berarti perjalanan, bepergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata
”travel” dalam bahasa Inggris.
10
Atas dasar tersebut, maka kata “pariwisata” diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu
tempat ke tempat lain, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan kata ”tour”, sedangkan untuk pengertian jamak, kata “kepariwisataan” dapat
digunakan kata ”tousrisme” atau “tourism”.
11
Definisi pariwisata menurut beberapa para ahli adalah: 1
Prof Salah Wahab Suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang
mendapat pelayanan secara bergantian di antara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri di luar negeri, meliputi
pendiaman orang-orang dari daerah lain daerah tertentu, suatu negara atau benua untuk sementara waktu dalam
mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan tetap.
2 Dr. Hubbert Gulden
Suatu seni dari lalu lintas orang dimana manusia berdiam diri di suatu tempat asing untuk maksud tertentu, tetapi dengan
kediamannya itu tidak boleh dimaksudkan akan tinggal menetap untuk melakukan pekerjaan selama-lamanya atau
meskipun sementara waktu, yaitu sifatnya berhubungan dengan pekerjaan.
3 Ketetapan MPRS No. I-II Tahun 1960
Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam
memberi liburan rohani dan jasmani setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah
lain pariwisata dalam negeri atau negara-negara lain pariwisata luar negeri
12
Jadi berdasarkan beberapa pengerian di atas dapat disimpulkan pariwisata adalah suatu kegiatan manusia mengunjungi daerah lain dari
tempat tinggalnya dan tidak untuk tujuan menetap atau melakukan kegiatan bisnis, melainkan untuk bersenang-senang, rekreasi dan
menghilangkan kepenatan setelah beraktivitas sehari-hari.
10
Oka A. Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung: Aksara, 1996, h. 112.
11
Ibid,. h. 112-113.
12
Ibid,. h.116-118.
b. Wisatawan
Berdasarkan tata bahasa Inggris pelaku perjalanan pariwisata adalah
”tourism” dan ”excurtionist”. Menurut rumusan Internasional Union of Official Travel Organisation IUOTO pada tahun 1963 dalam
general uwantoro, 1997, yang dimaksud dengan tourist dan excurtionist
sebagai berikut:
1 Wisatawan tourist, yaitu pengunjung sementara paling sedikit
tinggal selama 24 jam di negara yang dikunjunginya dengan tujuan perjalanan:
a Pesiar leisure, untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi,
keagamaan, dan olah raga. b
Hubungan dagang, sanak saudara, konferensi, misi dan sebagainya. 2
Pelancong excurtionist yaitu pengunjung sementara paling sedikit tinggal selama 24 jam di negara yang dikunjunginya termasuk
pelancong dengan kapal pesiar.
13
Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan definisi wisatawan adalah orang yang
melakukan kegiatan wisata,
14
sedangkan berdasarkan Undang- undang No. 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan definisi dari
wisata adalah ”kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu
untuk kajian rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu
sementara”.
15
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa wisatawan adalah orang atau pelaku yang melakukan kegiatan berwisata.
c. Daerah Tujuan Wisata
Dalam melakukan wisata terdapat kajian sosiologis mengenai alasan seseorang melakukan wisata, terdapat faktor penarik dan
pendorong yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan wisata. Hal
13
Geografi Pariwisata, 2014, h. 21, http:eprints.uny.ac.id85363BAB2 - 08405241008.pdf.
14
Pendit Nyoman S, Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana, Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 2003, h. 14.
15
Muljadi, Kepariwisataan dan Perjalanan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009, h. 12.
senada juga dikemukakan ketika seseorang mengkaji elemen daerah tujuan wisata dalam sistem pariwisata. Semua hal ini terkait dengan
destinasi atau daerah tujuan wisata. Pada dasarnya destinasi merupakan interaksi antar berbagai elemen, sebagaimana dikatakan Laiper 1990
tiga komponen pokok yang harus dikelola dengan baik oleh suatu destinasi adalah wisatawan, wilayah objek dan atraksi, dan informasi
mengenai wilayah. Menurut Jackson 1989 ada empat elemen utama untuk mencapai
tujuan umum dan khusus dari wisatawan, yaitu facilities, accomodation, transportation, dan attraction
”. Kembali menurut Jakson, perkembangan suatu daerah menjadi daerah tujuan wisata dipengaruhi oleh beberapa
pernyataan penting, seperti: 1.
Attractive to client, 2.
Facilities and attractions, 3.
Geographic location, 4.
Transport link, 5.
Politicalstability, 6.
Healthy environment, 7.
No goverment restriction.
16
Faktor-faktor penunjang daerah tujuan wisata harus diperhatikan dengan baik karena berpengaruh pada tingkat kunjungan wisatawan.
d. Potensi Pengembangan Kawasan Wisata
1 Potensi Wisata
Potensi wisata menurut Nyoman S Pendit adalah segala hal dan kejadian yang diatur dan disediakan sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengembangan pariwisata baik berupa suasana, kejadian, benda, maupun jasa.
Sedangkan menurut Chafid Fandeli potensi wisata juga dapat berupa sumber daya alam yang beraneka ragam dari aspek fisik dan
16
I Gede Pinata dan Putu G. Gayatri, Sosiologi Pariwisata, Yogyakarta: ANDI, 2005, h. 100-101.