Potensi Pengembangan Kawasan Wisata

d. Prasarana Sosial Sosial Infrastructure Prasarana sosial adalah semua faktor yang menunjang kemajuan atau menjamin kelangsungan prasarana perekonomian yang ada. Termasuk dalam kelompok ini adalah: 1 Sistem pendidikan School System Adanya lembaga-lembaga pendidikan yang mengkhususkan diri dalam pendidikan kepariwisataan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan tidak hanya pelayanan bagi para wisatawan, tetapi juga untuk memelihara dan mengawasi suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang kepariwisataan. 2 Pelayanan Kesehatan Health Service Facilities Pelayanan kesehatan harus terdapat dalam daerah tujuan wisata sebaga jaminan pelayanan kesehatan bila ada wisatawan yang jatuh sakit dalam perjalanan wisata. 3 Faktor Keamanan Safety Factor Perasaan tidak aman dapat terjadi di suatu tempat yang baru saja dikunjungi, untuk itu dibutuhkan keamanan dari tempat wisata sehingga para wisatawan merasa aman berada disana. 4 Petugas yang Langsung Melayani Wisatawan Goverment Apparatur Termasuk ke dalam kelompok ini antara lain petugas imigrasi, petugas bea cukai, petugas kesehatan, polisi, dan pejabat-pejabat lain yang berkaitan dengan pelayanan para wisatawan. 21 b Sarana Sarana kepariwisataan adalah sarana wisata merupakan perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada 21 Yoeti, op.cit., h. 186-192. wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung serta kehidupannya banyak tergantung pada kedatangan wisatawan. 22 Jenis-jenis sarana pokok kepariwisataan adalah: a. Sarana Pokok Wisata Main Tourism Superstructures Sarana pokok wisata adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya tergantung pada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan pariwsata. Misalnya: travel agent, tour operator, perusahaan angkutan wisata, hotel, retoran, objek wisataatraksi. b. Sarana pelengkap pariwisata SuplemetingTourism Superstructures Sarana pelengkap pariwisata adalah perusahaan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok pariwisata, tetapi juga adalah membuat agar wisatawan dapat lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata DTW c. Sarana Penunjang Pariwisata Supporting Tourism Superstructures Sarana penunjang pariwisata memiliki fungsi agar wisatawan lebih banyak membelanjakan uangnya di tempat yang dikunjunginya, misalnya kios-kios, night club, steambaths, dan casino. 23 Tabel 2. 1 Standar Kelayakan menjadi Daerah Tujuan Wisata No Kriteria Standar Minimal 1. Objek Terdapat salah satu dari unsur alam, sosial ataupun budaya 2. Akses Adanya jalan, adanya kemudahan, rute, tempat parkir dan harga parkir yang terjangkau 3 Akomodasi Adanya pelayanan penginapan hotel, wisma, losmen, dan lain-lain 22 Ibid,. h. 197. 23 Ibid,. h. 199-104. 4. Fasilitas Agen perjalanan, pusat informasi, salon, fasilitas kesehatan, pemadam kebakaran, hydrant, TIC Tourism Information Centre, guiding pemandu wisata, plang informasi, petugas yang memeriksa masuk dan keluarnya wisatawan petugas entry dan exit 5. Transportasi Adanya transportasi lokal yang nyaman, variatif yang menghubungkan akses masuk. 6. Cetering Service adanya pelayanan makanan dan minuman restaurant, rumah makan, warung nasi dan lain-lain 7. Aktivitas rekreasi Terdapat sesuatu yang dilakukan di lokasi wisata, seperti berenang, terjun payung, berjemur, berselancar, jalan-jalan dan lain- lain. 8. Pembelanjaan Adanya tempat pembelian barang-barang umum, seperti kamera beserta film, serta souvenir yang khusus dan sesuatu yang khas dari daerah yang bersangkutan 9. Komunikasi Adanya televisi, telepon umumwarung telkom, radio, sinyal telephone seluler, penjual voucher isi ulang pulsa seluler dan internet akses 10. Sistem perbankkan Adanya bank beberapa jumlah dan jenis bank dan ATM beserta sebarannya 11. Kesehatan Poliklinik poli umumJaminan ketersediaan pelayanan yang baik untuk penyakit yang mungkin diderita wisatawan 12. Keamanan Adanya jaminan keamanan petugas khusus keamanan, polisi wisata, pengawas pantai, rambu-rambu perhatian, pengarah kepada wisatawan 13. Kebersihan Tempat sampah dan rambu-rambu peringatan tentang kebersihan 14 Sarana Ibadah Terdapat salah satu sarana ibadah bagi wisatawan 15 Sarana Pendidikan Terdapat salah satu sarana pendidikan formal 16 Sarana Olahraga Terdapat alat dan perlengkapan untuk berolahraga Sumber: Penelitian 2007

