Teknik Pengolahan dan Analisis Data

49 Sumber: Kordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam Jakiatin Nisa: 2007:36 dalam Septiyani Aziz: 2014:39 4 Juragan Boing c. Kesenian 1 Gambang Kromong 2 Lenong Betawi 3 Tari Topeng 4 Ondel-ondel Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 4 3 2 1 7. Cenderamata lokal a. Makanan olahan khas 1 1 jenis 2 2-3 jenis 3 4-5 jenis 4 5 jenis Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 4 3 2 1 b. Home industri 1 1 jenis 2 2-3 jenis 3 4-5 jenis 4 5 jenis Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 4 3 2 1 c. Produk pertanian tanaman 1 1 jenis 2 2-3 jenis 3 4-5 jenis 4 5 jenis Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 4 3 2 1 Jumlah 50 Tabel 3.6 Harkat Kelas dan Kriteria Aksessibilitas No Unsursubunsur Nilai Skor, Jika: 1. Kondisi jalan Sangat baik Baik Kurang baik Buruk 4 3 2 1 2. Jenis kendaraanalat transportasi yang digunakan menuju lokasi a. Bus b. Kendaraan pribadi mobil dan motor c. Angkutan umum d. Sepeda Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 4 3 2 1 3. Frekuensi kendaraan umum darimenuju objek buahhari Sangat Mudah25 kali Mudah 24-17 kali Cukup 16-10 kali Sukar 9 kali 4 3 2 1 4. Jarak lokasi dengan pusat pemerintahan dan fasilitas kota Dekat 5 km Cukup jauh 12-6 km Jauh 19-13 km Sangat jauh 20 km 4 3 2 1 Jumlah Sumber : Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam Jakiatin Nisa: 2007:36 dalam Septiyani Aziz: 2014:41 51 Tabel 3.7 Harkat Kelas dan Kriteria Keberadaan Fasilitas No Unsursubunsur Nilai Skor, jika: 1. Sarana a. Rumah makanwarung makan b. Toko souvenir c. Sport center d. Tempat ibadah masjidmusholla Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 4 3 2 1 2. Prasarana a. Listrik dan air bersih b. Telepon UmumWartel c. PuskesmasKlinik d. Pos Keamanan Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 4 3 2 1 3. Akomodasi a. Home stay b. Pondokwisma peristirahatan c. Bungalau d. BuperBerkemah Sangat Mudah25 kali Mudah 24-17 kali Cukup 16-10 kali Sukar 9 kali 4 3 2 1 4. Luasan Tempat Parkir Ada, teralokasi baik, luas memadai Ada, teralokasi baik, luas tidak memadai Ada, tidak teralokasi, luas tidak memadai Tidak ada 4 3 2 1 Jumlah Sumber : Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam Jakiatin Nisa: 2007:36 dalam Septiyani Aziz: 2014:42 Analisis ini untuk mengetahui seberapa besar dukungan faktor-faktor tersebut terhadap kelayakan objek wisata, kemudian ditentukan kelas potensi dukungan dengan ketentuan sebagaimana digambarkan pada table berikut dengan ketentuan kelas sebagai berikut: Kelas I : Sangat mendukung Kelas II : Mendukung Kelas III : Kurang mendukung Kelas IV : Tidak mendukung 52 Nilai dan bobot terendah dan tertinggi pada setiap faktor dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.8 Nilai dan Bobot Kesesuaian Pariwisata untuk Faktor Fisik No Parameter Skor terendah Skor tertinggi 1 Produktivitas tanah 1 4 2 Penggunaan Lahan 1 4 3 Morfologi 1 4 4 Keberadaan bentang air 1 4 5 Kebersihan lingkungan 1 4 Jumlah 5 20 Sumber : Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 Sumber : Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam Jakiatin Nisa: 2007:36 dalam Septiyani Aziz: 2014:43 Tabel 3.9 Nilai dan Bobot Kesesuaian Pariwisata untuk Faktor Sosial dan Budaya No Parameter Skor terendah Skor Tetinggi 1 Jenis Mata pencaharian 1 4 2 Dominasi mata pencaharian untuk pertanian 1 4 3 Keberadaan dan dominasi bentuk rumah 1 4 4 Keberadaan dan dominasi pelengkap rumah tinggal 1 4 5 Pakaian 1 4 6 Adat istiadat 1 4 7 Keragaman objek yang dapat dinikmati 1 4 8 Variasi kegiatan yang dapat dilakukan wisatawan 1 4 9 Upacara 1 4 10 Cerita rakyatlegenda 1 4 11 Kesenian 1 4 12 Cenderamata lokal 1 4 53 Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam Jakiatin Nisa: 2007:36 dalam Septiyani Aziz: 2014:43 Tabel 3.10 Nilai dan Bobot untuk Kesesuaian Pariwisata untuk Keberadaan Aksesibilitas No Parameter Skor terendah Skor tertinggi 1 Kondisi jalan 1 4 2 Jenis kendaraan 1 4 3 Frekuensi kendaraan 1 4 4 Jarak lokasi terhadap pusat pemerintahan 1 4 Jumlah 4 16 Sumber : Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam Jakiatin Nisa: 2007:36 dalam Septiyani Aziz: 2014:44 Tabel 3.11 Nilai dan Bobot untuk Kesesuaian Pariwisata untuk Keberadaan Fasilitas No Parameter Skor terendah Skor tertinggi 1 Sarana 1 4 2 Prasarana 1 4 3 Akomodasi 1 4 4 Luasan tempat parkir 1 4 Jumlah 4 16 Sumber : Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam Jakiatin Nisa: 2007:36 dalam Septiyani Aziz: 2014:44 Setelah mengetahui skor masing-masing tiap aspek maka dapat diketahui kategorinya berdasarkan tabel kelas dukungan sebagai berikut. Tabel 3.12 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Fisik