19
Ketiga  ranah  komperensi  tersebut  memiliki  lintasan  perolehan  proses psikologis  yang  berbeda.  Sikap  diperoleh  melalui  aktivitas  “menerima,
menjalankan,  menghargai,  menghayati,  dan  mengamalkan”.  Pengetahuan
diperoleh  melalui  akt ivitas  “mengingat,  memahami,  menerapkan,  menganalisis,
mengevaluasi, mencipta”. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati, menanya,  mencoba,  menalar,  menyaji,  dan  mencipta”.  Penjelasan  ini  secara
umum dapat digambarkan sebagai berikut:
SIKAP PENGETAHUAN
KETERAMPILAN
Menerima Mengingat
Mengamati Menjalankan
Memahami Menanya
Menghargai Menerapkan
Mencoba Menghayati
Menganalisis Menalar
Mengamalkan Mengevaluasi
Menyaji Mencipta
Baik  kompetensi  sikap,  pengetahuan,  maupun  keterampilan  harus  berjalan secara  seimbang  sehingga  peserta  didik  mampu  memiliki  ketiga  kompetensi
tersebut.  Harapannya  setelah  seesai  menempuh  bangku  pendidikan  peserta  didik mempunyai kemampuan hard skill dan soft skill yang mempuni. Kemampuan ini
yang akan menjadi dasar dalam menentukan keberhasilan di mana dan kapan pun peserta didik berada.
18
2. Penilaian
Terakhir yang menjadi karakteristik pembeda dengan kurikulum sebelumnya ialah  pendekatan  penilaian  yang  digunakan.  Pada  Kurikulum  2013  proses
penilaian  pembelajaran  menggunakan  pendekatan  penilaian  otentik  authentic
18
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SDMI, SMPMTS, SMAMA, Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014, cet. Ke-1, h.178
20
assessment. Sementara  pada kurikulum KTSP penilaian lebih cenderung parsial dan  sepotong-potong.  Artinya,  yang  lebih  dominan  dalam  penilaian  ialah
berhubungan  kognitif  atau  hanya  melihat  hasil  tes  tertulis  yang  dikerjakan  oleh peserta  didik  sehingga  untuk  persiapan  dan  proses  pembelajaran  peserta  didik
kurang mendapatkan perhatian maksimal. Penilaian otentik ialah penilaian secara utuh, meliputi kesiapan peserta didik,
proses,  dan  hasil  belajar.  Keterpaduan  penilaian  ketiga  komponen  tersebut  akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik atau bahkan
mampu  menghasilkan  dampak  instruksional  instructional  effect  dan  dampak pengiring nurturant effect dari pembelajaran. Dengan kata lain, penilaian otentik
ini  dapat  lebih  mudah  membantu  para  guru  dalam  mengetahui  pencapaian kompetensi  peserta  didik  yang  meliputi,  sikap,  pengetahuan,  dan  keterampilan.
Sebab,  untuk  ketiga  kompetensi  tersebut  ada  instrument  penilaian  masing- masing.
19
4. Pelaksanaan Pembelajaran PAI berbasis Kurikulum 2013
Menurut  Permendikbud  81A  Tahun  2013  dijelaskan  bahwa  kegiatan pembelajaran  merupakan  proses  pendidikan  yang  memberikan  kesempatan
kepada  peserta  didik  untuk  mengembangkan  potensi  mereka  menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan,
dan  keterampilan  yang  diperlukan  dirinya  untuk  hidup  dan  untuk bermasyarakat,  berbangsa,  serta  berkontribusi  pada  kesejahteraan  hidup  umat
manusia.  Oleh  karena  itu,  kegiatan  pembelajaran  diarahkan  untuk memberdyakan  smua  potensi  peserta  didik  menjadi  kompetensi  yang
diharapkan.
19
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SDMI, SMPMTS, SMAMA, Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014, cet. Ke-1, h.179
21
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang lebih menekankan untuk  tercapainya  kompetensi  sikap,  pengetahuan,  dan  keterampilan  yang
semua  terangkum  dalam  kompetensi  hardskill  dan  softskill.  mengacu  pada ketiga  kompetensi  tersebut,  dalam  pelaksanaan  pembelajaran  pun  harus
disetting  sedemikian  rupa  sehingga  apa  yang  menjadi  tujuan  utama pembelajaran  dapat  tercapai.  Berkenaan  dengan  hal  ini  ada  beberapa  prinsip
harus  diperhatikan  bersama  oleh  para  guru  dalam  melaksanakan pembelajaran,
diantaranya: 1
berpusat pada
peserta didik,
2 mengembangkan  kreativitas  peserta  didik,  3  menciptakan  kondisi
menyenangkan  dan  menantang,  4  bermuatan  nilai,etika,estetika,logika  dan kinestetika,  5  menyediakan  pengalaman  belajar  yang  beragam  melalui
penerapan  berbagai  strategi  dan  metode  pembelajaran  yang  menyenangkan, kontekstual,  efektif,  efisien,  dan  bermakna.  Berpusat  pada  peserta  didik
maksudnya pembelajaran harus dirancang bahwa yang menjadi subjek belajar adalah  peserta  didik,  sedangkan  guru  hanyalah  berperan  sebaagai  fasilitator
dan  salah  satu  sumber  belajar  bagi  peserta  didik.  Jadi,  dalam  pelaksanaan pembelajaran  peserta  didiklah  yang  harus  lebih  aktif  untuk  mendapatkan
informasi-informasi  atau  pengetahuan  baru  pada  saat  proses  pembelajaran berlangsung.