3. Hakikat Pariwisata

Kegiatan pariwisata merupakan perwujudan dari hak asasi manusia HAM. Di dalam the Universal Declaration of Human Right tercantum pernyataan sebagai berikut: a. Setiap orang memiliki hak untuk secara bebas melakukan pergerakan dan tinggal di dalam batas wilayah setiap negara atau everyone has right to freedom of movement and residence within the borders of each state. pasal 13 ayat 1 b. Setiap orang memiliki hak untuk beristirahat dan berpesiar termasuk di dalamnya pembahasan waktu bekerja yang memadai dan waktu liburan dengan tetap digaji everyone has the right to rest and leisure, including reasonable limitation of working hours and periodic holiday with pay. Pasal 24 Kedua pasal tersebut di atas menunjukkan bahwa secara jelas dapat diketahui adanya hak yang sangat mendasar atas kebebasan untuk bergerak, beristirahat dan berlibur. Sedangkan pariwisata merupakan alat pelaksana HAM. Pariwisata merupakan penghubung antara wisatawan dengan tempat-tempat yang dikunjunginya tanpa membedakan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, pandangan politik, kewarganegaraan, kebangsaan, tempat kelahiran dan statusnya. Prinsip ini secara tegas telah dicantumkan dalam Global Code of Ethics for Tourism yang telah ditetapkan oleh World Tourism Organisation WTO. 24 Dalam mewujudkan perkembangan pariwisata harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Kemampuan untuk mendorong dan meningkatkan perkembangan kehidupan ekonomi dan sosial budaya. b. Nilai-nilai agama, adat istiadat, serta pandangan dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat. c. Kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup. 24 Muljadi, Kepariwisataan dan Perjalanan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009, h.21-22. d. Kelanjutan dari usaha periwisata itu sendiri. Hal ini dikarenakan bahwa pariwisata merupakan cerminan budaya bangsa yang menuju kearah peradaban, mempertinggi derajat kemanusiaan, kesusilaan, dan ketertiban umum sebagai jati diri bangsa. 25

4. Peran Pemerintah dalam Industri Pariwisata

Selo Soemardjan menyatakan bahwa pengembangan pariwisata harus merupakan pengembangan yang berencana secara menyeluruh, sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat, baik secara ekonomi, sosial, maupun kultural. Perencanaan tersebut harus mengintegrasikan pengembangan pariwisata ke dalam suatu program pembangunan ekonomi, fisik, dan sosial disuatu negara. Disamping itu, rencana tersebut harus mampu memberikan kerangka kerja kebijaksanaan pemerintah, untuk mendorong dan mengendalikan pengembangan pariwisata. Peran pemerintah dalam mengembangkan pariwisata adalah menyediakan infrastruktur tidak hanya dalam bentuk fisik, memperluas bentuk fasilitas, kegiatan kordinasi antar aparatur pemerintah dengan pihak swasta, pengaturan promosi umum ke luar negeri. Tidak dapat disangkal bahwa hampir seluruh wilayah Indonesia memiliki potensi pariwisata, maka yang perlu diperhatikan adalah sarana angkutan, keadaan infrastruktur, sarana dan prasarana yang menuju ke dan terdapat di daerah tersebut. Mengembangkan kesemuanya secara simultan merupakan hal yang sulit karena biaya yang dibutuhkan besar sedangkan dana yang tersedia terbatas, oleh karena itu pembangunan pariwisata haruslah berdasarkan skala prioritas. Pada saat World Tourism Conference di Manila pada tahun 1980 mengungkapkan bahwa pemerintah harus meninjau dan mempelajari turism secara menyeluruh, berhati-hati dan secara objektif. Dalam pengembangannya pemerintah harus menitikberatkan pada peran 25 Ibid,. h. 32. pariwisata terhadap kesejahteraan sosial, penggunaan tanah, perlindungan terhadap lingukungan sosial dan alam, serta pada pelestarian tradisi dan kebudayaan. Segala hal tersebut telah tertuang dalam MPR dalam GBHN, tinggal bagaimana mengaplikaasikan dalam keadaan yang sebenarnya. 26

