Kegiatan inti Pelaksanaan Pembelajaran PAI berbasis Kurikulum 2013

27 moral dan perilaku dilakukan di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan yang terjadi selama belajar di sekolah dan di luar dalam kegiatan kulikuler dan ekstrakulikuler terjadi proses pembelajaran untuk mengembangkan moral dan prilaku yang terkait dengan sikap. Itulah gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013. Dengan menggunakan berbagai pendekatan dan model pembelajaran harapannya tujuan pembelajaran lebih mudah tercapai. Dengan kata lain kompwtwnsi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dapat tertanam dengan baik di benak peserta didik setelah mereka menempuh kegiatan pembelajaran. 27

c. Kegiatan akhir

Kegiatan akhir atau penutup adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengakhiri proses pembelajaran. Kegiatan ini dapat dimanfaatkan oleh guru untuk menarik kesimpulan tentang materi pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. Guru dan peserta didikk melakukan refleksi dan evaluasi untuk melihat tingkat keberhasilan pembelajaran. Waktu yang dapat digunakan untuk kegiatan penutup ialah 10 menit terakhir. Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan oleh guru dan peserta didik pada saat kegiatan akhir ini ialah sebagai berikut. 1 Menarik kesimpulan terhadap seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama-sama menemukan manfaat langsung maupun tdiak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung. 2 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 3 Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok. 27 M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SDMI, SMPMTS, SMAMA, Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014, cet. Ke-1, h.184-186 28 4 Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. 28

5. Model atau Metode Pembelajaran yang dapat Diterapkan pada

Kurikulum 2013 Ada bebrapa model atau metode pembelajaran yang dapat membuat peserta didik aktif dan tentunya dapat dijadikan acuan pada proses pembelajaran di kelas untuk kurikulum 2013, antara lain sebagai berikut: a. Metode Pembelajaran Kolaborasi Strategi pembelajaran kolaborasi atau collaboration learning merupakan strategi yang menempatkan peserta didik dalam kelompok kecil dan memberinya tugas di mana mereka saling membantu untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan kelompok. Dan dukungan sejawat, keragaman pandangan, pengetahuan dan keahlian sangat membantu siswa dalam mewujudkan belajar kolaboratif. Strategi yang dapat diterapkan antara lain mencari informasi, proyek, kartu sortir, turnamen, tim quiz dan lain sebagainya. b. Metode Pembelajaran Individual Metode pembelajaran individu atau individual learning memberikan kesempatan kepada peserta didik secara mandiri untuk dapat berkembang dengan baik sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dan strategi yang dapat diterapkan antara lain tugas mandiri, penilaian diri, portofolio, galeri proses dan lain sebagainya. 29 28 M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SDMI, SMPMTS, SMAMA, Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014, cet. Ke-1, h.186-187 29 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapannya, Surabaya: Kata Pena, 2014, cet. Ke-4, h.43 29 c. Metode Pembelajaran Teman Sebaya Ada pendapat yang mengatakan seperti ini,”satu mata pelajaran benra- benar dikuasai apabila seorang peserta didik mampu mengajarkan kepada pesera didik lain”. Dengan mengajar teman sebaya peer learning memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik. Dan tentunya pada waktu yang bersamaan, ia menjadi narasumber bagi temannya. Strategi yang dapat diterapkan antara lain: pertukaran dari kelompok ke kelompok, belajar melaui jigsaw, studi kasus dan proyek, pembacaan berita, penggunaan lembar kerja, dan lain sebagainya. d. Model Pembelajaran Sikap Aktivitas belajar afektif atau affective learning membantu peserta didik untuk menguji perasaan, nilai, dan sikap-sikapnya. Strategi yang dikembangkan dalam model pembelajaran ini di desain untuk menumbuhkan kesadaran akan perasaan, nilai dan sikap peserta didik. Strategi yang dapat diterapkan antara lain: mengamati sebuah alat bekerja, penilaian diri dan teman, demonstrasi, mengenal diri sendiri, possisi penasihat. 30 e. Model Pembelajaran Bermain Permainan game sangat berguna untuk membentuk kesan dramatis yang jarang peserta didik lupakan. Humor atau kejenakaan merupakan pintu pembuka simpul-simpul kreativitas, dengan latihan lucu, tertawa, tersenyum peserta didik akan mudah menyerap pengetahuan yang diberikan. Permainan akan membangkitkan energi dan keterlibatan belajar peserta didik. Srategi yang dapat diterapkan antara lain: tebak gambar, tebak kata, tebak benda dengan sticker yang ditempel dipunggung lawan, teka-teki, sosio drama, dan bermain peran. 30 Ibid, h.44 30 f. Model Pembelajaran Kelompok Model pembelajaran kelompok coorative learning sering digunakan pada setiap kegiatan belajar-mengajar karena selain hemat waktu juga efektif, apalagi jika metode yang diterapkan sangat memadai untuk perkembangan peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain: proyek kelompok, diskusi terbuka, bermain peran. 31 g. Model Pembelajaran Mandiri Model pembelajaran mandiri independent learning peserta didik belajar atas dasar kemampuan sendiri dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki dengan memfokuskan dan mempertimbangkan keinginan. h. Model Pembelajaran Multimodel Pembelajarn multimodel dilakukan dengan maksud akan mendapatkan hasil yang optimal dibandngkan dengan hanya satu model. Strategi yang dikembangkan dalam pembelajaran ini adalah proyek, modifikasi, demonstrasi, dan lain sebagainya. 32

6. Pengertian Penilaian dan Penilaian Autentik

Pada kurikulum 2013, siswa tidak lagi menjadi obyek dari pendidikan, tapi justru menjadi subyek dengan ikut mengembangkan tema dan materi yang ada. Dan dengan adanya perubahan ini, tentunya berbagai standar dalam komponen pendidikan akan mengalami perubahan. Mulai dari standar isi, standar proses maupun standar kompetensi lulusan, dan bahkan standar penilaianpun juga mengalami perubahan. Ada dua macam penilaian, diantaranya: 31 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapannya, Surabaya: Kata Pena, 2014, cet. Ke-4, h.44 32 Ibid, h.44-45