Tugas Pokok Fungsi Posisi KUA Dalam Pengelolaan Zakat

sebagian tugas Kantor Kementrian Agama Kabupaten Kota di bidang urusan agama islam. b. Fungsi KUA 1 Pelaksanaan pelayanan, pengawasan, pencatatan, dan pelaporan nikah dan rujuk 2 Penyususnan statistik, dokumentasi dan pengelolaan sistem informasi manajemen KUA 3 Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga KUA 4 Pelayanan bimbingan keluarga sakinah 5 Pelayanan bimbingan kemasjidan 6 Pelayanan bimbingan pembinaan syariah serta 7 Penyelenggaraan fungsi lain di bidang agama islam yang ditugaskan oleh Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Kota

B. Praktek Pengelolaan Zakat Di KUA Kecamatan Limo

Sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan Kepala KUA Kecamatan Limo dan pihak KUA yang lain dapat diambil kesimpulan bahwasanya Implementasi Undang­ undang tentang pengelolaan zakat Undang­ undang No. 38 Tahun 1999 dan Undang­ undang No. 23 Tahun 2011 di KUA Kecamatan Limo belum sesuai dengan kenyataannya. Kepala KUA Kecamatan Limo Bapak Asnawi S.Ag menjelaskan bahwasanya Dulu pengelolaan Badan amil zakat nya sampek ke kecamatan tetapi kalau sekarang cukup sampek ditingkat kabupaten kota. Dulu juga namanya BAZDA sekarang BAZNAS. Kalau tingkat kecamatan, kelurahan atau yang ada di sekitar masyarakat itu namanya UPZ unit Pengumpul Zakat. Menurut UU No. 38 tahun 1999 lembaga pengelola zakat di tingkat kecamatan namanya BAZ ,kepengurusannya dibentuk oleh panitia atas usul dari Kantor Urusan Agama KUA. Jadi KUA hanya memiliki kewenangan mengusulkan kepada camat untuk dibentuk tim oleh camat, dan tim itulah yang akan bekerja menerima laporan untuk menjadi pengurus zakat. Sekarang juga masih begitu. Cuma namanya Unit Pengumpul Zakat UPZ, tetapi kalau UPZ tidak boleh menyalurkan hanya pengumpul. Jadi kalau dulu BAZ sekarang UPZ, tapi kalau BAZ selain mengumpulkan juga menyalurkan kepada fakir miskin. Kalau UPZ Cuma mengumpulkan tetapi pada kenyataannya tidak begitu, mereka tetap menyalurkan. 2 Selain dengan Kepala KUA, Penulis juga mewawancarai Bapak Saiful Millah salah satu pegawai KUA Kecamatan Limo yang Ahli dibidangnya, beliau menjelaskan kalau Menurut Undang­ Undang No. 38 Tahun 1999 Pembentukan BAZ Provinsi oleh Gubernur, kalau BAZ tingkat kota oleh Bupati walikota, tingkat kecamatan itu oleh pihak kecamatan dengan usulan dari pihak KUA, hanya sebatas itulah membentuk BAZ tingkat kecamatan. Saat itu pihak KUA didudukkan pada sekertaris umumnya dalam 2 Wawancara langsung dengan Kepala KUA Kecamatan Limo, Kota Depok Bapak Asnawi, S.Ag kepengurusan BAZ, pengelolanya adalah staf­ staf kecamatan sampai kelurahan, jadi secara otomatis siapapun yang jadi Kepala KUA akan menadi sekertaris umum dalam BAZ Kecamatan. Jadi sebatas itu aja. Mengenai pelaporannya itupun dilaporkan kepada BAZ tingkat kota. Sedangkan menurut undang­ undang No. 23 Tahun 2011 peran itu dihilangkan, jadi BAZ terakhir hanya sampai tingkat Kota saja. adi tingkat kecamatan sudah tidak ada, tapi pihak BAZ tingkat kota berhak membentuk UPZ unit pengumpul zakat di wilayah kota itu. Jadi KUA pun menjadi semacam UPZ unit pengumpul zakat, dan pelaporannya pun masuk ke tingkat kota. Dan zakat yang dikelolla oleh kita itu biasanya memang zakat fitrah, dan kita juga menggunakan perpanjangan tangan dari P3N amil, nah itu biasanya mitra kerja kita, kita minta bantuan mereka untuk semacam memberikan laporan saja, laporan tertulis tentang kumpulan zakat fitrah. Sementara zakat mal biasanya langsung di laporkan ke BAZ tingkat Kota. 3 Menurut beliau yang menjadi alasan kenapa UPZ masih mengelola atau menyalurkan zakat adalah kurang adanya pemahaman tentang tugas UPZ itu sendiri. Karna sesuai dengan pasal 1 ayat 9 Undang­Undang No. 23 Tahun 2011 bahwasanya Unit Pengumpul Zakat yang selanjutnya disingkat UPZ adalah satuan organisasi yang dibentuk oleh BAZNAS untuk membantu pengumpulan zakat. Jadi hanya mengumpulkan. 3 Wawancara langsung dengan Bapak Saiful Millah pegawai KUA Kecamatan Limo Senin, 14 September 2015