PENUTUP A. Implementasi undang-undang no.38 tahun 1999 dan no.23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat di kua kecamatan limo kota Depok

kafir agar masuk Islam, membayar hutang dan memerdekakan budak dan lain sebagainya. 5 Sebagaimana yang telah disyariatkan dalam Islam, zakat adalah lembaga pertama yang dikenal dalam sejarah yang mampu menjamin kehidupan bermasyarakat. Bahkan sejak munculnya ajaran Islam zakat sudah menjadi rukun ketiga dari rukun Islam yang lima, dan menjadi landasan dasar ajaran Islam. 6 Di Indonesia sendiri terjadi perkembangan yang menarik bahwa pengelolaan zakat kini memasuki era baru, yaitu dikeluarkannya undang­ undang yang berkaitan dengannya sekaligus berkaitan dengan pajak. Undang­ undang tersebut adalah Undang­ undang No. 38 tahun 1999 yang telah direvisi menjadi Undang­ undang No. 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, Keputusan Menteri Agama KMA No. 581 tahun 1999 dan Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji No Dtahun 2000 tentang pedoman Teknis Pengelolaan Zakat. 7 Ditinjau dari tujuan pengelolaan zakat yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat, meningkatkan fungsi dan peranan 5 Tulus, Pedoman Zakat, Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI, 2006, h. 277 6 Yusuf Qardhawi, Spektrum Zakat Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan, Jakarta: Zikrul Media Intelektual, 2005, h. 53 7 Didin Hafidhuddin, Zakat Infak Sedekah, Jakarta: Baznas, 2005, h. 15 pranata kegiatan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat, serta meningkatkan hasil guna dan dayaguna zakat. 8 Terlihat dari tujuan tersebut pengelolaan zakat lebih ditujukan agar masyarakat muslim dapat melaksanakan kewajibannya. Secara yuridis jelas Undang­ undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat menjelaskan bahwa pemerintah mengamanatkan kepada BAZNAS untuk mengelola zakat dengan turunannya, namun di sisi lain terdapat ketimpangan kewenangan, seperti KUA yang menjalankan kewenangannya tidak sesuai dengan undang­undang. Kantor Urusan Agama KUA adalah salah satu lembaga dari struktur organisasi Kementrian Agama yang memungkinkan menyediakan pelayanan sampai tingkat kecamatan, pelayanan administrasi keagamaan bagi Umat Islam pada Kantor Urusan Agama KUA ini meliputi, pelayanan pernikahan, nasehat perkawinan, bimbingan haji, pengelolaan zakat dan wakaf, pembinaan keluarga sakinah serta pelayanan pembinaan umat secara umum. Sejak direvisinya undang­ undang No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat kewenangan KUA sudah tidak berlaku lagi. Diperkuat dengan pasal 6 undang­ undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, yang menyebutkan bahwa Badan Amil Zakat Nasional BAZNAS 8 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, Jakarta: Cikal Sakti : 2007, h. 45