Pengertian dan Peranan Industri Manufaktur Klasifikasi Industri Manufaktur

30 Penurunan laba tersebut diakibatkan adanya penurunan pendapatan bagi hasil atau marjin keuntungan Bank Syariah a. Rasio Aktiva Produktif menjadi lebih besar b. Biaya Pencadangan Penghapusan Kredit meningkat c. ROA maupun ROE Bank menurun.

C. INDUSTRI MANUFAKTUR

1. Pengertian dan Peranan Industri Manufaktur

Menurut Undang-Undang RI No.5 Tahun 1984 tentang Perindustrian mengemukakan bahwa industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan bahan jadi menjadi barang yang lebih tinggi untuk penggunaannya. Industri mempunyai peranan penting sebagai sektor pemimpin leading sector. Leading Sector maksudnya adalah dengan pembangunan industri maka akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor lainnya seperti pertanian dan jasa. 17 Pertumbuhan industri yang pesat akan merangsang pertumbuhan sektor pertanian untuk menyediakan bahan-bahan baku bagi industri. Sektor jasapun berkembang dengan adanya industrialisasi tersebut, misalnya berdirinya lembaga-lembaga keuangan, pemasaranperiklanan dan sebagainya. Hal ini menyebabkan munculnya 17 Basuki Pujoalwanto, Perekonomian Indonesia: Tinjauan Historis, Teoritis dan Empiris, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004, hlm.221. 31 peluang kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat daya belinya dimana menunjukkan bahwa perekonomian tumbuh dan sehat.

2. Klasifikasi Industri Manufaktur

Industri dikelompokkan berdasarkan beberapa sudut tinjauan atau pendekatan, antara lain sebagai berikut: 18 1. Industri Berdasarkan Bahan Baku a. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam. b. Industri non ekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasil-hasil industri lain. c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. 2. Industri Berdasarkan Tenaga Kerja a. Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang. b. Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang. c. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang.. 18 Ibid hlm. 215-220. 32 d. Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. 3. Industri Berdasarkan Produksi yang Dihasilkan a. Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu pengolahan lebih lanjut.. b. Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. 4. Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. 5. Industri Berdasarkan Bahan Mentah a. Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang diperoleh dari hasil kegiatan pertanian. b. Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang berasal dari hasil pertambangan. 6. Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat mempermudah dan meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan. 7. Industri Berdasarkan Lokasi Unit Usaha 33 Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan industri. Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi: a. Industri berorientasi pada pasar market oriented industri b. Industri berorientasi pada tenaga kerja employment oriented industri c. Industri berorientasi pada pengolahan supply oriented industri d. Industri berorientasi pada bahan baku 8. Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain footloose industri , yaitu Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. 9. Industri Berdasarkan Proses Produksi a. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. b. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen 10. Industri Berdasarkan Barang yang Dihasilkan a. Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi lainnya. 34 b. Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk dikonsumsi. 11. Industri Berdasarkan Modal yang Digunakan a. Industri dengan Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN, yaitu industri yang memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional dalam negeri. b. Industri dengan Penanaman Modal Asing PMA, yaitu industri yang modalnya berasal dari penanaman modal asing. c. Industri dengan modal patungan join venture, yaitu industri yang modalnya berasal dari hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. 12. Industri Berdasarkan Subyek Pengelola a. Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat. b. Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara yang dikenal dengan istilah BUMN, 13. Industri Berdasarkan Cara Pengorganisasian Cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: modal, tenaga kerja, produk yang dihasilkan, dan pemasarannya. a. Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil, teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan keluarga, produknya masih sederhana, dan 35 lokasi pemasarannya masih terbatas berskala lokal. Misalnya: industri kerajinan dan industri makanan ringan. b. Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relative besar, teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang, tenaga kerja tidak tetap, dan lokasi pemasarannya relative lebih luas berskala regional. Misalnya: industri bordir, industri sepatu dan industri mainan anak-anak. c. Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar, teknologi canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banyak dan terampil, pemasarannya berskala nasional atau internasional. Misalnya: industri barang-barang elektronik, industri otomotif, industri transportasi. Sedangkan industri yang tergabung kedalam industri manufaktur berdasarkan pengelompokkan pembiayaan yang dilakukan pada Bank Syariah di Indonesia antara lain: 19 Industri Makanan dan Minuman; Industri Pengolahan Tembakau; Industri Tekstil; Industri Pakaian Jadi; Industri Kulit dan Alas Kaki; Industri Kayu, Barang dari Kayu, Anyaman; Industri Kertas; Industri Penerbitan, Percetakan; Industri Pengilangan Minyak; Industri Kimia; Industri Karet; Industri Barang Galian Bukan Logam Gelas, Proselin; Industri Logam Dasar; Industri Barang dari Logam; Industri 19 Pedoman Penyusunan Laporan Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan Bulanan BUS dan UUS hlm. 1805-1824 36 Mesin; Industri Peralatan Kantor; Industri Mesin Listrik; Industri Radio, TV, dan Peralatan Komunikasi; Industri Peralatan Kedokteran; Industri Kendaraan Bermotor.

D. MAKRO EKONOMI

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH VARIABEL EKONOMI MAKRO DAN VARIABEL SEKTOR PERBANKAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTOINDONESIA

0 3 24

Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, Pertumbuhan Pembiayaan, dan Ukuran Bank terhadap Pembiayaan Bermasalah Sektor UKM pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Tahun 2009-2012)

0 4 146

Pengaruh perubahan variabel ekonomi makro terhadap perubahan kesehatan perusahaan manufaktur

0 11 126

Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan Periode 2003-2012.

0 3 52

ANALISIS PENGARUH VARIABEL EKONOMI MAKRO TERHADAP SEKTOR INDUSTRI DI INDONESIA (Periode 2006-2013)

0 3 96

PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL BANK TERHADAP PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PASCA KRISIS EKONOMI GLOBAL

0 2 125

PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO EKONOMI TERHADAP PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2011-2015)

8 29 153

PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2013.

0 2 17

PENGARUH ALOKASI PEMBIAYAAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI OLEH PERBANKAN SYARIAH TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI JAWA TIMUR : PERIODE TRIWULANAN TAHUN 2010-2015.

3 7 133

PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR EKONOMI TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 18