Populasi Sampel METODOLOGI PENELITIAN

43 Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi atau keterangan-keterangan. 8 Pedoman wawaara yang digunakan dalam penelitian ini adalah semi terstruktur dengan menyiapkan pedoman wawancara yang telah disiapkan sebagai instrument wawancara. Kemudian dari daftar pertanyaan untuk wawancara tersebut dapat dikembangkan sehingga informasi yang didapat lebih lengkap dan tingkat validitasnya dapat dipertanggungjawabkan. 3. Kuesioner Kuestioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti, angket disebarkan kepada reponden. 9 Prosedur dalam penyebaran angket ini dilakukan secara langsung yang diberikan kepada responden sampai memenuhi jumlah responden yang ditentukan. Jenis angket yang diberikan merupakan angket tertutup, jadi responden hanya menjawab pertanyaan yang isinya tersedia dalam angket tersebut. Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah warga sekitar Hutan Kota Srengseng. Pengukuran tingkat persepsi masyarakat dalam menunjang kelayakan hutan kota Srengseng sebagai objek wisata menggunakan kuestioner yang didasarkan atas sistem penilaian skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini fenomena sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut 8 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta:Bumi Aksara, 2003, h. 83 9 Ibid., h. 76 44 dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: a. Sangat Setuju a. Selalu b. Setuju b. Sering c. Ragu-ragu c. Kadang-kadang d. Tidak Setuju d. Tidak Pernah e. Sangat Tidak Setuju a. Sangat positif a. Sangat baik b. Positif b. Baik c. Negatif c. Tidak baik d. Sangat negatif d. Sangat tidak baik Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberian skor, misalnya: 1. Setujuselalusangat positif skor 5 2. Setujuseringpositif skor 4 3. Ragu-ragukadang-kadangnetral skor 3 4. Tidak setujuhampir tidak pernahnegatif skor 2 5. Sangat tidak setujutidak pernah skor 1 Instrument penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda. 10 Dengan menggunakan skala Likert maka akan diperoleh hasil mengenai tingkat kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat dalam menunjang kelayakan hutan kota Srengseng sebagai objek wisata. 10 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Alfabeta, 2009, h. 134-135. 45 4. Dokumentasi, merupakan metode yang digunakan untuk menelusuri data historis. 11 Dokumen dalam penelitian ini bermacam-macam, dapat berupa profil Kecamatan Kebon Jeruk, monografi penduduk daerah Kebon Jeruk, dokumen pemerintah maupun swasta, dan lain sebagainya.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data a. Editing, merupakan kegiatan yang dilakukan setelah peneliti selesai menghimpun data di lapangan. Kegiatan ini penting karena kenyataannya data yang terhimpun kadang kala belum memenuhi harapan peneliti. 12 b. Koding, adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden ke dalam kategori-kategori. Biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara memberi tanda atau kode berbentuk angka pada jawaban masing-masing responden. 13 c. Tabulasi, adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya. 14 2. Teknik Analisis Data a. Metode Analisis Skoring pengharkatan untuk menilai potensi hutan kota sebagai daerah tujuan wisata Metode skoring merupakan cara menilai potensi-potensi tiap- tiap hutan kota sebagai objek wisata dengan jalan menilai setiap variable penilaian sehingga diperoleh kelas potensi sebagai objek wisata berdasarkan perhitungan nilai setiap variable penilaian. Nilai tiap kriteria dalam penelitian ini ditetapkan dengan skor, skor terendah untuk faktor fisik adalah 1 dan tertinggi adalah 4. Skor terendah untuk faktor sosial dan budaya adalah 1 dan skor tertinggi 11 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana. 2010, h. 144. 12 Ibid,.h. 165. 13 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta:Bumi Aksara, 2003, h. 154. 14 Burhan Bungin, op.cit., h. 168.