Mendatangkan Ahli Syair Abu

Pelajaran 3. Kisah Abu Lahab, Abu Jahal, dan Musailamah Al-Kazab . 33 Keesokan harinya, Abu Jahal membawa batu besar ke Masjidil Haram. Kaum Quraisy disuruh menyaksikan apa yang akan dilakukan. Sewaktu Abu Jahal sudah sampai ke Masjidil Haram, Nabi Muhammad saw. datang mengerjakan salat di Masjidil Haram. Namun beliau tidak mengetahui rencana jahat Abu Jahal. Pada waktu Nabi Muhammad sedang sujud, Abu Jahal mendekatinya dengan membawa batu besar. Tiba-tiba Abu Jahal berbalik dengan ketakutan dan gemetar. Kawan-kawan Abu Jahal bertanya, ”Mengapa engkau hai Abu Jahal, mengapa tidak jadi melempar Muhammad?” Abu Jahal bercerita kepada kawan-kawannya, ketika aku sampai di dekat Muhammad, tiba-tiba aku melihat seekor unta yang sangat besar yang siap menerjang. Aku takut, karena selama hidupku, belum pernah melihat unta sebesar itu. Aku takut mati diterjang unta itu. Kawan-kawan Abu Jahal heran, karena mereka tidak melihat ada unta besar dekat Muhammad. Akhirnya, selamatlah Nabi Muhammad sampai selesai mengerjakan salatnya.

b. Melempari Nabi Muhammad dengan najis

Pada suatu hari Nabi Muhammad saw. dan para sahabat sedang salat berjamaah di Masjidil Haram. Abu Jahal dan kawan-kawannya juga ada di Masjidil Haram. Ketika Nabi Muhammad sedang salat, Abu Jahal melemparinya dengan kotoran atau najis, tetapi tidak mengenai Nabi Muhammad saw. Abu Jahal tertawa dan mengejek Nabi Muhammad serta pengikutnya. Para sahabat Nabi tidak berani membuang kotoran itu. Hal ini terdengar oleh putri Nabi, Fatimah, dan membersihkan kotoran yang berbau busuk itu. Fatimah sangat sedih ayahnya dihina orang-orang kafir Quraisy seperti itu. Kemudian Rasulullah saw. melanjutkan salatnya kembali. Beliau berdoa: “Ya Allah, kepada Engkau-lah kami menyerahkan keadaan kaum Quraisy.” Doa itu diulang berkali-kali oleh Nabi Muhammad saw., dan Allah mengabulkannya dengan menyelamatkan dari ancaman kaum kafir Quraisy.

c. Membujuk Nabi Muhammad saw.

Berbagai teror dan ancaman kaum kafir Quraisy untuk menghentikan dakwah Nabi Muhammad tidak pernah berhasil. Kaum kafir Quraisy kehilangan segala daya dan upayanya. Akhirnya menawarkan kepada Nabi Muhammad untuk bekerja sama, yaitu bergantian untuk menyembah Tuhan Muhammad dan Tuhan orang kafir Quraisy, yaitu berhala. Mereka berkata: ”Hai Muhammad, jika engkau menginginkan supaya kami menyembah Tuhan engkau itu, asal engkau menyembah pula kepada Tuhan kami.” Tentu saja tawaran itu ditolak oleh Nabi Muhammad saw. Demikianlah usaha Abu Lahab dan Abu Jahal terhadap dakwah Rasulullah, tiada henti-hentinya, hingga Rasulullah dan sahabatnya hijrah ke Madinah.