasi pada larutan Brilliant Green Lactose Broth BGLB dan diinkubasi pada inkubator dengan suhu 35 ᵒC selama 48 jam ± 2 jam. Tabung yang dinyatakan positif adalah tabung yang menghasilkan gas 10 pada tabung Durham dan warna keruh pada larutan. Hasil dari uji tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 dan gambar 4.3. Tabel 4.2 Hasil Uji Penegasan pada Sampel Susu Segar No. Nama Sampel BGLB 10 -1 BGLB 10 -2 BGLB 10 -3 Inte rpretasi MPN 1. Segar A 2 2 2 35 MPNml 2. Segar B 3 3 2 1100 MPNml 3. Segar C 2 2 1 28 MPNml 4. Segar D 3 3 3 1100 MPNml 5. Segar E 2 2 2 35 MPNml Catam: BGLB = Brilliant Green Lactose Broth