Perilaku Dengki Abu Jahal

Pelajaran 4. Menghindari Perilaku Tercela 45 ’Aniz-zubairibnil-‘aww±mi ra«iyall±hu ‘an-hu q±la: q±la rasÀlull±hi ¡allall±hu ‘alaihi wa sallama dabba ilaikum d±’ul-umami qablakum: al-¥asadu wal-bag«±’u, wal-bag«±’u ¥iyal-¥±liqatu ¥±liqatud-d³ni l± ¥±liqatusy-sya’ri Artinya: Dari Zubair bin Awwam r.a. berkata, Rasulullah saw bersabda, “Telah merata kepada kamu penyakit umat sebelum kamu, yaitu dengki dan marah. Dan marah itu bagaikan gunting yang mencukur agama, tidak mencukur rambut.” HR. Ahmad No. 1338 dan Tirmizi No. 2434. Berdasarkan hadis di atas kita harus menjauhi perilaku dengki, sebagaimana perilaku Abu Lahab dan Abu Jahal. Sebab kedengkian Abu Lahab dan Abu Jahal, paman Rasulullah itu telah menjerumuskan mereka ke dalam kerugian yang besar, yaitu rugi di dunia dan di akhirat kelak.

B. Menghindari Perilaku Bohong Seperti

B. Menghindari Perilaku Bohong Seperti Musailamah Al-Ka©ab

Musailamah Al-Ka©ab Musailamah Al-Ka©ab dikenal dengan nabi palsu dalam sejarah Islam. Ia dikenal sebagai seorang yang pembohong besar, sehingga dijuluki Al-Ka©ab artinya pembohong kelas berat. Bohong berarti memberi kabar yang tidak benar. Kalau orang sudah berani memberi kabar bohong tentang Rasulullah, maka ia dikategorikan telah keluar dari Islam. Begitupun yang terjadi pada diri Musailamah Al-Ka©ab. Pada masa khalifah Abu Bakar, usaha yang paling berat adalah memberantas orang-orang murtad, memberantas para pendusta, nabi palsu, termasuk Musailamah Al-Ka©ab. Suka bohong akan menghilangkan rasa kepercayaan, yang berarti akan menghilangkan kepercayaan suatu bangsa. Berbohong adalah karakter orang munafik. Rasulullah saw. bersabda: Pendidikan Agama Islam Kelas VI 46 ‘An ab³ hurairata anna rasulull±h sallallahu ‘alaihi wa sallama q±la: ² yatul mun±fiqi sal±sun iz± ¥addasa ka©aba wa iza wa’ada akhlafa wa iza ‘ tumina kh±na Artinya: Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Ciri-ciri orang munafik itu ada tiga, yaitu, ”Apabila berbicara ia berbohong, apabila ia berjanji mengingkari, dan apabila dipercaya dia berkhianat.” HR. Muslim No. 89. Orang munafik sangat merugikan kehidupan bermasyarakat, karena dapat menimbulkan pertentangan dan kerusakan. Orang yang suka berbohong tidak lagi dipercaya oleh teman, dan orang lain. Dengan alasan apapun, orang sulit mempercayainya. Begitu pula dengan Musailamah Al-Ka©ab. Setelah mengetahui, bahwa Musailamah suka berbohong, pengikutnya tidak mau mempercayai kata- katanya lagi. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa orang-orang munafik akan disiksa oleh Allah. Bahkan mereka ditempatkan di dasar api neraka. Allah berfirman: Innal-mun±fiq³na fid-darkil-asfali minan-n±ri, wa lan tajida lahum na¡³r±n. Artinya: Sungguh, orang-orang munafik itu ditempatkan pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka. Q.S. An-Nisa’4: 145 Jadi, bohong termasuk perilaku orang munafik dan merupakan akhlak mazmumah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yang berkaitan dengan perilaku bohong a. Sesuai sabda Rasulullah, bahwa orang yang suka berbohong tergolong orang munafik. b. Berbohong biasanya dilakukan untuk menutupi kesalahan atau kekurangannya. c. Perkataan bohong akan menjadi kebiasaan dan lama-kelamaan semua kebohongannya akan diketahui orang lain. d. Dengan kebiasaan berbohong, orang-orang tidak akan mempercayai perkataannya, walau yang dikatakan itu ada benarnya. e. Orang yang suka berbohong akan dijuluki Al-Ka©ab, artinya pendusta atau pembohong. Oleh sebab itu kita harus menjauhi perilaku bohong, sebab kebohongan itu akan merugikan diri sendiri maupun orang lain. Cara menghindari perilaku bohong antara lain: a. Sebelum berkata, terlebih dahulu dipikirkan perkataannya mengandung kebohongan atau tidak baik dan buruknya berbohong. b. Jika ada kawan yang berbohong, bila kita mengetahui sebaiknya memberi peringatan akibat buruk bagi orang yang berbohong.