Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 Kurikulum 2013

15

B. Implementasi Pembelajaran PAI Berbasis Kurikulum 2013

1. Pengertian Implementasi

Implementasi merupakan proses atau aktifitas untuk memastikan terlaksananya suatu rencana yang sudah disusun dan tercapainya rencana tersebut. Kata implementasi secara sederhana berarti pelaksanaan atau penerapan begitu juga menurut kamus besar Bahasa Indonesia implementasi adalah “pelaksanaan, penerapan”. 13 Hal serupa juga dijelaskan oleh Susilo implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap. Dalam Oxford Advance Learner Dictionary dikemukakan bahwa implementasi adalah “ put something into effect” penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak. 14 Dapat disimpulkan bahwa kata implementasi adalah suatu tindakan, aksi, pelaksanaan dari suatu rencana atau program-program yang telah disusun secara terstruktur dan sistematis. Pada umumnya implementasi ini akan bermuara kepada aktifitas yang dilakukan sesuai dengan metode, langkah-langkah dan rambu-rambu atau juga peraturan-peraturan guna untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Implementasi Pembelajaran PAI berbasis Kurikulum 2013 dalam

Proses Belajar Mengajar Kurikulum 2013 berbeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Sebab, Implementasi pembelajaran kurikulum 2013 ini lebih menggunakan pendekatan scientific ilmiah dan tematik integratif. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, 13 Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gitamedia Press, 2007, edisi 3, h.123 14 Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan Manajemen pelaksanaan dan kesiapan sekolah menyongsongnya, Yogyakarta: PT Bumi Askara, 2009, h.174 16 menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu, setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. 15

3. Karakteristik Pembelajaran Kurikulum 2013

Dalam pembelajaran Kurikulum 2013 terdapat karakteristik yang menjadi ciri khas pembeda dengan kurikulum-kurikulum yang telah ada selama ini di Indonesia. Karakteristik Kurikulum 2013 sebagai berikut:

a. Pendekatan pembelajaran

Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran Kurikulum 2013 ialah pendekatan scientific dan tematik-integratif. Pendekatan scientific ialah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran tersebut dilakukan melalui proses ilmiah. Apa yang dipelajari dan diperoleh peserta dilakukan dengan indra dan akal pikiran sendiri sehingga mereka mengalami secara langsung dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Melalui pendekatan tersebut, peserta didik mampu menghadapi dan memecahkan masalah yang dihadapi dengan baik. Pendekatan scientific ialah pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati observing, menanya questioning, mencoba experimenting, menalar associating, dan mengomunikasikan communicating. Kegiatan pembelajaran seperti ini dapat membentuk sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik secara maksimal. Kelima proses belajar secara scientific tersebut diimplementasikan pada saat memasuki kegiatan inti pembelajaran. Dalam 15 M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SDMI, SMPMTS, SMAMA, Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014, cet. Ke-1, h.171 17 kegiatan pembelajaran pendekatan scientific ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 16 KEGIATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN Mengamati observing Melihat, mengamati, membaca, mendengar, menyimak tanpa dan dengan alat. Menanya questioning  Mengajukan pertanyaan dari yang factual sampai ke yang bersifat hipotesis.  Diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri menjadi suatu kebiasaan. Mencoba experimenting  Menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan.  Menentukan sumber data benda, dokumen, buku, eksperimen.  Mengumpulkan data. Menalar associating  Menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan hubungan datakategori.  Menyimpulkan dari hasil analisis data.  Dimulai dari unstructured-uni structure-multi structure-complicated structure. Mengomunikasikan communicating  Menyampaikan hasil konseptualisasi.  Dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar, atau media lainnya. Sementara pendekatan tematik-terintegrasi dimaksudkan bahwa dalam pembelajaran tersebut dibuat per tema dengan mengacu karakteristik peserta didik 16 M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SDMI, SMPMTS, SMAMA, Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014, cet. Ke-1, h.175 18 dan dilaksanakan secara integrasi antara tema satu dengan yang lain maupun antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lain. Dalam konteks ini, setiap guru dituntut lebih kreatif lagi untuk dapat mengintegrasikan mata pelajaran yang diampu oleh orang lain. Dengan demikian, akan terjadi keterpaduan yang seimbang sehingga mampu menghasilkan peserta didik yang memiliki sikap, keterampilan, dan multipengetahuan yang memadai. Dalam kondisi bagaimanapun peserta didik harapannya mampu menghadapi berbagai tantangan global di masa mendatang. 1. Kompetensi lulusan Selanjutnya, yang menjadi karakteristik Kurikulum 2013 adalah kompetensi lulusan. Dalam konteks ini kompetensi lulusan berhubungan dengan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi ini sebenarnya sudah ada pada kurikulum sebelumnya, hanya saja penyebutannya berbeda, misalnya sikap disebut dengan afektif, pengetahuan disebut dengan kognitif, dan keterampilan disebut dengan psikomotorik. Selain itu, titik tekannya berubah terbalik. Artinya, kalau pada kurikulum KTSP yang diutamakan adalah kemampuan pengetahuan kognitif, pada Kurikulum 2013 yang diprioritaskan ialah kemampuan sikap afektif. Penentuan kompetensi ini mengacu pada teori tentang takstonomi tujuan pendidikan yang sudah dikenal secara luas I kalangan para ahli pendidikan. Berdasarkan teori takstonomi tersebut capaian pembelajaran dapat dikelompokkan dalam tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Penerapan teori takstonomi dalam tujuan pendidikan di beri berbagai Negara dilakukan secara adaptif sesuai dengan kebutuhan masing-masing. 17 Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah mengadopsi takstonomi dalam bentuk rumusan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 17 Ibid, h.177