Di bawah ini merupakan gambar akibat yang ditimbulkan dari pembayaran gaji yang tidak memuaskan karyawan.
Gambar 2.3 Akibat Pembayaran Gaji yang tidak Memuaskan
Sumber: Muliyono 1993:48.
2.4.3 Penerapan Upah Minimum
Upah pada dasarnya merupakan sumber utama penghasilan seseorang. Sebab itu, upah harus cukup untuk memenuhi kebutuhan karyawan dan
keluarganya dengan wajar. Upah minimum merupakan upah yang ditetapkan secara minimum regional, sektoral regional maupun sub sektoral Sumarsono,
2003:141. Dari definisi diatas, maka dapat terlihat dua unsur upah minimum, yaitu:
Desire for more pay
Performance
Grivances
Turnover Strikes
Absenteeism Search for
higher paying job
Job disatisfaction
Absenteeism Poor mental
health Dispensary
visits Psychological
withdrawal
Lower attractiveness of
job Pay
disatisfaction
1. Upah permulaan adalah upah terendah yang harus diterima oleh pekerja pada waktu pertama kali dia diterima bekerja.
2. Jumlah upah minimum haruslah dapat memenuhi kebutuhan hidup pekerja secara minimal yaitu kebutuhan untuk sandang, pangan, kebutuhan rumah
tangga dan kebutuhan dasar lainnya.
2.4.4 Komponen Upah Minimum
Menurut Sumarsono 2003:141, ada 3 komponen yang dianggap mempengaruhi besarnya upah minimum, yaitu:
1. Kebutuhan Fisik Minimum Kebutuhan fisik minimum adalah kebutuhan pokok seseorang yang
diperlukan untuk mempertahankan kondisi fisik dan mentalnya agar dapat menjalankan fungsinya sebagai salah satu faktor produksi.
2. Indeks Harga Konsumen Indeks harga konsumen merupakan petunjuk mengenai naik turunnya harga
kebutuhan hidup. 3. Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Pertumbuhan ekonomi daerah mencerminkan keadaan perekonomian di suatu daerah. Keadaan perekonomian ini akan mempengaruhi pertumbuhan
dan kondisi perusahaan yang beroperasi di daerah bersangkutan.
2.5 Turnover
Semua organisasi terdiri dari orang-orang, dan adalah tugas manajemen untuk mengarahkan dan mengkoordinasi orang-orang tersebut. Pimpinan harus
harus memotivasi bawahan, mengarahkan kegiatan orang lain, memilih saluran komunikasi yang paling efektif dan memecahkan konflik antar anggota organisasi.
Apabila hal diatas tersebut tidak terlaksana dengan baik, besar kemungkinan akan mengakibatkan tingkat perputaran karyawan tinggi.
Perputaran karyawan employee Turnover adalah pengunduran diri permanen secara sukarela maupun tidak sukarela dari suatu organisasi Robbins,
2008:12. Menurut Harmita Wahyu, 2012:27 Turnover intention pada dasarnya adalah sama dengan keinginan berpindah karyawan dari satu tempat kerja ke
tempat kerja lainnya. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa Turnover intention adalah keinginan untuk berpindah, belum sampai pada tahap realisasi yaitu
melakukan perpindahan dari satu tempat kerja ke tempat kerja lainnya. Harnoto 2002:2 menyatakan “Turnover intention adalah kadar atau
intensitas dari keinginan untuk keluar dari perusahaan, banyak alasan yang menyebabkan timbulnya Turnover intention ini dan diantaranya adalah keinginan
untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.” Pendapat tersebut juga relatif sama dengan pendapat yang telah diungkapkan sebelumnya, bahwa Turnover
intention pada dasarnya adalah keinginan untuk meninggalkan keluar dari perusahaan.
Dalam arti luas, Turnover diartikan sebagai aliran para karyawan yang masuk dan keluar perusahaan Ronodipuro dan Husnan, 1995:34. Sedangkan
Mobley Wahyu,2012:13, mengemukakan bahwa batasan umum tentang