Kelas Tingkat Penilaian Jenjang rata-rata harkat Pemerian I Sangat Mendukung 16,2-20 Suatu kawasan yang sangat besar dukungan fisik terhadap objek wisata, berdasarkan parameter- parameter yang ditetapkan II Mendukung 12,4-16,1 Suatu kawasan besar dukungan fisik terhadap objek wisata, berdasarkan parameter-parameter Makanan olahan khas 13 Cenderamata lokal home industry 1 4 14 Cenderamata lokal Hasilpertanian segar 1 4 Jumlah 14 56 54 yang ditetapkan III Kurang mendukung 8,6-12,3 Suatu kawasan yang kurang didukungan fisiknya, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan IV Tidak mendukung 3,8-8,5 Tidak terdapat dukungan fisik terhadap objek wisata dikawasan yang diobservasi Sumber : Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam Jakiatin Nisa: 2007:36 dalam Septiyani Aziz: 2014:45 Tabel 3.13 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Sosial dan Budaya Kelas Tingkat Penilaian Jenjang rata-rata harkat Pemerian I Sangat Mendukung 45,5-56 Suatu kawasan yang sangat besar dukungan sosial dan budaya terhadap keberadaan objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan II Mendukung 35-45,4 Suatu kawasan besar dukungan sosial dan budaya terhadap keberadaan objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan III Kurang mendukung 24,5-34,9 Suatu kawasan yang kurang dukungan sosial dan budayanya, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan IV Tidak mendukung 10,5-24,4 Tidak terdapat dukungan sosial dan budaya terhadap keberadaan objek wisata dikawasan yang diobservasi Sumber : Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam Jakiatin Nisa: 2007:36 dalam Septiyani Aziz: 2014:45 Tabel 3.14 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Aksessibilitas Kelas Tingkat Penilaian Jenjang rata-rata harkat Pemerian I Sangat Mendukung 13-16 Suatu kawasan yang sangat besar dukungan aksessibilitas terhadap keberadaan objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan II Mendukung 10-12 Suatu kawasan besar dukungan aksessibilitas terhadap keberadaan objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan III Kurang mendukung 7-9 Suatu kawasan kurang didukung oleh aksessibilitas, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan IV Tidak mendukung 3-6 Tidak terdapat dukungan aksessibilitas terhadap keberadaan objek wisata dikawasan yang diobservasi Sumber : Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam Jakiatin Nisa: 2007:36 dalam Septiyani Aziz: 2014:46 55 Tabel 3.15 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Keberadaan Fasilitas Kelas Tingkat Penilaian Jenjang rata-rata harkat Pemerian I Sangat Mendukung 13-16 Suatu kawasan yang sangat besar dukungan fasilitas terhadap keberadaan objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan II Mendukung 10-12 Suatu kawasan besar dukungan fasilitas terhadap keberadaan objek wisata, berdasarkan parameter- parameter yang ditetapkan III Kurang mendukung 7-9 Suatu kawasan kurang didukung oleh fasilitas, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan IV Tidak mendukung 3-6 Tidak terdapat dukungan fasilitas terhadap keberadaan objek wisata dikawasan yang diobservasi Sumber : Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam Jakiatin Nisa: 2007:36 dalam Septiyani Aziz: 2014:46 Tabel 3.16 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Kesesuaian pada Objek Wisata Kelas Tingkat Penilaian Jenjang rata-rata harkat Pemerian I Sangat Mendukung 88-108 Suatu kawasan yang sangat besar dukungan fisik, sosial dan budaya, atraksi wisata, fasilitas wisatawan terhadap keberadaan objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan serta didukung oleh aksessibilias yang sangat memadai. II Mendukung 68-87 Suatu kawasan besar dukungan fisik, sosial dan budaya, atraksi wisata, fasilitas wisatawan terhadap keberadaan objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan serta didukung oleh aksessibilias yang memadai. III Kurang mendukung 48-67 Suatu kawasan kurang didukung oleh fisik, sosial dan budaya, atraksi wisata, aksessibilias, fasilitas wisatawan, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan namun kurang didukung oleh sarana dan prasarana, aksessibilias yang memadai IV Tidak mendukung 28-47 Tidak terdapat dukungan terhadap objek wisata ditempat penelitian. Sumber : Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam Jakiatin Nisa: 2007:36 dalam Septiyani Aziz: 2014:46 56 b. Metode Analisis Kuantitatif Deskriptif Dalam penelitian ini data yang telah dianalisis disajikan dalam analisis deskriptif tabel frekuensi tunggal. Data yang disajikan kemudian diinterpretasikan teori-teori yang ada diukur dengan presentase. 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Daerah Penelitian