20
Mengembangkan  kreatifitas  peserta  didik  dapat  dimaknai  bahwa pelaksanaan  pembelajaran  harus  dapat  menumbuhkan  motivasi  peserta  didik
untuk  terus  belajar  dan  berkreatifitas.  Keadaan  seperti  ini  menuntut  guru untuk  lebih  kreatif  dan  profesional  dalam  melaksanakan  pembelajaran
bersama-sama  peserta  didik.  Hal  ini  yang  lebih  utama  guru  harus  mampu memberikan  suntikan  semangat  kepada  peserta  didik  untuk  terus  maju  dan
tidak  pernah  bosan  dalam  mengikuti  proses  pembelajaran.  Menciptakan kondisi  menyenangkan  dan  menantang  artinya  dalam  pelaksanaan
20
Ibid, h.179-180
22
pembelajaran  peserta  didik  harus  dibawa  pada  kondisi  yang  menyenangkan dan  menantang  bagi  dirinya.  Menyenangkan  disini  dimaknai  pembelajaran
harus  menarik  bagi  anak  sehingga  anak  akan  merasa  tertarik  dan  tertantang untuk  mengikuti  serangkaian  pembelajaran  yang  direncanakan  oleh  guru.
Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa belajar tidak pernah akan berhasil dalam  arti  yang  sesungguhnya  bila  dilakukan  dalam  suasana  yang
menakutkan.  Belajar  hanya  akan  efektif  bila  suasananya-suasana  hati  peserta didik-berada dalam kondisi yang menyenangkan. Oleh karenanya, sesulit apa
pun  guru  harus  menciptakan  suasana  yang  menyenangkan  bagi  peserta  didik supaya  materi  pembelajaran  dapat  diterima  dan  dipahami  anal  dengan  lebih
mudah.  Sesulit  apa  pun  materi  pembelajaran,  jika  disampaikan  dengan menyenangkan, peserta didik akan mampu memahaminya.
Menyediakan  pengalaman  bealajar  yang  beragam  melalui penerapan  berbagai  strategi  dan  metode  pembelajaran  yang  menyenangkan,
kontekstual,  efektif,  efisien  dan  bermakna.  Artinya,  dalam  pelaksanaan pembelajaran  diperlukan  berbagai  strategi  dan  metode  pembelajaran  yang
tetap sesuai dengan materi pembelajaran  yang akan diberikan kepada peserta didik.  Strategi  dan  metode  yang  ideal  ialah  strategi  yang  maupun  metode
pembelajaran  yang  menyenangkan,  kontekstual,  efektif,  dan  efisien  serta memiliki  kebenaran  bagi  peserta  didik.  Kembali  berbicara  masalah
pelaksanaan  pembelajaran  tentu  tidak  bisa  terlepas  dari  Rencana  Pelaksaan Pembelajaran  RPP  yang  dibuat.  Sebab,  RPP  merupakan  gambaran  atau
perencanaan  singkat  tentang  pembelajaran  yang  akan  dilaksanakan.  Dengan kata  lain,  RPP  adalah  acuan  utama  dalam  melaksanakan  pembelajaran.  Oleh
23
karenanya,  seorang  guru  wajib  mempersiapkan  RPP terlebih  dahulu  sebelum melaksanakan pembelajaran.
21
a. Kegiatan awal
Kegiatan  awal  merupakan  kegiatan  pendahuluan  sebelum  memasuki  inti pembelajaran.  Biasanya  alokasi  waktu  untuk  kegiatan  pendahuluan  ialah  15
menit. Pada kegiatan ini yang dapat dilakukan oleh guru ialah sebagai berikut. 1
Menyiapkan  peserta  didik  secara  psikis  dan  fisik  untuk  mengikuti pembelajaran.
2 Mengawali dengan membaca doa pembuka pembelajaran dan salam.
3 Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi  yang sudah dipelajari
dan terkait materi yang akan dipelajari. 4
Mengantarkan  peserta  didik  kepada  suatu  permasalahan  atau  tugas  yang akan  dilakukan  untuk  mempelajari  suatu  materi  dan  menjelaskan  tujuan
pembelajaran atau KD yang akan dicapai. 5
Menyampaikan  garis  besar  cakupan  materi  dan  penjelasan  tentang kegiatan  yang  akan  dilakukan  peserta  didik  untuk  menyelesaikan  suatu
permasalahan atau tugas. 6
Memberikan  motivasi  belajar  peserta  didik  secara  kontekstual  sesuai manfaat  dan  aplikasi  materi  ajar  dalam  kehidupan  sehari-hari,  dengan
memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional, dan internasional.
22
Dalam kegiatan pendahuluan ini bertujuan untuk menyiapkan peserta didik  secara  psikis  dan  fisik  untuk  mengikuti  proses  pembelajaran,
mengajukan  pertanyaan-pertanyaan  yang  mengaitkan  pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
23
21
M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SDMI, SMPMTS, SMAMA, Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014, cet. Ke-1, h.182
22
Ibid, h.182-183
23
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dan Sukses ddalam Sertifikasi Guru, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007, h.236