Berdasarkan hasil skoring pada tabel 4.12 mengenai aksesibilitas didapatkan hasil 14. Sesuai dengan tabel 4.14 jumlah skor tersebut masuk
dalam kalas I yaitu sangat mendukung. Hal ini berarti bahwa kondisi aksebilitas Hutan Kota Srengseng sangat mendukung dijadikan daerah
tujuan wisata.
4. Kelayakan Kondisi Fasilitas
Pada bagian ini akan dilihat harkat kelas dan kriteria keberadaan fasilitas, apakah mendukung atau tidak untuk dijadikan daerah tujuan wisata.
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.15
Tabel 4.15 Harkat Kelas dan Kriteria Keberadaan Fasilitas
No Unsursubunsur
Nilai Skor, jika: Hasil
1. Sarana
a. Rumah
makanwarung makan
b. Toko souvenir
c. Sport center
d. Tempat ibadah
masjidmushol la
Ada 4 Ada 3
Ada 2 Ada 1
3 4
3 2
1
2. Prasarana
a. Listrik dan air
bersih b.
Telepon UmumWartel
c. PuskesmasKlin
ik d.
Pos Keamanan Ada 4
Ada 3 Ada 2
Ada 1 2
4 3
2 1
3. Akomodasi
a. Home stay
b. Pondokwisma
peristirahatan c.
Bungalau d.
Buperkemahan Sangat
Mudah 25 kali
Mudah 24-17
kali Cukup
16-10 kali
Sukar 9
kali 1
4 3
2 1
4. Luasan
Tempat Parkir
Ada, teralokasi
baik, luas memadai
Ada, teralokasi
baik, luas tidak
Ada, tidak
teralokasi , luas
Tidak ada
4
memadai tidak
memadai 4
3 2
1 Jumlah
10
Sumber : Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam Jakiatin Nisa: 2007:36 dalam Septiyani Azizi: 2014:42
Berdasarkan tabel 4.15 terdapat 4 unsur yang terdapat pada Hutan Kota Srengseng. Unsur pertama adalah sarana, di Hutan Kota Srengseng
berdasarkan kriteria harkat kelas keberadaan fasilitas yang tersedia adalah warung makan yang menjual makanan untuk pengunjung. Selanjutnya
terdapat sport center berupa jogging track yang biasa digunakan pengunjung untuk lari pagi atau sore dan juga digunakan untuk senam ibu-ibu setiap Sabtu
atau Minggu pagi, kemudian terdapat rumah ibadah berupa mushollah yang terjaga kebersihannya.
Unsur kedua adalah prasarana, yang terdiri dari listrik dan air bersih dan pos keamanan. Listrik dan air besih tersedia bagi pengunjung dan
masyarakat. Pos keamanan terletak di dekat kantor pengurus Hutan Kota Srengseng yang dijaga oleh 1 petugas keamanan.
Selanjutnya unsur ketiga adalah akomodasi. Terdapat area untuk bumi perkemahan di Hutan Kota Srengseng. Biasanya area bumi perkemahan ini
digunakan untuk kegiatan Pramuka, PMR, dan sebagainya. Unsur keempat yaitu luasan tempat parkir. Tempat parkir di Hutan
Kota Srengseng cukup luas untuk manampung mobil dan motor. Tempat parkirnya terelokasi dengan baik dan dijaga oleh petugas parkir. Setiap motor
yang parkir dikanakan biaya Rp 2.000 dan mobil Rp 3.000. Pada aspek kondisi fasilitas, Hutan Kota Srengseng berdasarkan
parameter yang telah ditetapkan maka Hutan Kota Srengseng mendapatkan
jumlah skor 10. Jumlah skor 10 masuk dalam kategori yang dapat dilihat pada tabel 4.16 sebagai berikut.
Tabel 4.16 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Keberadaan Fasilitas
Kelas Tingkat
Penilaian Jenjang
rata-rata harkat
Pemerian I
Sangat Mendukung
13-16 Suatu kawasan yang sangat besar
dukungan fasilitas terhadap keberadaan objek wisata, berdasarkan parameter-
parameter yang ditetapkan
II Mendukung
10-12 Suatu kawasan besar dukungan fasilitas
terhadap keberadaan
objek wisata,
berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan
III Kurang
mendukung 7-9
Suatu kawasan kurang didukung oleh fasilitas,
berdasarkan parameter-
parameter yang ditetapkan IV
Tidak mendukung
3-6 Tidak
terdapat dukungan
fasilitas terhadap
keberadaan objek
wisata dikawasan yang diobservasi
Sumber : Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam Jakiatin Nisa: 2007:36 dalam Septiani Azizi: 2014:46
Berdasarkan hasil skoring pada tabel 4.15 tentang keberadaan fasilitas didapatkan hasil 10. Sesuai dengan tabel 4.16 maka masuk dalam kelas II
yaitu mendukung, hal ini berarti keberadaan fasilitas di Hutan Kota Srengseng mendukung untuk dijadikan daerah tujuan wisata.