1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian

a. Letak dan Luas

Kelurahan Srengseng merupakan salah satu kelurahan yang termasuk dalam Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. Secara administratif Kelurahan Srengseng berbatasan dengan: 1. Sebelah Utara dengan Kelurahan Meruya Utara di sebelah utara 2. Sebelah Barat dengan Kelurahan Joglo Kelurahan Meruya Selatan 3. Sebelah Timur dengan Kelurahan Kelapa Dua 4. Sebelah Selatan dengan Kelurahan Ulujami Lokasi Kelurahan Srengseng berada di sebelah timur dari pusat administrasi Kecamatan Kembangan, jarak tempuh ke pusat Kecamatan Kembangan dari Kelurahan Srengseng + ½ km dengan waktu tempuh + 10 menit denganmenggunakan kendaraan bermotor, sedangkan jarak ke Wali Kota Jakarta Barat + 2 km dengan waktu tempuh + 15 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor. Kelurahan ini memiliki area paling luas di kecamatan Kembangan yaitu 491,60 ha terbagi menjadi terbagi menjadi 12 RW dan 99 RT. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut. Sumber: Peta RBI DKI Jakarta dan Google Earth Gambar 4. 1 Peta Lokasi Penelitian Hutan Kota Srengseng

b. Iklim

Kondisi iklim pada Kelurahan Srengseng mengacu pada kondisi iklim DKI Jakarta yang merupakan Ibu kota dari Indonesia yang didalamnya terdapat Kelurahan Srengseng, sehingga kelurahan Srengseng memiliki kesamaan iklim dengan DKI Jakarta yaitu beriklim D sedang menurut iklim Schmit Ferguson dengan curah hujan rata-rata sepanjang tahun 2.000 mm. Wilayah DKI Jakarta termasuk daerah tropis beriklim panas dengan suhu rata-rata pertahun 27ºC dengan kelembapan antara 80 sampai 90. Temperatur tahunan maksimum 32ºC dan minimum 27ºC. Kecepatan angin rata-rata 11,2 knot. 1

