Sumber Konflik dalam Organisasi Akibat-Akibat Konflik

2.3.7 Cara Mengelola Konflik

Bila terjadi konflik, maka akan timbul upaya untuk penyelesaiannya. Ada 3 bentuk dan cara mengelola konflik Mangkunegara,2005:26, sebagai berikut: 1. Mendorong konflik. 2. Mengurangi konflik. 3. Memutuskan konflik.

1. Mendorong konflik

Mendorong konflik dilakukan dengan cara: a. Memasukkan seseorang dari luar. b. Merubah arus. c. Penyusunan kembali organisasi. d. Mendorong persaingan. e. Mencari manajer baru yang lebih cocok.

2. Mengurangi konflik

Mengurangi konflik dapat dilakukan dengan cara: a. Mendinginkan temperatur perselisihan. b. Menyatukan kelompok-kelompok yang berselisih dengan cara mencari “kambing hitam” dan berusaha mengalahkan musuh bersama.

3. Memutuskan konflik

Ada 3 cara memutuskan konflik, yaitu: a. Dominasi dan tekanan. Dilakukan dengan jalan: 1 Menekan konflik, bukan menyelesaikan konflik dengan jalan memaksa menghentikan perselisihan. 2 Menang-kalah yang kalah biasanya harus memberi jalan kepada yang lebih berwenang, tidak puas dan akan selalu melawan. b. Kompromi Ada beberapa bentuk kompromi, yaitu: 1 Pemisahan 2 Perdamaian 3 Peraturan yang menentukan 4 Penyuapankompensasi c. Pemecahan integral Ada beberapa pemecahan integral: 1 Musyawarah mufakat konsensus. 2 Konfrontasi. 3 Pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

2.4 Gaji

2.4.1 Pengertian GajiUpah

Dalam banyak organisasi, tingkat upah karyawan dinilai sangat penting. Faktor pendorong seorang tenaga kerjakaryawan mau melakukan suatu pekerjaan adalah dengan tujuan untuk memperoleh bayaran atau sering disebut dengan gaji. Menurut Sunarto 2004:41, gaji atau upah adalah harga sebagaimana harga-harga yang lain yang menunjukkan nilai jasa di mata pembeli dan penjual, pemberi kerja dan pemberi tenaga. Sedangkan pengertian upah menurut PP 0.81981 adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada karyawan untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan dan dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang ditetapkan atas dasar suatu persetujuan atau peraturan perundang-undangan serta dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan karyawan itu sendiri maupun untuk keluarganya. Tingkat gaji yang ditawarkan oleh suatu perusahaan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam menciptakan kepuasan kerja dan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Menurut Armstrong Murlis 1983:1, gaji merupakan bayaran pokok yang diterima oleh seseorang, tidak termasuk unsur-unsur variabel dan tunjangan lainnya. Banyak gaji yang diberikan mempunyai pengaruh terhadap semangat dan kegairahan kerja. Masalah besarnya gaji harus benar-benar diperhatikan, terutama bagi para karyawan yang mempunyai fungsi penting atau karyawan yang mempunyai tanggung jawab besar. Ketidaksesuaian gaji dengan pekerjaan dalam suatu perusahaan dapat menciptakan ketidakpuasan karyawan sehingga akan berpotensi pada tingkat keluar masuknya karyawan yang tinggi. Untuk itu, setiap perusahaan seharusnya dapat memberikan gaji yang cukup kepada karyawanpegawainya. Pengertian cukup yang dimaksud adalah jumlah yang mampu dibayarkan tanpa menimbulkan tuntutan dari para karyawan dan tidak menimbulkan kerugian pada perusahaan. Gaji bukanlah imbalan jasa dalam bentuk uang semata, tetapi dapat dalam bentuk-bentuk lain seperti jatah beras, perawatan kesehatan, fasilitas, dan sebagainya Nitisemito,1982:171. Tingkat gaji individu pemegang jabatan akan dipengaruhi oleh tiga faktor selain tingkat gaji pokok untuk jabatan itu sendiri Sunarto, 2004:42,yaitu:

1. Harga pasar. 2. Tingkat atau kompetensi yang mereka miliki.