Transisi dalam Pikiran Konflik

2. Konflik Fungsional Functional Conflict, yaitu konflik yang terjadi dari bermacam-macam fungsi departemen dalam organisasi. Contoh: konflik antara bagian produksi dengan bagian pemasaran. 3. Konflik Staff dengan Kepala Unit Line Staff Conflict, yaitu konflik yang terjadi antara pimpinan unit dengan staffnya terutama yang berhubungan dengan wewenangautoritas kerja. Contoh: karyawan staff secara tidak formal mengambil wewenang berlebihan. 4. Konflik Formal–Informal Formal-Informal Conflict, yaitu konflik yang terjadi yang berhubungan dengan norma yang berlaku di organisasi informal dengan organisasi formal. Contoh: pimpinan yang menempatkan norma yang salah pada organisasi.

2.3.4 Karakteristik Konflik dan Solusinya

Karakteristik konflik dapat diperhatikan pada lima bentuk konflik Mangkunegara,2005:24, sebagai berikut: 1. Konflik dalam diri perorangan. 2. Konflik antara perorangan-perorangan dalam suatu organisasi. 3. Konflik antara perorangan-perorangan dan kelompok-kelompok dalam suatu organisasi. 4. Konflik antara kelompok dalam suatu organisasi. 5. Konflik antara organisasi-organisasi. Untuk memahami karakteristik konflik dan solusinya, maka harus dipahami terlebih dahulu mengenai sumber-sumber konflik dalam organisasi, konsekuensi konflik dan faktor-faktor yang menentukannya.

2.3.5 Sumber Konflik dalam Organisasi

Suatu konflik dapat terjadi karena masing-masing pihak merasa dirugikan. Hal ini menimbulkan kesan yang tidak menyenangkan bagi masing-masing atau salah satu pihak. Sumber konflik Mangkunegara,2005:24, meliputi: 1. Bersama-sama menggunakan sumber-sumber daya organisasi yang sama. 2. Perbedaan dalam tujuan antara bagian-bagiankelompok-kelompok dalam organisasi. 3. Saling ketergantungan pekerjaan dalam organisasi. 4. Perbedaan nilai-nilai atau persepsi dimilikidianut oleh masing-masing bagian-bagian organisasi. 5. Sumber-sumber lain seperti gaya perorangan, kekaburan organisasi dan masalah komunikasi. Sedangkan menurut Nitisemito 1982:214, sebab-sebab timbulnya konflik antara lain adalah: 1. Perbedaan pendapat, dimana masing-masing pihak merasa dirinyalah yang paling benar. 2. Salah paham. 3. Salah satu atau kedua belah pihak merasa dirugikan. 4. Perasaan yang terlalu sensitif.

2.3.6 Akibat-Akibat Konflik

Konflik tidak mesti menyebabkan akibat negatif, tetapi pada dasarnya konflik juga menyebabkan akibat positif Nitisemito,1982:214. Adapun akibat positifmenguntungkan dari adanya konflik adalah: 1. Menimbulkan kemampuan mengoreksi diri sendiri.