c. Morfologi dan Geologi

Wilayah Provinsi DKI Jakarta merupakan daratan rendah dengan ketinggian rata-rata 7 mdpl, hal ini juga serupa dengan Kelurahan Srengseng yang merupakan daratan rendah dengan rata-rata ketinggian 7 mdpl. Secara geologis wilayah Jakarta terdiri dari endapan Pleistocene yang terdapat pada kurang lebih 50 meter di bawah permukaan tanah dimana bagian selatan terdiri atas lapisan alluvial, sedangkan dataran rendah pantai merentang ke bagian pedalaman sekitar 10 m. Dibawahnya terdapat lapisan endapan yang lebih tua yang tidak tampak pada permukaan tanah karena tertimbun selurhnya oleh endapan alluvium. Secara geologis karena Kelurahan Srengseng merupakan bagian dari DKI Jakarta maka terdapat kesamaan geologis pada daerah ini yaitu secara geologis terdiri dari endapan Pleistocene kurang lebih 50 m di bawah permukaan tanah dan terdiri atas lapisan alluvial karena Kelurahan Srengseng dialiri oleh Sungai yang bernama Kali Pesanggrahan. 2 1 Dinas Kehutanan, Provil DKI Jakarta, 2014, h. 199, www.dephut.go.id . 2 Rancangan Akhir RPJMD, 2014, h.3, http;rpjmd.bappedajakarta.go.id.

d. Topografi

Kondisi topografi Kelurahan Srengseng juga mengacu pada kondisi topografi DKI Jakarta yaitu termasuk dalam kategori daerah datar dan landai. Ketinggian tanah dari pantai sampai ke Banjir Kanal bekisar antara 0-10 mdpl diukur dari titik nol Tanjung Priok. Sedangkan dari Banjir Kanal sampai batas paling Selatan di wilayah provinsi DKI Jakarta antara 5-50 mdpl. Daerah pantai merupakan rawa atau daerah yang selalu tergenang air pada musim hujan. Di daerah bagian Selatan Banjir Kanal terdapat perbukitan rendah dengan ketinggian antara 50-75 m. 3

e. Jenis Tanah

Secara geologis seluruh wilayah Jakarta merupakan dataran alluvial, yang materi tanahnya merupakan endapan hasil pengangkutan aliran permukaan dan air sungai yang mengalir pada wilayah tersebut. 4 Begitu pula dengan Kelurahan Srengseng yang memiliki jenis tanah alluvial dikarenakan dialiri oleh Kali Pesanggrahan.

f. Hidrologi

Berdasarkan letaknya Kota Jakarta termasuk dalam kota delta delta city yaitu kota yang berada pada muara sungai. Kota delta umumnya berada di bawah permukaan laut, dan cukup rentan terhadap perubahan iklim.Kota delta Jakarta dialiri oleh 13 sungai, 13 sungai tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Sungai di DKI Jakarta No Nama Sungai 1. Kali Mookervant 2. Kali Angke 3. Kali Pesanggrahan 4. Kali Grogol 5. Kali Krukut 6. Kali Baru Barat 3 Dinas Kehutanan, loc.cit.,199. 4 Rancangan Akhir RPJMD, loc.cit., h.3. 7. Kali Ciliwung 8. Kali Cipinang 9. Kali Sunter 10. Kali Baru Timur 11. Kali Buaran 12. Kali Jati Kramat 13. Kali Cakung Sumber: Rancangan Akhir RPJMD Tiga belas sugai dan dua kanal yaitu Kanal Banjir Barat dan Kanal Banjir Timur yang melewati Jakarta sebagian besar berhulu di daerah Jawa Barat dan bermuara di teluk Jakarta. 5 Khusus untuk kelurahan Srengseng, daerah ini dialiri oleh Kali Pesanggrahan.

2. Kondisi Sosial Ekonomi Daerah Penelitian

a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Berdasarkan data profil Kelurahan Srengseng jumlah penduduk secara keseluruhan Kelurahan Srengseng memiliki jumlah penduduk paling banyak ke tiga di Kecamatan Kembangan setelah Kembangan Utara dan Meruya Utara.Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah 1. Laki-laki 21.986 2. Perempuan 20.634 Total 42.620 Sumber: Data Profil Kelurahan Srengseng Tahun 2011 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk laki- laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan.Kepadatan penduduk Kelurahan Srengseng sebesar 87 jiwaha yang membuat Kelurahan Srengseng masuk ke dalam kategori wilayah kurang padat berdasarkan kriteria kepadatan penduduk yang dikeluarkan oleh undang- undang.Selanjutnya Kelurahan Srengseng terbagi menjadi 12 Rukun Warga 5 Ibid.,h.3.