Setelah mengetahui hasil skoring pada kondisi fisik, sosial dan budaya, aksesibilitas, serta fasilitas maka dapat dirincikan hasil dari masing-masing
jumlah skoring pada tabel 4.17 sebagai berikut:
Tabel 4.17 Jumlah Hasil Pengharkatan
No Parameter
Hasil Skoring Kategori
1. Kondisi fisik
11 Kurang mendukung
2. Kondisi sosial dan budaya
40 Mendukung
3. Aksesibilitas
14 Sangat mendukung
4. Fasilitas
10 Mendukung
Jumlah 75
Mendukung
Sumber: Hasil Perhitungan 2014
Dari hasil skoring pengharkatan kelayakan Hutan Kota Srengseng sebagai daerah tujuan wisata didapatkan skor 75 yang masuk dalam kategori
yang dapat dilihat pada tabel 4.18 sebagai berikut.
Tabel 4.18 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Kesesuaian pada Objek Wisata
Kelas Tingkat
Penilaian Jenjang
rata-rata harkat
Pemerian
I Sangat
Mendukung 88-108 Suatu
kawasan yang
sangat besar
dukungan fisik, sosial dan budaya, atraksi wisata,
fasilitas wisatawan
terhadap keberadaan objek wisata, berdasarkan
parameter-parameter yang ditetapkan serta didukung oleh aksessibilias yang sangat
memadai.
II Mendukung
68-87 Suatu kawasan besar dukungan fisik,
sosial dan budaya, atraksi wisata, fasilitas wisatawan terhadap keberadaan objek
wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan serta didukung oleh
aksessibilias yang memadai.
III Kurang
mendukung 48-67
Suatu kawasan kurang didukung oleh fisik, sosial dan budaya, atraksi wisata,
aksessibilias, fasilitas
wisatawan, berdasarkan parameter-parameter yang
ditetapkan namun kurang didukung oleh sarana dan prasarana, aksessibilias yang
memadai
IV Tidak
mendukung 28-47
Tidak terdapat dukungan terhadap objek wisata ditempat penelitian.
Sumber : Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam Jakiatin Nisa: 2007:36 dalam Septiyani Azizi: 2014:46
Berdasarkan hasil penskoran keseluruhan diperoleh hasil 75 yang masuk dalam kelas II yaitu mendukung. Suatu kawasan besar dukungan fisik,
sosial dan budaya, aksesibilitas, dan fasilitas terhadap keberadaan objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan.
D. Pembahasan
1. Karakteristik Fisik Hutan Kota Srengseng
Hutan Kota Srengseng merupakan satu-satunya hutan kota yang berada di Jakarta Barat. Pembuatan Hutan Kota Srengseng berdasarkan
pendekatan pertama dalam pembuatan hutan kota yaitu dibangun pada lokasi-lokasi tertentu dalam hal ini yaitu di jalan H. Kelik Kelurahan
Srengseng Kecamatan Kembangan. Kondisi fisik umum Hutan Kota Srengseng sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Fakuara yaitu
tumbuhan atau vegetasi berkayu di wilayah perkotaan yang memberikan manfaat lingkungan yang sebesar-besarnya di wilayah perkotaan dalam
kegunaan-kegunaan proteksi, estetika, rekreasi dan kegunaan khusus lainnya.
15
Kegunaan proteksi pada hutan kota Srengseng yaitu hutan kota Srengseng merupakan hutan kota konservasi, pelestarian plasma nutfah,
penyimpan cadangan air, serta penyerap polusi lingkungan. Kegunaan estetika dapat dilihat dan dirasakan ketika berkunjung kesana maka
terdapat jajaran tumbuhan hias serta keteduhan dari berbagai variasi jenis pohon. Kegunaan rekreasi yaitu Hutan Kota Srengseng dimanfaatkan oleh
warga sebagai sarana rekreasi, kegunaan rekreasi ini semakin dirasakan setelah dikeluarkannya Perda tahun 2012 tentang masyarakat dipersilahkan
15
Endes, Nurfilmarasa Dahlan, Hutan Kota, Jakarta: APHI, 1992, h. 29