2.5 Turnover
Semua organisasi terdiri dari orang-orang, dan adalah tugas manajemen untuk mengarahkan dan mengkoordinasi orang-orang tersebut. Pimpinan harus
harus memotivasi bawahan, mengarahkan kegiatan orang lain, memilih saluran komunikasi yang paling efektif dan memecahkan konflik antar anggota organisasi.
Apabila hal diatas tersebut tidak terlaksana dengan baik, besar kemungkinan akan mengakibatkan tingkat perputaran karyawan tinggi.
Perputaran karyawan employee Turnover adalah pengunduran diri permanen secara sukarela maupun tidak sukarela dari suatu organisasi Robbins,
2008:12. Menurut Harmita Wahyu, 2012:27 Turnover intention pada dasarnya adalah sama dengan keinginan berpindah karyawan dari satu tempat kerja ke
tempat kerja lainnya. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa Turnover intention adalah keinginan untuk berpindah, belum sampai pada tahap realisasi yaitu
melakukan perpindahan dari satu tempat kerja ke tempat kerja lainnya. Harnoto 2002:2 menyatakan “Turnover intention adalah kadar atau
intensitas dari keinginan untuk keluar dari perusahaan, banyak alasan yang menyebabkan timbulnya Turnover intention ini dan diantaranya adalah keinginan
untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.” Pendapat tersebut juga relatif sama dengan pendapat yang telah diungkapkan sebelumnya, bahwa Turnover
intention pada dasarnya adalah keinginan untuk meninggalkan keluar dari perusahaan.
Dalam arti luas, Turnover diartikan sebagai aliran para karyawan yang masuk dan keluar perusahaan Ronodipuro dan Husnan, 1995:34. Sedangkan
Mobley Wahyu,2012:13, mengemukakan bahwa batasan umum tentang
pergantian karyawan adalah berhentinya individu sebagai anggota suatu organisasi dengan disertai pemberian imbalan keuangan oleh organisasi yang
bersangkutan. Pergantian karyawan atau keluar masuknya karyawan dari organisasi
adalah suatu fenomena penting dalam kehidupan organisasi. Ada kalanya pergantian karyawan memiliki dampak positif. Namun sebagian besar pergantian
karyawan membawa pengaruh yang kurang baik terhadap organisasi, baik dari segi biaya maupun dari segi hilangnya waktu dan kesempatan untuk
memanfaatkan peluang. Angka Turnover karyawan yang tinggi dalam suatu organisasi mengakibatkan bengkaknya biaya perekrutan, seleksi dan pelatihan
karyawan. Disamping itu, keluar masuknya karyawan sering berarti hilangnya orang-orang yang keluarnya tidak diinginkan oleh organisasi tersebut. Hal ini
merupakan faktor pengganggu dengan merintangi keefektifan organisasi.
2.5.1 Indikasi Terjadinya Turnover intention
Menurut Harnoto 2002:2 Turnover intention ditandai oleh berbagai hal yang menyangkut perilaku karyawan, antara lain absensi yang meningkat, mulai
malas kerja, naiknya keberanian untuk melanggar tata tertib kerja, keberanian untuk menentang atau protes kepada atasan, maupun keseriusan untuk
menyelesaikan semua tanggung jawab karyawan yang sangat berbeda dari biasanya. Indikasi-indikasi tersebut bisa digunakan sebagai acuan untuk
memprediksi Turnover intention karyawan dalam sebuah perusahaan.