45
b. Inflasi dalam Ekonomi Islam
Dalam ekonomi Islam tidak dikenal dengan inflasi, karena mata uang yang dipakai adalah dinar dan dirham yang mana mempunyai nilai yang stabil
dan dibenarkan oleh Islam – namun dinar dan dirham disini adalah dalam artian
yang sebenarnya yaitu yang dalam bentuk emas maupun perak bukan dinar- dirham yang sekedar nama. Adiwarman Karim mengatakan bahwa Syekh An-
Nabhani memberikan beberapa alasan mengapa mata uang yang sesuai itu adalah dengan menggunakan emas, antara lain:
36
- Islam telah mengaitkan emas dan perak dengan hukum yang baku dan tidak berubah-ubah, ketika Islam mewajibkan diyat, maka yang dijadikannya
sebagai ukurannya adalah dalam bentuk emas, - Rasulullah SAW telah menetapkan emas dan perak sebagai mata uang dan
beliau menjadikan hanya emas dan perak sebagai standar uang, - ketika Allah SWT mewajibkan zakat uang, Allah telah mewajibkan zakat
tersebut dengan nisab emas dan perak, - hukum hukum tentang pertukaran mata uang yang terjadi dalam transaksi
uang hanya dilakukan dengan emas dan perak, begitu pun dengan transaksi lain yang dinyatakan dalam emas dan perak.
Lebih lanjut dalam perekonomian Islam untuk menjaga stabilitas tingkat harga ada beberapa hal yang dilarang yaitu:
36
Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis, Jakarta: Kencana, 2008, hlm.189
46 - permintaan yang tidak riil. Permintaan uang hanya untuk keperluan transaksi
dan berjaga-jaga, - penimbunan mata uang,
- transaksi tallaqi rukban, yaitu mencegat penjual dari kampung atau daerah pinggiran diluar kota untuk dijual kembali di pusat kota demi mendapatkan
keuntungan dari ketidakpastian harga. - segala bentuk riba.
3.3 Suku Bunga BI Rate
a. Suku Bunga dalam Ekonomi Konvensional
Suku Bunga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar oleh bank danatau nasabah sebagai balas jasa atas transaksi antara bank dan nasabah.
37
Perbedaan harga yang diaplikasikan dengan adanya perbedaan bunga kredit dalam perbankan konvensional dan simpanan yang disebut spread.
Sedangkan Bank Indonesia melalui Rapat Dewan Gubernur bulanan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia menetapkan kebijakan terkait suku
bunga yang disebut BI Rate. Nantinya kebijakan ini akan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan
likuiditas liquidity management di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter.
Konsep dari suku bunga BI Rate ini memang ditujukan pada kegiatan
37
Ismail, Manajemen Perbankan, Jakarta: Kencana, 2011, hlm. 131.
47 operasi perbankan khususnya konvensional. Akan tetapi perbankan syariah
tidak bisa lepas dari pengaruh penetapan BI Rate meski perbankan syariah tidak menggunakan instrumen suku bunga.
Sesuai dengan teori penetapan marjin keuntungan dan nisbah bagi hasil pembiayaan bank syariah dimana dalam penetapan marjin dan nisbah,suku
bunga perbankan konvensional dalam hal ini BI Rate digunakan sebagai salah satu rujukan oleh ALCO Asset Liabilities Commitee Bank Syariah.
Teori Penetapan Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan Bank Syariah: 1.
Referensi Tingkat Marjin Keuntungan a.
Direct Competitor’s Market Rate DCMR: DCMR merupakan tingkat marjin keuntungan rata-rata perbankan syariah yang ditetapkan dalam
rapat ALCO Bank Syariah. b.
Indirect Competitor’s Market Rate ICMR: ICMR merupakan tingkat suku bunga perbankan konvensional.
c. Expected Competitive Return for Investors ECRI: ECRI adalah
target bagi hasil kompetitif yang diharapkan dapat diberikan kepada dana pihak ketiga.
d. Acquiring Cost: Biaya yang dikeluarkan oleh bank yang langsung
terkait dengan upaya memperoleh dana pihak ketiga. e.
Overhead Cost: Biaya yang dikeluarkan oleh bank yang tidak langsung terkait dengan upaya memperoleh dana pihak ketiga.
2. Perkiraan Tingkat Keuntungan Bisnis yang Dibiayai
48 Perkiraan ini dihitung berdasarkan pertimbangan perkiraan
penjualan, lama cash to cash cycle, perkiraan biaya-biaya langsun maupun tidak langsung, delayed factor.
38
Seperti yang dijelaskan oleh Karim bahwa apabila bagi hasil pendanaan syariah lebih kecil dari tingkat bunga,
maka nasabah akan beralih menggunakan bank konvensional, sebaliknya pada sisi pembiayaan apabila margin yang dikenakan lebih besar dari
tingkat suku bunga, maka nasabah akan berpaling pada bank konvensional. Oleh karena itu BI Rate digunakan sebagai acuan atau benchmark
penentuan margin keuntungan dan nisbah bagi hasil pembiayaan sehingga bank syariah mampu bersaing dengan bank konvensional.
39
b. Suku bunga dalam perspektif Islam