Pengaruh Nilai Tukar terhadap Pembiayaan Bermasalah Sektor Industri Pengaruh Inflasi terhadap Pembiayaan Bermasalah Sektor Industri

84 sebesar 0,001. c. Koefisin Regresi X 2 Inflasi bertanda negative sebesar -1,979. Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan inflasi sebesar 1 satuan makan menyebabkan penurunan Pembiayaan Bermasalah sektor Industri Manufaktur sebesar 1,979. d. Koefisien Regresi X 3 BI Rate bertanda positif sebesar 8,195. Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan BI Rate sebesar 1 satuan maka akan menyebabkan kenaikan Pembiayaan Bermasalah sektor Industri Manufaktur pada Perbankan Syariah sebesar 8,195. e. Koefisien Regresi X 4 Pertumbuhan Ekspor bertanda positif sebesar 0,023. Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan Pertumbuhan Ekspor sebesar 1 satuan maka akan menyebabkan kenaikan Pembiayaan Bermasalah sektor Industri Manufaktur pada Perbankan Syariah sebesar 0,023. Adapun interpretasi penulis tehadap hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh Nilai Tukar terhadap Pembiayaan Bermasalah Sektor Industri

Manufaktur Berdasarkan tabel 4.11 diatas, variabel Nilai Tukar mempunyai nilai signifikansi 0,190 0,05. Hal ini berarti menerima H sehingga dapat disimpulkan bahwa Nilai Tukar tidak berpengaruh terhadap Pembiayaan Bermasalah Sektor Industri Manufaktur. Penulis mengambil kesimpulan faktor yang menyebabkan Nilai Tukar tidak 85 berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Bermasalah Sektor Industri Manufaktur dikarenakan pengelolaan dana Bank Syariah dalam bentuk penyaluran dana melalui pembiayaan financing cenderung menghindari resiko yang berhubungan dengan nilai valuta asing. Sehingga dalam kegiatan operasional Bank Syariah yang berhubungan langsung dengan resiko dari fluktuasi Nilai Tukar adalah pada aktivitas treasury yakni pemenuhan kebutuhan likuiditas Bank. Seperti yang dikemukakan Karim bahwa bank syariah tidak akan dapat terlepas dari adanya resiko posisi dalam valuta asing. 51 Risiko kurs ini akan meningkat bila jumlah posisi yang diambil besar, baik posisi long maupun short, dan fluktuasi pasar tinggi.

2. Pengaruh Inflasi terhadap Pembiayaan Bermasalah Sektor Industri

Manufaktur Berdasarkan tabel 4.11 diatas, variabel Inflasi mempunyai nilai signifikansi 0,000 0,05. Hal ini berarti menerima H 1 sehingga dapat disimpulkan bahwa Inflasi berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Bermasalah Sektor Industri Manufaktur. Hubungan antara Inflasi dan Pembiayaan Bermasalah Sektor Industri Manufaktur bersifat negatif yakni jika terjadi kenaikan Inflasi maka Pembiayaan Bermasalah Sektor Industri mengalami penurunan. Penulis mengambil kesimpulan 51 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan Edisi Keempat, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011, hlm. 274. 86 bahwasanya kenaikan tingkat Inflasi membawa dampak positif bagi Perusahaan Industri sebagai penerima pembiayaan dalam Bank Syariah. Hal ini disebabkan Inflasi tidak mengganggu proses produksi dari usaha yang dijalankan nasabah. Biaya-biaya faktor produksi yang harus dikeluarkan nasabah seperti biaya bahan baku produksi, hingga upah atau gaji pekerja tidak mengalami kenaikan. Seperti yang diungkapkan Arif bahwa Inflasi bisa menguntungkan bagi produsen bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong melipatgandakan produksinya. Namun bila Inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi maka akan merugikan produsen. 52

3. Pengaruh BI Rate terhadap Pembiayaan Bermasalah Sektor Industri

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH VARIABEL EKONOMI MAKRO DAN VARIABEL SEKTOR PERBANKAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTOINDONESIA

0 3 24

Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, Pertumbuhan Pembiayaan, dan Ukuran Bank terhadap Pembiayaan Bermasalah Sektor UKM pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Tahun 2009-2012)

0 4 146

Pengaruh perubahan variabel ekonomi makro terhadap perubahan kesehatan perusahaan manufaktur

0 11 126

Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan Periode 2003-2012.

0 3 52

ANALISIS PENGARUH VARIABEL EKONOMI MAKRO TERHADAP SEKTOR INDUSTRI DI INDONESIA (Periode 2006-2013)

0 3 96

PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL BANK TERHADAP PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PASCA KRISIS EKONOMI GLOBAL

0 2 125

PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO EKONOMI TERHADAP PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2011-2015)

8 29 153

PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2013.

0 2 17

PENGARUH ALOKASI PEMBIAYAAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI OLEH PERBANKAN SYARIAH TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI JAWA TIMUR : PERIODE TRIWULANAN TAHUN 2010-2015.

3 7 133

PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR EKONOMI TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 18