Penjelasan Mengartikan Surah Al-M±idah ayat 3
Pendidikan Agama Islam Kelas VI
76
Surah ini dinamakan Al-M±idah hidangan, karena memuat kisah pengikut- pengikut setia Nabi Isa as. Mereka meminta kepada Nabi Isa as agar Allah swt
menurunkan hidangan makanan dari langit untuk mereka. Allah mengharamkan memakan bangkai, darah, daging babi atau daging
hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat untuk
menyembelihnya. Diharamkan juga yang disembelih untuk berhala. Larangan mengundi nasib dengan anak panah, sebab mengundi nasib dengan anak panah
itu suatu kefasikan.
Allah telah menyempurnakan agama Islam dan telah memberikan nikmat kepada Rasulullah, serta agama yang diridai-Nya.
Ibnu Abbas menuturkan, bahwa pada hari Jum’at, setelah Asar, tahun 10 Hijriah, Rasulullah saw. melakukan ibadah haji wada’. Rasulullah menasihati
para sahabat dalam suatu jamaah saat berwukuf di Arafah. Di sela-sela khotbah Rasulullah saw., Malaikat Jibril datang menyampaikan ayat ini berbunyi:
Alyauma akmaltu lakum d³nakum wa atmamtu ‘alaikum ni’mat³ wa ra«³tu lakumul isl±m± d³na n
Artinya:
“ ... Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agama bagimu ... .” H.R. Ibnu
Jarir, Ibnu Mardawaih, dan Tabarani.
Dan barangsiapa yang terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Surah Al-M±idah terdiri dari 120 ayat, tergolong surah Madaniyah. Sekalipun ada ayatnya yang turun di Mekah, namun ayat ini diturunkan sesudah Nabi Muhammad
saw. hijrah ke Madinah, yaitu di waktu haji wada’.