JENIS DATA DAN SUMBER DATA METODE PENGUMPULAN DATA METODE ANALISIS

54

D. JENIS DATA DAN SUMBER DATA

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersifat time series. Data sekunder merupakan data atau informasi yang diperoleh dari pihak kedua atau data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data yang digunakan berupa Pembiayaan Bermasalah Perbankan Syariah, Nilai Tukar, Inflasi, BI Rate yang diambil dari Laporan Statistik Perbankan Syariah tahunan Bank Indonesia dan data Pertumbuhan Ekspor yang diambil dari Badan Pusat Statistik serta data lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini dari tahun 2009 hingga 2013 dengan data bulanan sebanyak 60 data tiap variabel.

E. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data dalam penlitian ini melalui dua cara, yaitu studi pustaka dan publikasi online. Metode studi pustaka yaitu dengan melakukan telaah pustaka, eksplorasi, dan mengkaji berbagai literatur pustaka seperti berbagai majalah, jurnal, dan sumber-sumber yang berkaitan dengan penelitian. Publikasi online yaitu mengumpulkan data dengan cara mengakes laman atau situs-situs dari lembaga resmi pemerintahan yang berhubungan dengan penelitian ini. 55

F. METODE ANALISIS

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda digunakan untuk menelaah bentuk hubungan antara dua variable atau lebih terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui atau untuk mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variable independen mempengaruhi variable dependen dalam suatu fenomena yang kompleks. 44 Proses dalam metode analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap yakni uji asumsi klasik yaitu uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan ujiheteroskedastisitas. Selanjutnya pelaksanaan uji t yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial, uji F digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel independen terhadap dependen secara simultan, dan determinasi adjusted R 2 untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya. 1. Uji Asumsi Klasik 1.1. Uji Normalitas Data Uji Normalitas yang lebih kompleks dan lengkap juga disebut dengan uji kesesuaian model Goodness of Fit GOF dimaksudkan untuk menguji apakah model yang diusulkan memiliki kesesuaian fit dengan data atau tidak. Suatu model dikatakan fit apabila matrik korelasi sampel 44 Ibid, hlm. 187. 56 tidak jauh beda dengan matrik korelasi estimasi. 45 Salah satu cara untuk melihat data yang telah memenuhi uji normalitas adalah dengan menggunakan normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. 1.2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Uji Multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor VIF dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Apabila nilai tolerance value lebih tinggi dari 0, 10 atau VIF lebih kecil dari 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas. 46 1.3. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakan dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t- 1 sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu satu sama lainnya. Salah satu asumsi model regresi linier adalah tidak terdapatnya autokorelasi. Autokorelasi adalah korelasi antara sesama urutan pengamatan dari waktu 45 Edi Riadi, Metode Statistika Parametrik Non Parametrik, Tangerang: PT. Pustaka Mandiri, 2014 cet- 2, hlm.93. 46 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang:Badan Penerbit UNDIP, 2009, hlm. 95. 57 ke waktu. Untuk memeriksa adanya autokorelasi, biasanya dilakukan uji statistik Durbin- Watson. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji Autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin- Watson D-W, dengan tingkat kepercayaan α = 5. Apabila D-W terletak antara - 2 sampai + 2 maka tidak ada autokorelasi. 47 1.4. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu melihat hasil output SPSS melalui grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. 48 Dasar analisis dari uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik- titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik- titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 47 Ibid, hlm. 95. 48 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit UNDIP, 2009, h. 125- 126. 58 Setelah melakukan serangkaian uji asumsik klasik diatas, maka data yang sudah dikumpulkan tersebut dianalisis dengan menggunakan Persamaan Regresi Linier Berganda sebagai berikut berikut: NPF_ Ind = α + β 1 NT + β 2 Inf + β 3 BI_R + β 4 Eks + ε Keterangan: NPF_Ind = Non Performing Finance Sektor Industri Manufaktur; NT = Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar; Inf = Inflasi; BI_R = Suku Bunga BI; Eks = Ekspor; α = Konstanta Regresi; β 1 , β 2 , β 3 , β 4 = Koefisien Regresi; ε = Variabel penggangu diluar variabel yang tidak dimasukkan sebagaivariabel dalam penelitian. 2. Uji Goodness of Fit Untuk memperoleh regresi yang baik, dalam arti secara statistic adalah BLUE Best Linear Unbiased Estimator, maka model regresi yang diajukan harus memenuhi kriteria berikut: 2.1. Uji Signifikan Simultan Uji F Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel - variabel independen X secara simultan bersama - sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen Y.Uji simultan dengan uji F ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila F hitung F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen 59 dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 5, jika nilai F hitung F tabel maka secara bersama - sama seluruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 untuk tingkat signifikansi= 5, maka variabel independen secara bersama - sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05 maka variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 49 2.2. Uji Signifikan Parsial Uji t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel individu independen secara individu dalam menerangkan variabel dependen. Apabaila t hitung t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima,yang berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 5. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 untuk tingkat signifikansi = 5 , maka variabel independen secara satu persatu berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05 maka variabel independen secara satu persatu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 49 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit UNDIP, 2009, h. 88. 60 2.3. Koefisin Determinasi R 2 Uji Koefisien determinasi bertujuan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat yang dilihat melalui adjusted R 2 . Adjusted R 2 ini digunakan karena variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari dua. Nilainya terletak antara 0 dan 1. Jika hasil yang diperoleh 0, 5, maka model yang digunakan dianggap cukup handal dalam membuat estimasi.

G. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH VARIABEL EKONOMI MAKRO DAN VARIABEL SEKTOR PERBANKAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTOINDONESIA

0 3 24

Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, Pertumbuhan Pembiayaan, dan Ukuran Bank terhadap Pembiayaan Bermasalah Sektor UKM pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Tahun 2009-2012)

0 4 146

Pengaruh perubahan variabel ekonomi makro terhadap perubahan kesehatan perusahaan manufaktur

0 11 126

Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan Periode 2003-2012.

0 3 52

ANALISIS PENGARUH VARIABEL EKONOMI MAKRO TERHADAP SEKTOR INDUSTRI DI INDONESIA (Periode 2006-2013)

0 3 96

PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL BANK TERHADAP PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PASCA KRISIS EKONOMI GLOBAL

0 2 125

PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO EKONOMI TERHADAP PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2011-2015)

8 29 153

PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2013.

0 2 17

PENGARUH ALOKASI PEMBIAYAAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI OLEH PERBANKAN SYARIAH TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI JAWA TIMUR : PERIODE TRIWULANAN TAHUN 2010-2015.

3 7 133

PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR EKONOMI TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 18