5. Ekowisata

a. Pengertian Ekowisata

Pengertian ekowisata mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Namun pada hakekatnya pengertian ekowisata adalah suatu bentuk wisata yang bertanggung jawab terhadap kelestarian area yang masih alami, memberi manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat setempat. Berdasarkan pengertian ini, bentuk ekowisata pada dasarnya merupakan bentuk gerakan konservasi yang dilakukan oleh penduduk dunia. Eco-traveler ini pada hakekatnya konservasionis. Definisi ekowisata pertama kali diperkenalkan oleh organisasi The Ecotourism Society pada tahun 1990, menurut The Ecotourism Societ ,“Ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat ”. Semula ekowisata dilakukan oleh wisatawan pecinta alam, namun dalam perkembangannya bentuk ekowisata semakin berkembang karena banyak digemari oleh wisatawan, sehingga muncullah kegiatan bisnis berbasisi ekowisata. Ekowisata kemudian didefinisikan sebagai berikut: “Ekowisata adalah bentuk baru dari perjalanan bertanggung jawab ke area alami dan berpetualang yang dapat menciptakan industri pariwisat a”. Selanjutnya Australian Department of Tourism mendefinisikan ekowisata merupakan wisata berbasis pada alam dengan mengikutkan aspek pendidikan dan interpretasi terhadap lingkungan alami dan budaya masyarakat dengan pengelolaan kelestarian ekologis. Definisi ini memberi penegasan bahwa 26 James J. Spillane, Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prosesnya, Yogyakarta: Kanisius, 1994, h. 133. aspek yang terkait tidak hanya bisnis seperti halnya bentuk pariwisata lainnya, tetapi lebih dekat dengan pariwisata minat khusus, alternative tourism atau special interest tourism dengan obyek dan daya tarik wisata alam. 27 Dari ketiga definisi dapat dipahami bahwa ekowisata telah berkembang sangat pesat. Taman Nasional merupakan salah satu tempat yang berhasil mengembangkan ekowisata dan merupakan salah satu destinasi untuk ekowisata. Selain itu dibutuhkan pendidikan untuk dapat menunjang ekowisata. Berdasarkan pengertian ekowisata di atas dapat disimpulkan bahwa ekowisata adalah suatu perjalanan wisata yang bertanggung jawab dengan melakukan kegiatan inti yaitu konservasi untuk kelestarian lingkungan, yang dapat memberikan manfaat sosial ekonomi bagi masyarakat setempat.

b. Pendekatan Ekowisata

Pendekatan konservasi merupakan bentuk pendekatan yang digunakan dalam ekowisata. Hal ini sesuai dengan definisi yang dibuat oleh The International Union for Conservntion of Nature and Natural Resources , “Konservasi adalah usaha manusia untuk memanfaatkan biosphere dengan berusaha memberikan hasil yang besar dan lestari untuk generasi kini dan mendatang”. Daerah alam merupakan tempat yang tepat bagi pengembangan ekowisata. Kawasan konservasi sebagai obyek daya tarik wisata dapat berupa Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Wisata dan Taman Buru. Tetapi kawasan hutan yang lain seperti hutan lindung dan hutan produksi jika memiliki obyek alam sebagai daya tarik ekowisata dapat dipergunakan juga untuk pengembangan ekowisata. Area alami suatu ekosistem sungai, danau, rawa, gambut, di daerah hulu atau muara sungai dapat pula 27 Fandeli Chafid, Pengertian dan Konsep Ekowisata, 2014. h. 2-3, httpsaveforest.webs.comkonsep_ekowisata.pdf. dipergunakan untuk ekowisata. Pendekatan yang harus dilaksanakan adalah tetap menjaga area tersebut tetap lestari sebagai areal alam. 28 Pendekatan lain bahwa ekowisata harus dapat menjamin kelestarian lingkungan. Kelestarian lingkungan tersebut seperti tujuan konservasi sebagai berikut: 1 Menjaga tetap berlangsungnya proses ekologis yang tetap mendukung sistem kehidupan. 2 Melindungi keanekaragaman hayati. 3 Menjamin kelestarian dan pemanfaatan spesies dan ekosistemnya. Di dalam pemanfaatan areal alam untuk ekowisata mempergunakan pendekatan pelestarian dan pemanfaatan. Kedua pendekatan ini menitikberatkan pelestarian dibanding pemanfaatan. Kemudian pendekatan lainnya adalah pendekatan pada keberpihakan kepada masyarakat setempat agar mampu mempertahankan budaya lokal dan sekaligus meningkatkan kesejah- teraannya. Bahkan Eplerwood memberikan konsep dalam hal ini: “Urgent need to generate funding and human resonrces for the management of protected areas in ways that meet the needs of local rural populations ”, yang memiliki arti salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan mengatur conservation tax untuk membiayai secara langsung kebutuhan kawasan dan masyarakat lokal. 29

c. Konsep Pengembangan Ekowisata

Pengembangan ekowisata dilaksanakan dengan cara pengembangan pariwisata pada umumnya. Terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, Pertama, aspek destinasi, kemudian kedua adalah aspek market. Untuk pengembangan ekowisata dilaksanakan dengan konsep product driven. Meskipun aspek market perlu dipertimbangkan namun, sifat dan perilaku obyek dan daya tarik wisata alam dan budaya diusahakan untuk menjaga kelestarian dan keberadaannya. 28 Ibid,. h. 3-4. 29 Ibid,. h. 3-4.