Pengelolaan Zakat di Masa Orde Baru

itulah pada tahun 1999, pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat DPR telah menerbitkan Undang­Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan Zakat, yang kemudian diikuti dengan dikeleluarkannya Keputusan Menteri Agama Nomor 581 tahun 1999 tentang Pelaksanaan Undang­Undang Nomor 38 Tahun 1999 dan Keputusan Direktur Jenderal Bimas Islam dan Urusan Haji Nomor D­291 tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat. Berdasarkan Undang­undang Nomor 38 tahun 1999 ini, pengelolaan zakat dilakukan oleh Badan Amil Zakat BAZ yang dibentuk oleh Pemerintah yang terdiri dari masyarakat dan unsur pemerintah untuk tingkat kewilayahan dan Lembaga Amil Zakat LAZ yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat yang terhimpun dalam berbagai ormas organisasi masyarakat Islam, yayasan dan institusi lainnya. Dalam Undang­undang Nomor 38 tahun 1999 dijelaskan prinsip pengelolaan zakat secara profesional dan bertanggungjawab yang dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah. Pemerintah dalam hal ini berkewajiban memberikan perlindungan, pembinaan, dan pelayanan kepada muzakki, mustahiq, dn pengelola zakat. 5 Dari segi kelembagaan tidak ada perubahan yang fundamental dibanding kondisi sebelum tahun 1970­an. Pegelolaan zakat dilakukan oleh 5 Aliboron, “ Pengelolaan Zakat Di Indonesia Persepektif Peran Negara”. Artikel diakses pada Tanggal 03 Oktober 2015 dari https:aliboron.wordpress.com Badan Amil Zakat yang dibentuk oleh pemerintah, tetapi kedudukan formal badan itu sendiri tidak terlalu jauh berbeda dibanding masa lalu. Amil zakat tidak memiliki power untuk menyuruh orang membayar zakat. Mereka tidak diregistrasi dan diatur oleh pemerintah seperti halnya petugas pajak guna mewujudkan masyarakat yang peduli bahwa zakat adalah kewajiban.

B. Organisasi Pengelolaan Zakat Menurut Undang- Undang No. 38 Tahun

1999 Keberadaan organisasi pengelola zakat di Indonesia diatur oleh beberapa peraturan perundang­ undangan diantaranya yaitu UU No.38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, Keputusan Menteri Agama No. 581 Tahun 1999 tentang pelaksanaan UU No. 38 Tahun 1999, dan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji No. D291 Tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat. 6 Undang­ undang Republik Indonesia No 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat Bab III pasal 6 dan pasal 7 menyatakan bahwa lembaga pengelolaan zakat di Indonesia terdiri dari 2 macam, yaitu Badan Amil Zakat BAZ dan Lembaga Amil Zakat LAZ. Badan amil zakat yang didirikan oleh pemerintah, sedangkan Lembaga Amil Zakat yang dibentuk oleh masyarakat. Dalam buku petunjuk teknis pengelola zakat yang dikeluarkan 6 Gustiana Djuanda, dkk, Pelaporan Zakat, Jakarta: PTRaja Grafindo Persada, 2006, h. 3. oleh Institut Managemen Zakat pada tahun 2001 dikemukakan susunan organisasi lembaga pengelola zakat sebagai berikut: 7

1. Susunan Organisasi Badan Amil Zakat

a. Badan Amil Zakat terdiri atas Dewan Pertimbangan, Komisi Pengawas dan Badan pelaksana. b. Dewan Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi unsur ketua, sekretaris dan anggota. c. Komisi pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi unsur ketua, sekretaris dan anggota. d. Badan pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi unsur ketua, sekretaris, bagian kauangan ,bagian pengumpulan, bagian pendistribusian dan pendayagunaan. e. Anggota pengurus Badan Amil Zakat terdiri atas unsur masyarakat dan unsur pemerintah. Unsur masyarakat terdiri atas unsur ulama, kaum cendekia, tokoh masyarakat, tenaga professional dan lembaga pendidikan yang terkait. 2. Fungsi dan Tugas Pokok Pengurus Badan Amil Zakat BAZ

a. Dewan Pertimbangan

1. Fungsi

7 Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema Insani, 2002, h. 130