Zakat Hasil Pertanian Macam- Macam Zakat

Landasan zakat profesi itu sendiri adalah QS. Adz­ Dzariyat: 19 Artinya: Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian. Adapun nisab, waktu dan kadar zakat profesi tergantung pada qiyas analogi yang dilakukan. Pertama, Jika dianalogikan pada zakat perdagangan maka kadar, nisab dan waktunya sama dengannya, sama pula dengan zakat emas dan perak. Nisabnya 85 gram emas, kadarnya 2,5 dan waktunya setahun sekali setelah dikurangi kebutuhan pokok. Kedua, jika dianalogikan pada zakat pertanian, nisabnya 653 kg padi, kadarnya 5 dan waktunya dikeluarkan pada setiap mendapatkan gaji. Ketiga, jika dianalogikan pada zakat rikaz, maka zakatnya sebesar 20 tanpa ada nisab, dan dikeluarkan pada saat menerimanya. 53 Dari penjelasan di atas penulis dapat memberikan kesimpulan bahwasanya zakat itu wajib bagi seluruh umat muslim di dunia, karena perintah zakat itu sendiri sudah dijelaskan di dalam Al­ Qur‟an dan Hadits. Oleh karena itu wajib bagi setiap muslim untuk bersyukur kepada Allah atas nikmat harta yang telah dianugerahkan. Salah satu caranya adalah dengan menunaikan zakat dari harta tersebut. 53 Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002, h. 96 50

BAB III Pengelolaan Zakat Menurut Undang- Undang

A. Sejarah Pengelolaan Zakat

1. Pengelolaan Zakat Pada Zaman Rasulullah dan Sahabat

Sebelum penulis membahas tentang pengelolaan zakat menurut Undang­ undang alangkah lebih baiknya kita mengetahui terlebih dahulu sejarah pengelolaan zakat pada zaman dahulu. Pada masa Rasulullah zakat dikelola oleh pemerintah. Nabi turun tangan sendiri dan memberi petunjuk operasionalnya. Sahabat Muadz ibn Jabal ditunjuk sebagai pengumpul dari dan untuk penduduk di kota Yaman, desentralisasi dalam penyaluran, tapi sentralisasi dalam kebijakan. Begitu juga pada masa sahabat Abu Bakar ra, zakat dikelola langsung oleh pemerintah, bahkan pada masa Abu Bakar yang tidak berzakat diperangi. Abu bakar turun sendiri untuk mengawasi dan zakat profesi pada masa itu belum diwajibkan. Pada masa Sahabat Umar bin Khatab ra, karena baitul maal pada masa itu dananya makin banyak berasal dari wilayah yang ditaklukan, jadi ada bagian zakat yang dibagikan di wilayah namun ada juga yang disetor ke pusat. Pada masa sahabat Usman bin Affan agak sedikit berbeda, zakat tetap dikelola oleh pemerintah namun karena baitul maal penuh maka muzakki atas nama Khlaifah boleh langsung