Komponen-Komponen Stres Penyebab Stres

2.2.4 Pendekatan Stres Kerja

Stres itu ada, baik suka atau tidak. Ia mempengaruhi orang dengan cara berbeda dan jika dibiarkan tidak ditangani akan menimbulkan kerusakan di tempat kerja. Stres dapat menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap prestasi kerja. Pada saat stres kerja rendah, karyawan dapat bekerja dengan prestasi yang optimal. Sebaliknya, jika tingkat stres tinggi, maka prestasi kerja dapat menurun secara drastis. Untuk itu perlu dilakukan pendekatan terhadap stres kerja. Ada 4 empat pendekatan terhadap stres kerja, yaitu; dukungan sosial, meditasi, biofeedback, dan program kesehatan pribadi Mangkunegara, 2005:12. 1. Pendekatan Dukungan Sosial Dilakukan melalui aktivitas yang bertujuan memberikan kepuasan sosial bagi karyawan, misalnya bermain game dan lelucon. 2. Pendekatan Meditasi Dilakukan melalui penenangan pikiran, dzikir, tafakur, sholat, dan olahraga pernapasan. 3. Pendekatan Biofeedback Dilakukan melalui bimbingan medis. Melalui bimbingan dokter, psikiater dan psikolog. 4. Pendekatan Kesehatan Pribadi Pendekatan ini merupakan pendekatan yang dilakukan sebelum terjadinya stres. Dalam hai ini, karyawan secara periode waktu yang kontinyu memeriksa kesehatan, melakukan relaksasi otot, pengaturan gizi dan olahraga secara teratur.

2.2.5 Konsekuensi dari Stres

Stres, baik itu yang berasal dari kehidupan pribadi ataupun dari tempat kerja, pada akhirnya akan mempengaruhi seseorang di tempat kerja. Apabila hal itu diabaikan, maka akan menimbulkan dampakkonsekuensi bagi perusahaan. Ada tiga kategori umum sebagai konsekuensi dari stres Wahjono, 2010:14, yaitu; 1. Gejala Fisiologis Gejala ini terkait dengan aspek kesehatan dan medis yang menunjukkan bahwa stres dapat menciptakan perubahan metabolisme, meningkatkan laju detak jantung dan pernafasan, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala dan menyebabkan serangan jantung. 2. Gejala Psikologis Stres dapat menyebabkan ketidakpuasan terutama yang berkaitan dengan ketidakpuasan pekerjaan. Disamping itu stres juga muncul dalam bentuk keadaan psikologis lain seperti ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan, dan suka menunda-nunda. 3. Gejala Perilaku Gejala stres yang terkait dengan perilaku mencakup perubahan produktivitas, absensi, tingkat keluar masuknya karyawan, perubahan kebiasaan makan, meningkatkan konsumsi rokok dan alkohol, bicara cepat, gelisah dan adanya gangguan tidur. Para pekerja yang mengalami stres dan tidak melihat jalan lain untuk memecahkan suatu masalah di tempat kerja, mungkin akan mencari pekerjaan baru. Para pekerja adalah sumber daya yang dapat di nilai dalam suatu organisasi. Pelatihan dan pengembangan pekerja memang membebani, namun itu adalah suatu investasi pada sumber daya manusia yang paling mahal Towner, 2002;6.

2.2.6 Cara Mengatasi Stres

Mengatasi stres dapat dilakukan dengan dua pendekatan Wahjono, 2010:14 yaitu pendekatan individu dan organisasi. 1. Pendekatan Individu Karyawan dapat memikul tanggung jawab pribadi untuk mengurangi tingkat stresnya 2. Pendekatan Organisasi Faktor organisasi yang dapat dikendalikan oleh manajemen seperti tuntutan tugas dan peran, struktur organisasi dapat dimodifikasi sedemikin rupa untuk menghindari tingkat stres yang tinggi. Penanggulangan stres dapat dilihat secara lebih rinci pada tabel berikut ini: Tabel 2.1 Penanggulangan Stres Secara Individual Dan Organisasi Secara individual Secara Organisasi 1. Meningkatkan keimanan 2. Melakukan meditasi dan pernafasan 3. Melakukan kegiatan olah raga 4. Melakukan rileksasi 5. Dukungan sosial dari teman- teman dan keluarga 6. Menghindari kebiasaan rutin yang membosankan 1. Melakukan perbaikan iklim organisasi 2. Melakukan perbaikan terhadap lingkungan fisik 3. Menyediakan sarana olahraga 4. Melakukan analisis dan kejelasan tugas 5. Mengubah struktur dan proses organisasi