83 menandakan hubungan antara variable bebas dan variable terikat adalah
kuat karena memiliki nilai lebih dari 0,5 R0,5 atau 0,863 0,5.
2.3 Uji Regresi
Tabel 4.11 Uji Signifikansi Model
Model Unstandardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
1 Constant
-43.332 5.770
-7.510 .000
LnNT .001
.001 1.328
.190 Inf
-1.979 .329
-6.019 .000
BI_R 8.195
.901 9.094
.000 Eks
.023 .039
.581 .564
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.11 diatas, maka dapat disusun persamaan regresi untuk penelitian ini sebagai berikut:
Y -43,332 + 0,001 X
1
– 1,979 X
2
+ 8,195 X
3
+0,023 X
4
a. Nilai konstanta sebesar -43,332 menyatakan bahwa variable-variabel lain dianggap
nol, maka rata-rata Permbiayaan Bermasalah Industri Manufaktur pada Perbankan Syariah sebesar -43,332
b. Koefisien Regresi X
1
Nilai Tukar bertanda positif sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan mata uang Rupiah terhadap Dollar atau
Penurunan Nilai Tukar sebesar 1 satuan maka akan menyebabkan kenaikan Pembiayaan Bermasalah sektor Industri Manufaktur pada Perbankan Syariah
84 sebesar 0,001.
c. Koefisin Regresi X
2
Inflasi bertanda negative sebesar -1,979. Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan inflasi sebesar 1 satuan makan
menyebabkan penurunan Pembiayaan Bermasalah sektor Industri Manufaktur sebesar 1,979.
d. Koefisien Regresi X
3
BI Rate bertanda positif sebesar 8,195. Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan BI Rate sebesar 1 satuan maka akan
menyebabkan kenaikan Pembiayaan Bermasalah sektor Industri Manufaktur pada Perbankan Syariah sebesar 8,195.
e. Koefisien Regresi X
4
Pertumbuhan Ekspor bertanda positif sebesar 0,023. Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan Pertumbuhan Ekspor sebesar 1 satuan
maka akan menyebabkan kenaikan Pembiayaan Bermasalah sektor Industri Manufaktur pada Perbankan Syariah sebesar 0,023.
Adapun interpretasi penulis tehadap hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Nilai Tukar terhadap Pembiayaan Bermasalah Sektor Industri
Manufaktur
Berdasarkan tabel 4.11 diatas, variabel Nilai Tukar mempunyai nilai signifikansi 0,190 0,05. Hal ini berarti menerima H
sehingga dapat disimpulkan bahwa Nilai Tukar tidak berpengaruh terhadap Pembiayaan Bermasalah Sektor
Industri Manufaktur. Penulis mengambil kesimpulan faktor yang menyebabkan Nilai Tukar tidak