Pelajaran 3. Kisah Abu Lahab, Abu Jahal, dan Musailamah Al-Kazab .
35
dirinya sebagai nabi. Menghasud anak buahnya untuk memusuhi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya.
2. Nabi Palsu
Musailamah Al-Ka©ab menganggap enteng kenabian Rasulullah saw. Lebih celaka lagi Musailamah menyebarkan kesesatan, yaitu mengangkat dirinya sebagai
nabi yang penuh dengan kebohongan. Pada suatu hari tanpa diduga, datanglah seorang utusan Musailamah kepada
Rasulullah saw. dengan membawa sepucuk surat, isinya: ”Dari Musailamah
kepada Rasulullah Muhammad. Kemudian ketahuilah, bahwa saya telah diangkat sebagai sekutu anda dalam hal kerasulan, hingga kami beroleh separuh bumi,
sedang bagi kaum Quraisy separuhnya lagi. Tetapi orang-orang Quraisy aniaya.”
Untuk menanggapi surat Musailamah, Rasulullah saw. memberikan jawaban sebagai berikut: “Bismillahi rahmanir rahim, dari Muhammad Rasulullah, kepada
Musailamah si pembohong. Salam bagi orang-orang yang mengikuti petunjuk, kemudian ketahuilah bahwa bumi ini milik Allah, diwariskan-Nya kepada siapa
yang dikehendaki dari hamba-hamba-Nya. Sedang akhir kesudahan akan berada di pihak orang-orang yang bertakwa.”
Mendapat balasan suratnya itu, Musailamah tidaklah semakin sadar, tetapi semakin memusuhi Nabi Muhammad saw. Keinginannya untuk menjadi seorang
nabi itu semakin membuat dirinya membabi buta.
3. Musailamah Pada Masa Khalifah Abu Bakar
Setelah Rasulullah saw. wafat, pimpinan umat Islam dipegang oleh Abu Bakar as-Sidiq. Pada zaman Rasulullah saw., daerah-daerah yang telah ditaklukkan wajib
membayar zakat kepada pemerintah Islam untuk Baitul Maal. Namun setelah pimpinan pemerintahan dipegang Abu Bakar, muncul gerakan menentang pemerintah dipimpin
Musailamah Al-Ka©ab. Mereka tidak mau lagi membayar zakat, bahkan Musailamah Al-Ka©ab juga memproklamirkan sebagai nabi atau nabi palsu.
Abu Bakar segera bertindak memerangi pemberontak, pimpinan Musailamah Al-Ka©ab. Dikirimlah pasukan yang dipimpin Panglima Ikrimah bin Amru bin
Hisyam. Pasukan cadangan dipimpin Panglima Syurahbil bin Hasanah. Karena dirasa kurang, dikirim pasukan pimpinan Khalid bin Walid untuk mengepung
pasukan pemberontak pimpinan Musailamah Al-Ka©ab. Pasukan Khalid bin
Walid mengambil taktik mundur. Melihat pasukan muslim mundur, pasukan munafik masuk dan mengambil harta yang ditinggalkan pasukan Khalid bin Walid.
Pada saat itulah pasukan muslim menyerbu pasukan Musailamah Al-Ka©ab dan berhasil menghancurkannya. Musailamah dan sisa pasukannya bersembunyi di
Al-Hadiqah taman yang dikelilingi pagar tembok. Pasukan muslim sebagian masuk ke taman dan menyerang pasukan Musailamah dan berhasil menumpas
Musailamah dan pasukannya. -
- -
Pendidikan Agama Islam Kelas VI
36
Pasukan muslim mendapat rampasan perang yang banyak dan dibawa ke Madinah. Setelah kejadian itu kabilah-kabilah dari Bani Hanifah segera berbalik
mengangkat bai’at kepada Khalifah Abu Bakar as-Sidiq.
4. Musailamah Wafat
Sebagaimana uraian di atas Abu Bakar telah menyiagakan dan mengerahkan pasukan berani mati ke Yamamah. Di Yamamah,
Musailamah juga telah mempersiapkan pasukan yang cukup besar untuk melawan pasukan kaum muslimin.
Di tengah berkecamuknya peperangan, terdengar kabar yang menggetarkan dan membuat tentara
Musailamah patah semangat. Kabar itu ialah tewasnya Musailamah Al-Ka©ab di tangan Wahsyi seorang bekas budak keturunan Habsyi
Negro, yang sebelum masuk Islam telah menewaskan Hamzah bin Abdul Mutalib, paman Rasulullah saw.
Tatkala Musailamah tewas menemui ajal, dan para pengikutnya berguguran
bagaikan kapas yang bertaburan. Dan kini Musailamah Al-Ka©ab seorang pembohong yang mengaku sebagai nabi palsu itu telah tiada. Kita perlu menjauhi perilaku buruk
dari Musailamah, yaitu suka berbohong dan mengaku sebagai nabi palsu.
1. Carilah buku di perpustakaan tentang kisah Musailamah Al-Ka©ab 2. Kemudian buatlah ringkasan dari kisah tersebut dalam buku tugasmu
‘An ‘Abdill±hi annan-nabiyya ¡allall±hu ‘alaihi wa sallama q±la sib±bul-muslimi fusÀqun wa qit±luhu kufrun
Artinya :
Dari Abdillah bin Amr, sesungguhnya Nabi saw. bersabda: “Melaknat seorang muslim adalah perbuatan fasik, sedangkan membunuhnya adalah kufur.” H.R.
Bukhari No. 46 dan Muslim No. 97
Mutiara Hikmah