48 Perkiraan ini dihitung berdasarkan pertimbangan perkiraan
penjualan, lama cash to cash cycle, perkiraan biaya-biaya langsun maupun tidak langsung, delayed factor.
38
Seperti yang dijelaskan oleh Karim bahwa apabila bagi hasil pendanaan syariah lebih kecil dari tingkat bunga,
maka nasabah akan beralih menggunakan bank konvensional, sebaliknya pada sisi pembiayaan apabila margin yang dikenakan lebih besar dari
tingkat suku bunga, maka nasabah akan berpaling pada bank konvensional. Oleh karena itu BI Rate digunakan sebagai acuan atau benchmark
penentuan margin keuntungan dan nisbah bagi hasil pembiayaan sehingga bank syariah mampu bersaing dengan bank konvensional.
39
b. Suku bunga dalam perspektif Islam
Pada zaman Rasulullah dan khulafaur rasyidin kebijakan moneter dilaksanakan tanpa menggunakan instrumen bunga. Dalam perkonomian
kapitalis tingkat bunga seringkali berfluktuasi, yang sengaja hanya disimpan pun akan terus menerus beruabah. Penghapusan bunga dan kewajiban
membayar zakat sebesar 2,5 per tahun tidak hanya dapat meminimalisasi permintaan spekulatif akan uang maupun penyimpanan uang yang
diakibatkan oleh tingkat bunga, melainkan juga memberikan stabilitas yang lebih tinggi terhadap permintaan uang. Dalam sistem ekonomi Islam, bank
sentral harus mengarahkan kebijakan moneternya untuk membiayai
38
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan Edisi Keempat, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011, hlm.286.
39
Ibid, hlm.272-273.
49 pertumbuhan potensial dalam output jangka menengah dan panjang demi
mencapai harga yang stabil dan tujuan-tujuan sosio-ekonomi Islam.
40
3.4 Pertumbuhan Ekspor
Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang- barang buatan dalam negri ke negara-negara lain. Ekspor merupakan bagian dalam
perekonomian suatu negara dengan sistem perekonomian terbuka, karena dalam sistem perekonomian terbuka sebagian output yang dihasilkan dijual secara domestik
dan sebagian lagi diekspor ke luar negri. Ekspor menimbulkan aliran pengeluaran yang masuk ke sektor perusahaan.
Dengan demikian pengeluaran agregat akan meningkat sebagai akibat dari kegiatan mengekspor barang dan jasa dan pada akhirnya keadaan ini akan menyebabkan
peningkatan dalam pendapatan nasional.
41
Peningkatan pendapatan inilah yang mampu mendorong debitur untuk melunasi pembayaran pembiayaannya.
40
M. Nur Rianto Al Arif, Teori Makroekonomi Islam, Jakarta: Alfabeta, 2010, hlm. 105
41
Sadono Sukirno, Makroekonomi Modern, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007, hlm. 32.
50
E. HIPOTESIS PENELITIAN
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin membuktikan pengaruh variabel indpenden terhadap variabel dependen, maka hipotesis yang ditetapkan
dalam penelitian ini adalah: 1. Hipotesis pertama:
H0 : Tidak terdapat pengaruh antara Nilai Tukar, BI Rate, Inflasi, Ekspor, secara simultan terhadap Pembiayaan Bermasalah Sektor Industri
Manufaktur pada Perbankan Syariah. H1 : Terdapat pengaruh antara Nilai Tukar, BI Rate, Inflasi, Ekspor, secara
simultan terhadap Pembiayaan Bermasalah Sektor Industri Manufaktur pada Perbankan Syariah.
2. Hipotesis kedua: H0 : Tidak terdapat pengaruh antara Nilai Tukar terhadap Pembiayaan
Bermasalah Sektor Industri Manufaktur secara parsial. H1 : Terdapat pengaruh antara Nilai Tukar terhadap Pembiayaan Bermasalah
Sektor Industri Manufaktur secara parsial. 3. Hipotesis ketiga:
H0 : Tidak terdapat pengaruh antara Inflasi terhadap Pembiayaan Bermasalah Sektor Industri Manufaktur secara parsial.
H1 : Terdapat pengaruh antara Inflasi terhadap Pembiayaan Bermasalah Sektor Industri Manufaktur secara parsial.
4. Hipotesis keempat: