67
B. ANALISIS DATA
1. Analisis Deskriptif
Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan pengolahan data SPSS 16 dan Microsoft Excel 2010. Variabel-variabel
yang diteliti yaitu terdiri dari variabel independent; Nilai Tukar, Inflasi, BI Rate dan Pertumbuhan Ekspor. Sedangkan variable dependennya adalah tingkat Non
Performing Finance Sektor Industri Manufaktur. Penjelasan lebih lanjut adalah
sebagai berikut: 1.1
Nilai Tukar Data nilai tukar yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dollar per bulan periode Januari 2009 hingga Desember 2013. Data tersebut diperoleh dari situs www.bi.go.id
Tabel 4.1. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Periode 2009-2013 Dalam Rupiah
2009 2010
2011 2012
2013 Januari
11355 9365
9057 9000
9698
Februari
11980 9335
8823 9085
9667
Maret
11575 9115
8709 9180
9719
April
10713 9012
8574 9190
9722
Mei
10340 9180
8537 9565
9802
Juni 10225
9083 8597
9480 9929
Juli 9920
8952 8508
9485 10278
Agustus
10060 9041
8578 9573
10924
September
9681 8924
8823 9590
11613
Oktober
9545 8928
8835 9615
11234
November
9480 9013
9170 9605
11977
Desember
9400 8991
9068 9670
12189
Sumber: Bank Indonesia
68
Gambar 4.1 Grafik Variabel Nilai Tukar X
1
Sumber: Data Olahan Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat perkembangan nilai tukar rupiah
terhadap dollar pada tahun 2009 hingga tahun 2013 mengalami fluktuatif. Nilai tukar dikatakan menguat atau tinggi jika besarnya nilai tukar rupiah
semakin kecil terhadap dollar begitupula sebaliknya.Sepanjang tahun pengamatan nilai tukar rupiah tertinggi terhadap dollar terjadi pada bulan Juli
tahun 2011 yakni sebesar Rp. 8.508,- per 1 USD , sedangkan nilai tukar rupiah terendah terhadap dollar terjadi pada bulan Desember 2013 sebesar Rp.
12.189,- per 1 USD.
1.2 Inflasi
Data Inflasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data perkembangan tingkat inflasi per bulan periode Januari 2009 hingga
Desember 2013.Data tersebut diperoleh dari situs www.bi.go.id.
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
2009 2010
2011 2012
2013
Nilai Tukar
Nilai Tukar
69
Tabel 4.2. Tingkat Inflasi di Indoesia Periode 2009-2013 Dalam Persentase
2009 2010
2011 2012
2013 Januari
9.17 3.72
7.02 3.65
4.57
Februari
8.60 3.81
6.84 3.56
5.31
Maret
7.92 3.43
6.65 3.96
5.90
April 7.31
3.91 6.16
4.50 5.57
Mei 6.04
4.16 5.98
4.45 5.47
Juni
3.65 5.05
5.54 4.53
5.90
Juli
2.71 6.22
4.61 4.56
8.61
Agustus
2.75 6.44
4.79 4.58
8.79
September 2.83
5.80 4.61
4.31 8.40
Oktober
2.57 5.67
4.42 4.61
8.32
November 2.41
6.33 4.15
4.32 8.37
Desember
2.78 6.96
3.79 4.30
8.38
Sumber: Bank Indonesia
Gambar 4.2 Grafik variabel Inflasi X
2
Sumber: Data Olahan Berdasarkan data yang diperoleh tingkat inflasi cenderung fluktuatif dari
tahun ke tahun. Sepanjang tahun pengamatan tingkat inflasi tertinggi terjadi pada bulan Januari tahun 2009 sebesar 9,17 sedangkan inflasi terendah
terjadi pada November 2009 sebesar 2,41.
5 10
2009 2010
2011 2012
2013
Tingkat Inflasi
Tingkat Inflasi
70 1.3
BI Rate Data BI Rate yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
perkembangan BI Rate per bulan periode Januari 2009 hingga Desember 2013. Data tersebut diperoleh dari situs www.bi.go.id.
Tabel 4.3. Perkembangan BI Rate
Periode 2009-2013 Dalam Persentase 2009
2010 2011
2012 2013
Januari
8.75 6.50
6.50 6.00
5.75
Februari
8.25 6.50
6.75 5.75
5.75
Maret
7.75 6.50
6.75 5.75
5.75
April
7.50 6.50
6.75 5.75
5.75
Mei
7.25 6.50
6.75 5.75
5.75
Juni
7.00 6.50
6.75 5.75
6.00
Juli
6.75 6.50
6.75 5.75
6.50
Agustus
6.50 6.50
6.75 5.75
7.00
September 6.50
6.50 6.75
5.75 7.25
Oktober 6.50
6.50 6.50
5.75 7.25
November
6.50 6.50
6.00 5.75
7.50
Desember
6.50 6.50
6.00 5.75
7.50 Sumber: Bank Indonesia
Gambar 4.3 Grafik variabel BI Rate X
3
Sumber: Data Olahan
2 4
6 8
10
2009 2010
2011 2012
2013
BI Rate
BI Rate
71 Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat perkembangan BI Rate di
Indonesia pada tahun 2009 hingga tahun 2013 mengalami fluktuatif. Sepanjang tahun pengamatan tingkat suku bunga tertinggi terdapat pada bulan
Januari 2009 yakni sebesar 8,75, sedangkan yang terendah adalah terjadi sepanjang 2012 sebesar 5,75 hingga awal tahun 2013
1.4 Pertumbuhan Ekspor
Data Pertumbuhan Ekspor yang digunakan dalam penelitian ini adalah data perkembangan Pertumbuhan Ekspor per bulan periode Januari 2009
hingga Desember 2013.Data tersebut diperoleh dari situs www.bps.go.id.
Tabel 4.4. Pertumbuhan Ekspor Periode 2009-2013 Dalam Persentase
2009 2010
2011 2012
2013 Januari
-13,79 -17,79
-8,77 -5,41
5,86
Februari
0,90 -0,32
-4,06 0,36
-2,21
Maret 6,99
15,12 13,77
9,39 -5,72
April 4,49
-1,85 1,90
-10,09 1,76
Mei 10,80
1,95 5,27
4,02 8,00
Juni
-2,23 4,41
2,52 0,62
-6,22
Juli
-5,94 -1,96
-11,72 6,29
4,91
Agustus
14,61 14,30
14,27 -15,66
-21,36
September
-11,95 -16,35
-11,07 17,89
22,93
Oktober
31,51 24,92
1,62 -6,49
5,41
Nopember
-16,48 1,49
1,21 8,02
-0,92
Desember
28,77 6,50
-3,53 -11,05
1,96 Sumber: Badan Pusat Statistik Data Diolah
72
Gambar 4.4 Grafik variabel Pertumbuhan Ekspor X
4
Sumber: Data Olahan
Berdasarkan data yang diperoleh tingkat pertumbuhan ekspor cenderung fluktuatif dari tahun ke tahun. Sepanjang tahun pengamatan tingkat
pertumbuhan ekspor tertinggi terjadi pada bulan Oktober tahun 2009 sebesar 31,51 sedangkan pertumbuhan ekspor terendah terjadi pada Agustus 2013
sebesar -21,36.
1.5 Pembiayaan Bermasalah Sektor Industri Manufaktur
Data Pembiayaan Bermasalah Industri Manufaktur yang diwakili rasio NPF dalam penelitian ini adalah berasal dari data perkembangan Pembiayaan
Bermasalah Sektor Industri Manufaktur dan data Jumlah Pembiayaan Sektor Industri Manufaktur per bulan periode Januari 2009 hingga Desember 2013.
Data tersebut diperoleh dari situs www.bi.go.id.
2 4
6 8
10 12
14
2009 2010
2011 2012
2013
Ekspor
Ekspor
73
Tabel 4.5. NPF Industri Manufaktur Periode 2009-2013 Dalam Persentase
2009 2010
2011 2012
2013 Januari
21,78 11,83
4,46 3,53
2,45
Februari
22,16 11,55
4,23 4,96
2,60
Maret
21,82 10,32
4,13 4,48
2,34
April 20,70
9,31 5,62
4,54 2,43
Mei 21,93
9,05 5,48
4,59 1,42
Juni
15,62 8,86
4,75 5,36
1,41
Juli
13,89 8,67
5,48 3,72
1,56
Agustus
12,50 8,73
5,19 3,51
1,68
September
12,42 9,01
5,59 3,55
3,63
Oktober
14,21 8,47
4,14 3,24
3,62
Nopember
12,07 8,11
3,71 2,95
3,98
Desember
11,70 4,28
3,18 2,49
4,27 Sumber: Bank Indonesia Data Diolah
Gambar 4.5 Grafik variabel NPF Industri Y
Berdasarkan data yang diperoleh sepanjang tahun pengamatan NPF Industri Manufaktur tertinggi terjadi pada bulan Februari tahun 2009 sebesar
22,16 sedangkan NPF Industri Manufaktur terendah terjadi pada bulan Juni 2013 sebesar 1,41.
10 20
30
2009 2010
2011 2012
2013
NPF Industri
NPF Industri
74
Gambar 4.6 Grafik Variabel Penelitian Y, X
1
, X
2
, X
3
,X
4
Sumber: Data Olahan Berdasarkan grafik diatas pergerakan variabel dependen yakni NPF Industri Y
cenderung memiliki pola yang searah dengan beberapa variabel independen X seperti Nilai Tukar, Inflasi, dan BI Rate pada tahun pertama dalam penelitian ini. Hal ini terlihat pada
kuartal kedua tahun 2009 variabel NPF Industri Y mengalami penurunan dari 21,78 pada bulan Januari menjadi 15,62 pada bulan Juni sedangkan variabel makro lain seperti Nilai
Tukar X
1
, Inflasi X
2
, dan BI Rate X
3
sama-sama mengalami penurunan pada bulan Juni jika dibanding awal tahun dengan penurunan masing-masing sebesar 0,78, 5,52,
1,75. Berbeda halnya dengan variabel makro lainnya, variabel Ekspor X
4
justru mengalami peningkatan selama tahun 2009 dari 4,9 pada bulan Januari menjadi 6,1
pada bulan Juni dan pada akhir tahun menjadi 8,2. Hal ini menunjukkan kinerja ekspor yang meningkat kemungkinan berpengaruh dalam menurunkan nilai dari NPF Industri
Manufaktur. Lebih lanjut variabel Inflasi X
2
dimana pada tahun sebelumnya sempat mengalami penurunan, selama tahun 2010 justru variabel ini mengalami peningkatan dari 3,72 dari
bulan Januari menjadi 6,96 pada bulan Desember. Begitu pula yang terjadi pada variabel
5 10
15 20
25
2009 2010
2011 2012
2013 NPF Industri
Nilai Tukar Inflasi
BI Rate Ekspor
75 Pertumbuhan Ekspor X
4
dimana Ekspor Indonesia mengalami peningkatan dari 6,7 pada bulan Januari menjadi 10,2 pada bulan Desember. Sedangkan dua variabel makro lain
seperti Nilai Tukar X1 dan BI Rate X3 mengalami pergerakan yang cukup stabil di tahun 2010. Kenaikan tingkat Inflasi selama tahun 2010 ini berbanding terbalik dengan NPF
Industri yang menurun pada kuartal pertama Januari 2010 - Maret 2010 sebesar 1,51 dan stabil pada kuartal kedua dan ketiga pada tahun 2010. Hal ini menunjukkan kenaikan tingkat
Inflasi pada tahun ini memiliki pengaruh positif pada sektor Industri Manufaktur. Sedangkan selama tahun 2011-2012 baik variabel dependen Y maupun variabel
independen X dalam penelitian ini cenderung mengalami pergerakan yang cukup stabil. Sementara pada kuartal ketiga tahun 2013 baik variabel dependen maupun independen
cenderung mengalami kenaikan pada bulan Desember dibandingkan dengan bulan Januari dengan kenaikan masing-masing sebesar 1,82 Y, 2,491 X
1
, 3,81 X
2
, 1,75 X
3
, 0,3 X
4
.
2. Analisis Regresi Linear Berganda