Pengertian Hutan Kota Hutan Kota

1 Tipe Pemukiman Hutan kota di daerah pemukiman dapat berupa tanaman dengan komposisi tanaman pepohonan yang tinggi dikombinasikan dengan semak dan rerumputan. Umumnya digunakan untuk olahraga, bersantai, bermain, dan sebagainya. 2 Tipe kawasan Industri Suatu wilayah perkotaan pada umumnya memiliki beberapa kawasan industri yang dapat menghasilkan zat-zat beracun yang merusak lingkungan. Beberapa jenis tanaman telah diketahui kemampuannya dalam menyerap dan menjerap polutan. Dewasa ini juga telah diteliti beberapa jenis tanaman yang memiliki ketahanan terhadapn polutan yang dihasilkan oleh suatu pabrik. Dengan demikian informasi ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih jenis tanaman yang akan dikembangkan di kawasan industri. 3 Tipe Rekreasi dan Keindahan Pada saat ini terdapat kecenderungan terjadinya peningkatan minat penduduk perkotaan untuk rekreasi. Hal ini sangat erat kaitannya dengan peningkatan pendapatan, peningkatan sarana transportasi, peningkatan sistem informasi baik cetak maupun elektronika, semakin sibuk dan semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan stres. Rekreasi pada kawasan hutan kota bertujuan untuk menyegarkan kembali kondisi badan yang sudah penat dan jenuh dengan kegiatan supaya siap menghadapi tugas yang baru. 4 Tipe Pelestarian Plasma Nutfah Hutan konservasi mengandung tujuan untuk mencegah kerusakan perlindungan dan pelestarian terhadap sumber daya alam. 5 Tipe Perlindungan Hutan kota dengan tipe perlindungan sangat dibutuhkan pada daerah yang memiliki kemiringan yang cukup tinggi yang ditandai dengan tebing yang curam ataupun daerah tepian sungai yang sangat berpotensi erosi dan longsor. Hutan kota yang berada pada daerah pesisir dapat berguna untuk mengamankan daerah pantai dari gempuran ombak laut yang dapat menghancurkan pantai. 6 Tipe Pengaman Tipe pengaman adalah jalur hijau di sepanjang tepi jalan bebas hambatan. Dengan menanam perdu yang liat dan dilengkapi dengan jalur pohon pisang dan tanaman yang meramba dari legume secara berlapis-lapis, akan dapat menahan kendaraan yang keluar dari jalur jalan. Sehingga bahaya kecelakaan karena pecah ban, patah setir ataupun karena pengendara mengantuk dapat dikurangi. Pada kawasan ini tanaman harus betul-betul cermat dipilih yang tidak mengundang masyarakat menggunakannya.

d. Bentuk Hutan Kota

Menurut Zoer’aini Djamal Irwan bentuk hutan kota dapat dikelompokkan menjadi 3 bentuk, yaitu : 1 Bergerombol atau menumpuk, yaitu hutan kota dengan komunitas vegetasinya terkonsentrasi pada suatu areal dengan jumlah vegetasinya minimal 100 pohon dengan jarak tanam rapat yang tidak beraturan. 2 Menyebar yaitu hutan kota yang tidak mempunyai pola tertentu dengan komunitas vegetasinya tumbuh menyebar terpencar-pencar dalam bentuk rumpun atau gerombol-gerombol kecil. 3 Berbentuk jalur, yaitu komunitas vegetasinya tumbuh pada lahan yang berbentuk jalur lurus atau melengkung, mengikuti bentukan sungai, jalan pantai, saluran dan sebagainya. 8

e. Struktur Hutan Kota

Struktur hutan kota ditentukan oleh keanekaragaman vegetasi yang ditanam sehingga terbangun hutan kota yang berlapis-lapis dan berstrata baik secara vertikal maupun horizontal yang meniru hutan alam. Struktur hutan kota merupakan komunitas tumbuh-tumbuhan yang 8 Eva Siti Sundari, “Studi untuk Menentukan Fungsi Hutan Kota dalam Masalah Lingkungan Perkotaan ”, Jurnal PWK Unisba, t.t, h. 10-11. menyusun hutan kota. Struktur Hutan Kota dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1 Berstrata dua, yaitu komunitas tumbuh-tumbuhan hutan kota hanya terdiri dari pepohonan dan rumput atau penutup tanah lainnya. 2 Berstrata banyak, yaitu komunitas tumbuh-tumbuhan hutan kota selain terdiri dari pepohonan dan rumput juga terdapat semak, terna, liana, epifit, ditumbuhi banyak anakan dan penutup tanah, jarak tanam rapat tidak beraturan dengan strata, serta komposisi mengarah meniru komunitas tumbuh-tumbuhan hutan alam. Struktur hutan kota yang berstrata banyak dapat dilihat dalam penelitian penanggulangan masalah lingkungan kota yang berhubungan dengan suhu udara, kebisingan, debu dan kelembaban udara. Hasil analisis secara multidimensi dari lima jenis hutan kota, ternyata hutan kota yang berbentuk menyebar strata banyak paling efektif untuk menanggulangi masalah lingkungan kota sekitarnya. Fungsi dan manfaat hutan kota yang berbentuk menyebar ini akan menyebar pula, jika dibandingkan dengan fungsi dan peranan hutan kota yang berbentuk bergerombol. 9

2. Pariwisata

a. Pengertian Pariwisata

Secara etimologi kata “pariwisata” berasal dari bahasa Sansekerta, sesungguhnya bukanlah berarti “tourisme” bahasa Belanda atau “tourism” bahasa Inggris. Kata pariwisata menurut pengertian ini, merupakan sinonim dengan pengertian “tour”. Pendapat ini berdasarkan pengertian sebagai berikut: kata pariwisata berasal dari dua suku kata yaitu kata “pari” dan “wisata”. Pari, berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap ingat kata paripurna dan wisata, 9 Ibid,. h. 11. berarti perjalanan, bepergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata ”travel” dalam bahasa Inggris. 10 Atas dasar tersebut, maka kata “pariwisata” diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan kata ”tour”, sedangkan untuk pengertian jamak, kata “kepariwisataan” dapat digunakan kata ”tousrisme” atau “tourism”. 11 Definisi pariwisata menurut beberapa para ahli adalah: 1 Prof Salah Wahab Suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian di antara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri di luar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain daerah tertentu, suatu negara atau benua untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan tetap. 2 Dr. Hubbert Gulden Suatu seni dari lalu lintas orang dimana manusia berdiam diri di suatu tempat asing untuk maksud tertentu, tetapi dengan kediamannya itu tidak boleh dimaksudkan akan tinggal menetap untuk melakukan pekerjaan selama-lamanya atau meskipun sementara waktu, yaitu sifatnya berhubungan dengan pekerjaan. 3 Ketetapan MPRS No. I-II Tahun 1960 Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi liburan rohani dan jasmani setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah lain pariwisata dalam negeri atau negara-negara lain pariwisata luar negeri 12 Jadi berdasarkan beberapa pengerian di atas dapat disimpulkan pariwisata adalah suatu kegiatan manusia mengunjungi daerah lain dari tempat tinggalnya dan tidak untuk tujuan menetap atau melakukan kegiatan bisnis, melainkan untuk bersenang-senang, rekreasi dan menghilangkan kepenatan setelah beraktivitas sehari-hari. 10 Oka A. Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung: Aksara, 1996, h. 112. 11 Ibid,. h. 112-113. 12 Ibid,. h.116-118.