Praktek Pengelolaan Zakat Di KUA Kecamatan Limo

C. Analisis Penulis

Pada pasal 6 ayat 2 Undang­ undang No. 38 Tahun 1999 Tentang pengelolaan zakat dijelaskan bahwa pembentukan badan amil zakat di tingkat Kecamatan dibentuk oleh camat atas usul Kantor Urusan Agama KUA. Jadi untuk implementasi undang­undang No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat di KUA Kecamatan Limo ada yang sudah sesuai yaitu peran KUA hanya mengusulkan kepada camat dalam pembentukan badan amil zakat tingkat kecamatan, dan ada juga yang kurang sesuai yaitu dalam undang­ undang tersebut tidak mencantumkan bahwa KUA memiliki peran sebagai pengawas tapi narasumber menjelaskan bahwa KUA juga sebagai pengawas. Untuk implementasi undang­undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat di KUA Kecamatan Limo ada yang sudah sesuai dengan undang­undang dan ada juga yang belum sesuai, untuk yang sudah sesuai yaitu kewenangan KUA yang sebelumnya dihapuskan, yaitu bukan lagi megusulkan kepada camat untuk pembentukan badan amil zakat tingkat kecamatan tetapi sudah berubah menjadi UPZ unit pengumpul zakat. Sedangkan untuk yang tidak sesuai dengan undang­undang adalah kewenangan UPZ itu sendiri. di dalam Undang­Undang No. 23 Tahun 2011 pasal 1 ayat 9 dijelaskan bahwasanya unit pengumpul zakat yang disingkat UPZ adalah satuan organisasi yang dibentuk oleh BAZNAS untuk membantu pengumpulan zakat, jadi tugasnya hanya mengumpulkan zakat saja, tapi pada kenyataannya sesuai dengan penjelasan para narasumber ternyata mereka tidak hanya mengumpulkan zakat saja, tetapi juga menyalurkan zakat dan mengelola zakat. Selain itu kekurangan yang dimiliki oleh KUA Kecamatan Limo adalah tidak mempunyai laporan data tentang zakat yang seharusnya dibuat untuk dilaporkan kepada pihak kota. Jadi secara administrasi KUA Kecamatan Limo masih sangat kurang. 72

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan skripsi penulis yang berjudul Implementasi Undang­Undang No. 38 Tahun 1999 dan Undang­Undang No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat Di KUA Kecamatan Limo Kota Depok, Penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Jadi kewenangan KUA menurut undang­ undang No. 38 Tahun 1999 Tentang pengelolaan zakat dijelaskan pada pasal 6 ayat 2 yaitu pembentukan badan amil zakat di tingkat Kecamatan dibentuk oleh camat atas usul Kantor Urusan Agama KUA, jadi KUA hanya memiliki kewenangan mengusulkan kepada camat untuk membentuk badan amil zakat BAZ, hanya sekedar itu saja. Sedangkan menurut Undang­Undang No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat kewenangan KUA yang ada pada Undang­Undang sebelumnya dihapuskan, tetapi KUA bisa menjadi Unit Pengumpul Zakat UPZ yang dibentuk oleh BAZNAS kabupatenkota sesuai yang dijelaskan dalam pasal 16 Undang­Undang No. 23 Tahun 2011 yang berbunyi Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BAZNAS, BAZNAS provinsi, dan BAZNAS kabupatenkota dapat membentuk UPZ pada instansi pemerintah, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, perusahaan swasta, dan perwakilan Republik Indonesia di luar negeri serta dapat membentuk UPZ pada tingkat kecamatan, kelurahan atau nama lainnya, dan tempat lainnya. 2. Praktek pengelolaan zakat di KUA Kecamatan Limo Kota Depok menurut undang­ undang No. 38 Tahun 1999 Tentang pengelolaan zakat dijelaskan oleh narasumber bahwasanya KUA hanya memiliki kewenangan mengusulkan kepada camat untuk membentuk badan amil zakat tingkat kecamatan, dan secara otomatis siapapun yang jadi Kepala KUA akan menadi sekertaris umum dalam badan amil zakat tingkat Kecamatan, Mengenai pelaporannya itupun dilaporkan kepada badan amil zakat tingkat kota. Sedangkan menurut Undang­Undang No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat kewenangan KUA sudah di hapuskan, dan berubah menjadi unit pengumpul zakat UPZ, unit pengumpul zakat itu sendiri hanya memiliki kewenangan mengumpulkan saja bukan menyalurkan, tetapi pada kenyataannya tidak demikian, mereka justru menyalurkan juga, jadi sudah tidak sesuai dengan kewenangannya. 3. Kewenangan KUA Kecamata Limo menurut undang­undang No. 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat sudah sesuai dengan undang­ undang tersebut, yaitu hanya mengusulkan. Sedangkan menurut undang­ undang No. 23 Tahun 2011 sudah sesuai yaitu sebagai Unit Pengumpul Zakat UPZ tetapi kewenangannya belum sesuai, karena UPZ hanya