Hikmah Dan Manfaat Zakat
Para Ulama Fiqh yang berpendapat bahwa fakir dan miskin adalah dua kata yang mempunyai arti satu yaitu orang yang serba berkekurangan
atau yang benar benar membutuhkan. Ada yang mengatakan bahwa dua kata itu memiliki arti yang berbeda. Mazhab
Syafi‟I dan Hanbali misalnya mengatakan makna kedua istilah itu jelas berbeda. Orang
fakir menurut mereka lebih parah keadaan ekonominya dari orang miskin. Orang yang fakir adalah orang yang sama sekali tidak
memiliki harta dan pekerjaan. Sedangkan orang miskin adalah orang yang memiliki harta atau pekerjaan, tetapi hanya dapat menutupi
sekitar limapuluh persen atau lebih dari kebutuhannya dan kebutuhan keluarga yang wajib dinafkahinya, namun tetap juga tidak
mencukupi.
29
3. Amil Zakat
Yang dimaksud Amil zakat adalah orang yang diberi tugas untuk
pemimpin, kepala pemerintahan, atau wakilnya untuk mengambil zakat dari orang kaya, meliputi pemungut zakat, penanggung jawab,
petugas penyimpanan,
penggembala ternak
dan pengurus
administrasinya. Mereka harus terdiri dari kalangan kaum Muslimin dan bukan dari golongan yang tidak diperkenankan menerima zakat,
seperti keluarga Rasulullah SAW, yaitu Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib.
30
29
Wahbah Zuhayli, Al-Fiqh al-Islam, Beirut: Dar alFikri, 1987, hal. 879
30
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Terj. Khairul Amru Harahap dan masrukhin,Jakarta; Cakrawala Publishing, 2011, jilid. 2, h.142
4. Muallaf
Secara etimologis, muallaf berarti orang yang dilunakkan hatinya. Tentu orang yang seperti ini adalah orang yang belum kuat imannya
dalam memeluk agama Islam, untuk menguatkan hatinya terhadap agama Islam diberikan kepadanya zakat.
31
5. Riqab
Yang dimaksud dengan riqab adalah usaha memerdekakan hamba sahaya dengan cara membelinya dengan uang zakat kemudian
memerdekakannya. Jadi zakat digunakan sebagai dana untuk membebaskan dirinya agar ia merdeka.
6. Gharimin
Gharim adalah orang orang yang berhutang dan menghadapi kesulitan untuk melunasinya. Yusuf Qardhawi mendefinisikannya
sebagai orang yang berhutang yang sulit dilunasinya. Hutang itu timbul melalui kegiatan kegiatan sosial, bukan kemaksiatan.
32
7. Fi Sabilillah
Pada awalnya sesuai dengan konteks sosial, fi sabilillah diartikan dengan sekelompok orang yang berjuang, berperang menegakkan
agama Allah SWT. Zakat digunakan sebagai dana atau biaya angkatan perangnya. Pengertian ini wajar, karena penggunaan kata sabilillah
31
Rahman Ritonga dan Zainuddin, Fiqh Ibadah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002, cet. 2, h. 183
32
Yusuf Qardhawi, Al- ‘ibadah Fi al-Islam, Mesir, Muassasah alRisalah, 1979, h.250